KMA Mesir Adakan Temuramah dan Silaturahmi dengan Rektor IAIN Malikussaleh

DR. H. Hafifuddin Irsyad bersama ketua KMA Tgk. Khalid Muddatstsir (kanan)

Kmamesir.org. (2/05/2017). Senin (1/5), Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) mengadakan acara temuramah dan silaturahim dengan Rektor IAIN Malikussaleh Lhokseumawe, Bapak DR. H. Hafifuddin Irsyad. Acara ini bertujuan untuk menyambung tali silaturrahmi, berdiskusi serta mengupas potensi dan isu-isu yang saat ini sedang marak di Aceh.

Acara yang diadakan di Meuligoe KMA ini, dimulai dengan pembacaan kalam suci ilahi dan kata-kata sambutan oleh ketua KMA Kairo-Mesir. Dalam kata-kata sambutannya, Khalid Mudatstsir mengucapkan ribuan terima kasih kepada Bapak Hafifuddin Irsyad atas waktu dan kunjungan ke Meuligoe KMA. Menurut Khalid, kehadiran beliau sedikit dapat mengobati rasa kerinduan para warga KMA dengan kampung halaman tercinta. 

“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Hafifuddin, selaku ayahanda kami yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengunjungi kami para warga Aceh yang ada di kairo. Tentunya, dengan kedatangan Bapak ke Meuligoe KMA ini, dapat sedikit mengobati rasa rindu kami akan orang tua dan kampung halaman tercinta,” ujarnya. 

Dalam kata-kata sambutannya, Khalid juga meminta nasehat serta wejangan yang ditujukan kepada warga KMA dalam hal menuntut ilmu. serta hal-hal yang akan dihadapi dan harus dipersiapkan khususnya oleh warga Aceh yang ada di kairo, sebelum akhirnya nanti bertolak kembali ke tanah air. 

“Dan kami juga sangat mengharapkan nasehat serta petuah-petuah dari Bapak selaku orang tua kami, yang kiranya dapat kembali membakar semangat kami, para Mahasiswa Aceh yang berada di Mesir ini dalam hal menuntut ilmu. serta kami juga sangat mengharapkan sedikit paparan tentang gambaran umum perihal keadaan serta fenomena yang kerap terjadi di Aceh saat ini, sehingga kami dapat lebih mempersipakan diri, sebelum akhirnya bertolak kembali ke nanggroe tercinta,” tuturnya. 

Dalam pemaparannya, Bapak Hafifuddin menyampaikan bahwa semangat pendidikan di Indonesia terutama di Aceh masih sangat minim, khususnya pendidikan Agama. Ini ditandai dengan masih kurangnya SDM yang mumpuni dalam hal tersebut di setiap daerah. Dalam penyampaiannya beliau sangat menaruh harapan besar kepada para pemuda dan pemudi Aceh, khususnya mahasiswa Aceh yang berada di kairo-Mesir saat ini, sehingga kedepan dapat menggebrak dan menangani permasalahan yang kerap terjadi di Aceh saat ini. 

Dalam penjelasannya, beliau menuturkan, hal tersebut bukanlah suatu perkara yang mudah. Dibutuhkan keseriusan dan waktu yang panjang untuk membangun Aceh yang lebih berjaya dalam bidang pendidikan serta penerapan syariat Islam kedepan yang lebih baik. 

“Jika kita ingin merubah suatu kaum dari suatu keburukan yang telah lama mendarah daging, maka setidaknya kita membutuhkan waktu yang sama panjang sesuai dengan lamanya keburukan tersebut terjadi, agar kita dapat merubah suatu keburukan itu, menjadi suatu kebaikan yang mendarah daging pula. Bahkan saya pernah mendengar Prof. Dr. Ali Juma’ah sendiri mengatakan bahwa setidaknya Aceh memerlukan waktu sedikitnya empat puluh tahun lamanya untuk dapat menggebrak kembali syariat Islam yang kokoh nan bermartabat,” ungkapnya.

Bapak Hafifuddin juga menegaskan, hal tersebut hanya akan terjadi dengan sebuah catatan besar. Dibutuhkannya keseriusan, tekad, serta rasa memiliki yang kuat oleh masyarakat Aceh untuk Aceh itu sendiri. 

“Maka jika Anda bertanya kepada saya, apa yang harus kita lakukan untuk kemajuan masyarakat Aceh kedepan? dan bagaimana caranya? Maka jawabannya adalah wakafkankanlah diri anda lillahi ta’ala! Khususnya dalam pengaplikasian amar ma’ruf nahi mungkar kepada masyarakat, demi kemajuan negeri kita tercinta kedepan,” tegasnya. 

“Dan ingat! Bukan tentang kekuasaan, dan juga bukan tentang tingginya pendidikan anda. Akan tetapi tentang bagaimana ucapan anda dapat masuk dan diterima ke dalam dada orang yang mendengarnya. Maka dari itu, selaku orang yang sedang menuntut ilmu agama, saya sangat berharap dengan sangat kepada kalian semua, jika sekiranya suatu saat kalian pulang ke tanah air dan mau tidak mau akan berhadapan dengan masyarakat. Maka hendaklah terlebih dahulu kalian membaca kondisi, serta isu-isu yang sedang beredar di dalam masyarakat itu sendiri sehingga pengaplikasian amar ma’ruf nahi mungkar pun dirasa nantinya akan lebih mudah kalian jalankan dan juga akan berdampak lebih mudah untuk diterima oleh masyarakat luas. Hal ini tentunya sudah sesuai dengan takaran serta kadar yang dihadapi dan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut,” jelas bapak yang kerap disapa Pak Hafif ini. 

Alhamdulillah, acara yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam ini berjalan dengan lancar dan penuh khidmat. Ini ditandai dengan para hadirin yang begitu larut dan fokus menyimak penyampaian yang sangat berisi dan padat oleh sosok yang ramah serta humoris ini. Acara inipun akhirnya ditutup dengan penyerahan cendera mata oleh ketua KMA, diakhiri sesi foto bersama.(NT)

DR. H. Hafifuddin Irsyad bersama warga KMA di Mesir

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top