Rapai Geleng Getarkan Malam GETAR

Rapai Geleng KMA Mesir (Dok. KMA Mesir)

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar..” kalimat tauhid ini bermakna dalam jika dihayati, bermakna luas jika diartikan. Detik-detik maghrib menandakan hari baru segera tiba, kemarin baru rasanya maaf-maafan, sekarang diizinkan untuk menyucikan kembali jiwa yang ternoda ini.

Seperti malam Idhul ‘Adha biasanya, Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir) punya tradisi unik, GETAR, Gema Takbir Akbar. Acara ini rutin diselenggarakan oleh IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern) Gontor bekerja sama dengan PPMI (Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia) Mesir. Selain untuk merayakan malam peringatan Idul ‘Adha, GETAR juga diselenggarakan untuk merajut kembali ukhuwah islamiyah di antara Masisir. 

GETAR juga menampilkan berbagai budaya dan tradisi leluhur Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan GETAR juga sebagai ajang yang ditunggu-tunggu Masisir sebagai pelepas kerinduan terhadap kampung halaman.GETAR kali ini juga dihelat di American Future School di Hayy Sabi’, Madinat Nasr. 

Malam takbiran bagi setiap muslim memiliki keistimewaan sendiri apalagi hanya berkumpul bersama sanak saudara itu merupakan momen terindah. Banyak yang mengisi malam takbiran dengan berzikir bertakbir mengunjungi kerabat tetangga dan memasak masakan lezat menyambut lebaran.Bagi Masisir juga sudah biasa malam takbiran berada di luar rumah, terlebih jika ada event tahunan seperti GETAR yang senantiasa menyediakan suasana kampung halaman secara cuma-cuma.

Dengan mengusung tema “Suarakan Kebersamaan, Optimalkan Pergerakan, Bersama Getarkan Simponi Kesuksesan” GETAR X (Gema Takbir Akbar) mengundang seluruh kalangan Masisir untuk hadir menyaksikan kekuatan sebuah ikatan silaturrahmi di malam mulia menyambut Idhul Adha.

Pada malam pelaksanaa GETAR, KMA (Keluarga Mahasiswa Aceh) Mesir diberikan kepercayaan untuk menampilkan tari tradisi Aceh, Rapai Geleng. Tim Rapai Geleng sudah diundang jauh-jauh hari untuk memeriahkan acara.

Tgk. Rahmat Syah dan Tgk. Syifaurrahman selaku manager mulai mempersiapkan Sanggar Aneuk Nanggroe KMA Mesir jauh-jauh hari agar bisa tampil semaksimal mungkin dalam acara ini. Selain karena seringnya mendapat amanah tampil di acara GETAR, tim Rapai Geleng sudah menjadi primadona Masisir di setiap acara. Tak jarang banyak yang sengaja menunggu tim Rapai Geleng tampil, walau malam sudah larut.

Sebulan lebih tim Rapai Geleng menggelar latihan dari sore hingga tengah malam demi pantasnya penampilan untuk disaksikan penonton. Kali ini tim rapai tampil dengan formasi sebagian besar diisi oleh anggota baru yang telah direkrut dan dilatih dengan sangat baik.

Kaderisasi dalam tubuh tim Rapai Geleng terus dilakukan, banyak hal yang terus dibenahi. Awalnya anggota baru ini dilatih oleh Tgk. Syifaurrahman, kemudian dilanjutkan oleh pelatih utama Tgk. Nurul Hadi. “Patah satu haruslah tumbuh seribu,” prinsip hidup yang juga dianut tim Rapai Geleng. 

Walau tanpa hadirnya pelatih utama Tgk. Nurul Hadi—yang sedang absen pulang ke tanah air—tim Rapai Geleng tetap rutin latihan mengasah teknik dan gerakan baru. Sehingga ketika tiba hari pelaksanaan Getar pada Kamis 30 Agustus 2017, Rapai Geleng bisa menampilkan yang terbaik untuk penonton.

Tim Rapai Geleng berada diurutan 15. Ternyata banyak kendala yang dihadapi panitia acara hingga harus diundur sampai setelah shalat Isya. Pada jadwal awal tim Rapai Geleng tampil pukul 21:00 Clt (waktu Kairo) dengan berlapang hati akhirnya penampilan Rapai Geleng pukul 23:00 Clt.

Suara teriakan mulai bergemuruh walaupun penonton pulang satu persatu. Semangat ini yang seharusnya ditanam, jiwa yang masih muda tidak boleh mengeluh patah dan rapuh. Penampilan menggelegar mulai menyemangati penonton mulai dari penampilan Tim Maqura dan tak kalah menariknya penampilan IPQI dengan senandung takbiran menggema seluruh langit Hayy Sabi’ kala itu.

Kini tiba saatnya tim Rapai Geleng unjuk gigi. Pukulan awal dari Tgk. Muhammad Anshar menandakan penari rapai memasuki panggung. Shalawat khas Rapai Geleng sudah dihafal oleh Masisir ini membuat antusias kembali riyuh, terlebih lagi ketika syair Salam yang pernah dibawakan saat tampil dalam film Ketika Cinta Bertasbih, membuat semua hadirin selalu ingin mendengarnya berulang-ulang.

Para penonton laki-laki bersorak kegirangan saat tim Rapai mulai memainkan gerakan cepat, ini merupakan gerakan sangat sulit ketika kecepatan harus diikuti dengan serempak jika sedikit saja kesalahan terjadi maka keindahan bagian ini akan hilang. Begitu juga penonton wanita yang setia terpaku menyaksikan dari setiap gerakan penampilan, terlebih wajah-wajah baru pemain Rapai membuat penonton tidak bosan.

Di akhir penampilan seluruh pemain menundukkan kepala seraya ucapan salam penutup oleh Syahi rapai, maka berakhir sudah penampilan Rapai Geleng pada acara GETAR semalam. Rapai Geleng malam itu benar-benar menggertarkan panggung GETAR. Penonton dibuat terkesima.[]

Muhammad Syukran

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top