Alumni el Asyi Yang Terus Berkontribusi

Doc. Buletin el Asyi

Oleh : Mubashirullah bin Musa, Lc

Tidak terasa usia el Asyi sudah mencapai angka ke-25. Sebuah perjalanan yang tak bisa disebut biasa. Rentang masa yang sudah mencapai seperempat abadnya. Alhamdulillah atas karunia dari Yang Maha Kuasa, buletin milik KMA ini masih mampu bertahan dan eksis sampai melewati beberapa masa dan berganti belasan pimrednya. Saat sebagian buletin lain mungkin sudah sirna atau bahkan ada yang masih beroperasi namun sudah tak mampu menghidupkan “domestiknya”. Terlebih lagi ditengah mengguritanya berita-berita dari dunia maya. Yang tentu akan mengikis banyak media yang berbentuk cetakan terutama buletin dan majalah. Maka sekali lagi, inilah anugerah yang luar biasa dari Sang Pencipta untuk KMA.

Penulis
Masih terekam jelas dalam memori kami, bagaimana penat dan lelahnya membuahkan satu edisi dari elAsyi kehadapan para pembaca. Dimulai dari rapat yang terkadang sangat lama karena ide tak kunjung-kunjung tiba. Diteruskan dengan menentukan siapa yang akan menjadi narasumber pada setiap kolom dan segmennya. Terkadang bahkan para PJ harus berjibaku sendirian jika narasumber yang diminta untuk menulis tak mampu memenuhi tenggat masa. Disinilah terkadang kesempatan  para kru el Asyi mengasah kemampuan menulisnya dalam momen meukarat.

Ada juga kisah kru yang selama bergabung di el Asyi, namun tulisannya hanya satu dua saja. Ada yang bahkan ingin mengundurkan diri karena malu tak mampu menulis apa-apa. Namun sokongan para kru lainnya serta para anggota KMA menjadi penyemangat untuk bertahan. Sekali lagi, di el Asyi bukan semua kumpulan para penulis handal. Di el Asyi kami hanya mencoba berkontribusi, berbagi dan memberi.

Masih jelas juga dalam kenangan bagaimanaproses menanti el Asyi yang sudah dalam tahap cetak. Menunggu di Syaima’ yang sampai tengah malam. Bahkan harus menggerutu jika ‘ammu Syaima’ mengatakan “bukrah insya Allah.”

Setelah el Asyi sampai ke tangan para kru, mulailah tugas berikutnya mendistribusikan kepada para pembaca setia. Disini juga bukan hal mudah. Terkadang ada nada-nada miring yang harus kami dengar. Terkadang ada kata-kata sindir yang harus kami terima. Saat mendistribusikan el Asyi ke tangan para pembaca, tak jarang kami mendengar ocehan, “Aduh layout-nya jelek kali,” “Pilihan warnanya kurang bagus ya,” “Kok lambat kali terbitnya,” “Masak pembahasannya tentang ini,” dan sebagainya.

Itu semua menjadi pembelajaran yang sangat istimewa. Terlalu istimewa malah. Membuat kita sadar bagaimana arti sebuah pengorbanan. Dan itu akan mengantarkan kami belajar makna kedewasaan.

Alhamdulillah manis pahitnya di el Asyi membawa kenangan tersendiri pada jiwa-jiwa alumni. Dan ini membawa dampak yang luar biasa saat kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Pembelajaran ikhlas, siap menerima kritikan, di-bully, kami dapatkan di el Asyi. Maka oleh karenanya para alumni el Asyi terus berkarya dan berkontribusi meski tidak semua dalam bentuk tulisan dan opini.

Dari barisan para senior, Ada Tgk. Dr. Fachrul yang eksis sebagai dosen di Samarinda. Ada Tgk. Abdul Hamid Usman yang beberapa waktu lalu berkunjung ke KMA yang luar biasa aktivitasnya di Jakarta. Ada Tgk. T. Azhar sang pujangga yang sudah punya beberapa karya dan pernah jadi dai di Australia. Ada Tgk. Husni Mubarak yang sudah sering menjadi panelis dalam seminar-seminar berskala internasional. Ada juga Tgk. Adnan yang sudah menjadi diplomat di Saudi Arabia.

Selanjutnya barisan semi senior, kita akan melihat sepak terjang Tgk. Zaini Bakri di Gayo Lues. Ada juga Tgk. Barusdi Anhar yang aktif mengajar. Tgk. RizaFadhli yang juga dalam diam terus berkarya di Aceh Utara. Tgk. Ihsan Mahmud yang masih asikmasyuk dengan kitab-kitab sembari berdagang di kota Lhokseumawe, menikmati masa sendiri.Tgk. T. Miftahul Heldra Sandiza yang sudah jadi Widyaswara di Badan Arsip Negara. Tgk. Yermizal yang masih setia di LPSDM Aceh tapi masih menyempatkan masa mengajar di Oemar Diyan. Ada juga sang fenomenal Tgk. Hilal Nasruddin yang sangat aktif dan masif di dunia maya.

Sedangkan generasi selanjutnya kami rasa tidak mungkin kami menyebutkannya, karena sebagian mereka masih bahagia di Negeri Anbiya. Masih ada Tgk. Natuah, Khalid, Muhib yang saya yakin kontribusi untuk KMA dan el Asyi tak perlu diragukan lagi. Tapi jangan lupakan karya Tgk. Abdul Hamid yang beberapa waktu ke depan akan menjadi pembicara di Yogyakarta. Ingat juga novel-novel Tgk. Ahmad Faqih. Tgk. Fakhrrurrzai Mukhtar yang sangat aktif di RIAB. Dan beberapa junior lainnya.

Rasanya tak lengkap jika tidak menyebutkan beberapa akhwat. Sebut saja Tgk. Andriana Sofyan yang aktif di Oriflame namun masih sempat mengejar disertasinya. Ada Tgk. Hajar dan Tgk. Ruhayya yang sangat setia mendampingi suami mereka. Ada Tgk. Syarifah Rahmi yang juga sedang mengejar titel S3 di Malaysia. Tgk. Puspa Rahmayani yang sangat eksis di Dayah Darul Ihsan. Ada Tgk. Erna Dewi yang baru saja menyelesaikan gelar masternya. Juga ada Tgk. Nur Fathanah yang super sibuk kesana dan kemari. Ada Tgk. Maysarah Rahmi yang juga sedang merampungkan disertasinya. Dan ada beberapa lainnya yang kami belum konfirmasi kabar terbarunya.

‘Ala kulli hal, begitulah sepak terjang para alumni elAsyi yang kami ketahui. Kami yakin, kontribusi mereka terhadap keluarga dan umat jauh lebih hebat dan luar biasa daripada yang telah kami sampaikan disini. Oleh karenanya, pada kesempatan yang sangat spesial dan istimewa ini, kami mengucapkan selamat Milad el Asyi yang ke-25. Selamat berkontribusi dan teruslah berkarya.

Masjid Baitul Musyahadah, 07 Maret 2016

*Tulisan ini telah dimuat pada Buletin el Asyi edisi khusus Seperempat Abad


Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top