Buka puasa bersama masyarakat Aceh di Kairo berjalan meriah





Kmamesir.org. 20/6/2017. Bulan puasa datang dengan berbagai macam warna tersendiri bagi setiap muslim, ada yang melewatinya dengan bekerja sebulan penuh, ada yang mengisi dengan berlajar keilmuan, ada yang bekerja mengurusi keluarga dan ada juga yang melewatinya melalui tidur sampai dikumandangkan takbir tanda lebaran. Dasarnya semua itu bertujuan menggapai rahmat Allah di bulan ramadhan, setiap muslim berhak mengambil ciri khas sendiri dalam aplikasi ibadah baik dengan menjaga kualitas puasanya, bersedekah, shalat, zakat, bersilaturahmi, menghafal ataupun mentadabburi Al Quran. 

Bulan ramadhan identik dengan kumpul bersama keluarga, baik saat sahur dan berbuka. Sangat rugi rasanya jika berada di rumah tapi tidak berhadir saat sahur dan berbuka, karena selain mengajarkan kita akan pentingnya bersabar, puasa juga mengajarkan kita pentingnya silaturrahmi atar anggota keluarga.

Dan bulan puasa menjadi momen tersedih bagi mahasiswa dan perantau yang jauh dari rumah. Ada pepatah Aceh mengatakan, “Jak dum hoe jeut, tapi meugang teutap u rumoh” artinya pergi kemana saja boleh tapi ketika hari meugang (sehari sebelum puasa) harus sudah berada di rumah. Kata bijak di atas lantas membuat kami para penuntut ilmu di negeri entah berantah delima berat, belum lagi merasakan masakan Ibu yang tiada duanya apa lagi hendak berkumpul bersama anggota keluarga lain, mustahil rasanya.

Sudah menjadi kebiasaan warganet memanfaatkan momen bulan ramadhan menjadi ajang unjuk gigi mengeluarkan bakat edit foto demi membuat geram mereka yang tidak bisa berkumpul bersama keluarga.

Masyarakat Aceh yang berdomisili di kairo dan mayoritasnya merupakan pelajar tetap mengadakan buka puasa bersama guna membantah bahwa mahasiswa luar negeri yang rindu masakan ibu tapi tak kunjung tercapai tetap bisa merasakan masakan layaknya hasil jemari-jemari ibu sendiri.

Setelah masa ujian selesai menandakan seluruh kegiatan di KMA mulai diaktifkan. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat KMA mengadakan acara buka puasa bersama terlebih untuk menyambung serta menjaga kembali tali persaudaraan. Di bawah komando Tgk. Khalid Muddatstsir segenap panitia mempersiapkan segala keperluan jauh-jauh hari mulai dari masakan, dekorasi, bersih-bersih samapi undangan yang disebar.

Acara ini ditanggungjawabi oleh Departemen Kesejahteraan dan Humas. Selain mengadakan buka puasa bersama, acara ini juga diisi dengan penampilan penda’i-penda’i dari Public Speaking dan sekaligus berduka atas meninggalnya salah seorang warga KMA Alm. Tgk. Khairul Muslim, Lc. yang belum lama ini bertolak ke Aceh, semoga amalan beliau diterima di sisi Allah Subhana Wa Ta’ala. Amiin.

Ada Tgk. Rudya penceramah pertama yang menjelaskan tentang pentingnya mengingat maut. Di akhir ceramah beliau berpesan “Sesungguhnya meninggal itu merupakan pilihan kita, kita bebas memilih mau diwafatkan dalam husnul khatimah atau suul khatimah.” 

Dan langsung disambut setelahnya Tgk. Aris Munanda, Lc. Dpl. menerangkan sedikit banyak makna mengapa manusia bermaksiat di bulan Ramadhan. Beliau mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, “Ketika Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” 

Dalam memaknai hadisa ini, para ulama berbeda pendapat tentang apakah setan-setan benar-benar dibelenggu secara hakiki ataupun hanya sebagai kiasan atau majazi. 

Tgk. Aris Munanda menekankan bahwa meskipun terdapat perbedaan antara makna hakiki ataupun majazi, setan sejatinya tidak bisa menggoda manusia karena keberkahan yang luar biasa dari bulan Ramadhan.

Adapun hidangan kali ini dipersembahkan oleh Chef Legend KMA Tgk. Rif’at Zaki dengan menu andalan beliau “kuah sie kameng”. Setelah shalat maghrib masyarakat mulai membuat shaf untuk menyantap hidangan yang ditunggu-tunggu, untuk masakan sebenarnya hampir semua warga KMA bisa memasaknya sendiri di rumah, tapi untuk menghadirkan suasana bak rumah di Aceh itu mustahil jika bukan diadakan di KMA tercinta satu-satunya tempat berkumpulnya masyarakat Aceh di Kairo.

Setelah selesai membaca shamadiyah, berbuka dan menyantap hidangan spesial, kemudian berlanjut melaksanakan shalat ghaib kepada almarhum, beliau salah satu wisudawan dari fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat yang terkenal ramah dan baik. Semoga segala amalan beliau diterima di sisi-Nya dan kepada keluarga yang ditinggalkan dapat bersabar, karena hanya kepada Allah sebaik-baik tempat kembali. Amiin

Dengan ini KMA mengundang semua warga Aceh di Kairo agar sekiranya dapat memenuhi undangan berbuka puasa bersama di Meuligoe tercinta Hari Rabu bertepatan dengan 21 Juni 2017. (SM)

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top