KMNTB Adakan Seminar tentang Pengaruh Huruf Dhad dalam Membangun Intelektualitas Pelajar Indonesia
Kmamesir.org. 8//2017. Senin, akhir Februari lalu Keluarga Mahasiswa Nusa Tenggara dan Bali (KMNTB) mengadakan seminar dengan tema “Peranan Huruf Dhod Dalam Membangun Intelektualitas Pelajar Indonesia”.
Dengan tema yang semenarik ini, wajar saja jika aula KMNTB dipenuhi para mahasiswa asing bukan hanya dari Indonesia saja, bahkan dari Negara tetangga Thailand.
Tema ini langsung dipilih oleh narasumber sendiri, Dr. Syarafuddin Al-Azhari peraih gelar doktor di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Beliau merupakan pendiri lembaga pendidikan Kawakib Fushaha, wadah untuk mempelajari ilmu-ilmu bahasa Arab beserta cabang-cabangnya.
Acara ini dimulai setelah shalat Zuhur dan dimoderatori oleh Ust. Khairun Nashirin. Dr. Syarafuddin Al-Azhari menjelaskan materinya dengan uslub-uslub yang mudah dipahami para peserta. Hasilnya, mereka sangat antusias mendengarkan pemaparan beliau.
“Anda tidak akan pernah menjadi orang yang alim atau faqih jika tidak memilki kemahiran dalam bahasa Arab. Hal ini bisa dilihat dari perjalanan ulama-ulama terdahulu seperti Imam Syafi’i yang mendalami bahasa Arab sebelum belajar ilmu syar’iyah lainnya. Bahasa Arab sendiri terbagi menjadi dua belas cabang, bukan hanya sekedar nahwu atau sharaf saja. Di antara cabang-cabang bahasa Arab itu ada yang wajib didalami ilmunya, namun ada juga yang tidak terlau wajib didalami seperti ilmu ‘arud,“ jelas beliau.
Selain itu beliau juga membantah mereka yang mengatakan tidak perlu belajar bahasa Arab untuk mengetahui hukum-hukum syariah karena banyak kitab-kitab turats yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
“Saya dapati di kamus Al-Munawwir dan kamus Al-Ashri, masih banyak terjemah yang salah. Kadang-kadang kita paham maksud suatu kata dalam bahasa Arab tapi susah diterjemahkan ke bahasa lain, bahkan bisa terjadi kesalahan jika diartikan. Orang yang hanya baca terjemah atau tidak belajar bahasa Arab, mereka tidak akan pernah merasakan nikmatnya bahasa Arab. Bahasa ini bisa bertahan hingga sekarang karena keberkahan Al-Quran,” Jelas beliau secara gamblang.
Pada sesi tanya jawab, seorang peserta menanyakan alasan dipilihnya tema unik ini untuk seminar. Syekh tersenyum lebar sambil menjawab,
“Huruf dhod merupakan salah satu huruf hijaiyyah yang paling sulit diucapkan karena banyaknya sifat huruf yang terkandung di dalamnya. Bahkan para ulama banyak yang berbeda paham melafalkan huruf ini. Rasullullah bersabda:
أنا أفصح من نطق بالضاد بيد أني من قريش
“Aku adalah orang yang paling fasih menuturkan “dhod” walaupun saya berasal dari Qabilah Quraisy.”
Maksud dari hadis di atas adalah dzikrul juz’I arada bihil kulli (menyebutkan sedikit tapi maksudnya keseluruhan). Jadi kita belajar bahasa Arab secara kaffah, mulai dari dasar hingga ke tahap selanjutnya yang lebih tinggi. Ada tadarruj dari yang paling mudah hingga susah,” ujar beliau lagi.
Acara berakhir dengan mencicipi masakan khas Lombok dan shalat Ashar berjamaah. Sebelum penutupan, Abdullah Fatih selaku Ketua KMNTB memberikan sedikit sambutan penutup acara.
KMNTB sendiri telah mengadakan seminar seperti ini sebanyak lima kali dengan mengundang para Masyayikh seperti Syekh Asyraf, guru tahsin dan tahfidz di Masjid Ja’fari, Syekh Hasan Khatib dan lainya. (MSA)
Posting Komentar