Grand Syekh Al-Azhar Duduki Peringkat Pertama 500 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia

Syekh Ahmad Thayyib (kiri), bersama almarhum Syekh Muhammad Said Ramadhan Al-Bouti (tengah)
dan Habib Ali Al-Jufri (kanan). (Foto: waag-azhar.org.uk)


Kmamesir.org (04/11/2017). Grand Syekh Al-Azhar, Prof. Ahmad Thayyib kembali menduduki peringkat pertama 500 muslim paling berpengaruh di dunia tahun 2018. Sebagaimana yang dilansir dari youm7.com, Jum’at (03/11), Syekh Ahmad Thayyib berhasil menjadi tokoh muslim panutan dunia dan berhasil membawa pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat internasional.

Data ini dipublikasikan dalam  laman resmi themuslim500.com, laporan ini dikeluarkan oleh Pusat Studi Strategi Islam di Amman, Yordania. Berkerja sama dengan Pusat Pangeran Al-Waleed bin Talal untuk Pemahaman Muslim-Kristen di Universitas Georgetown di Amerika Serikat, Pusat Studi Strategi Islam ini rutin menerbitkan buku tahunan “500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia” sejak tahun 2009 lalu.

Publikasi ini dilakukan untuk menyoroti tokoh Muslim yang berpengaruh dalam dunia internasional. Nominasi dievaluasi berdasarkan pengaruh yang dimiliki Muslim tersebut dalam lingkungan Muslim, dan pengaruh mereka dalam mewakili komunitas Muslim, baik di dalam dunia Islam maupun dalam hal mewakili Islam bagi non-Muslim. Penilaian ini berdasarkan setiap orang yang memiliki peran dan kekuatan untuk melakukan perubahan yang memiliki dampak signifikan terhadap dunia Muslim.

Sejak tahun 2016 lalu, dalam berbagai survey yang dilakukan, themuslim500.com selalu menempatkan Syekh Ahmad Thayyib dalam urutan pertama tokoh berpengaruh di dunia. Untuk tokoh berpengaruh tahun 2018, themuslim500.com masih menempatkan Syekh Ahmad Thayyib di urutan pertama—mengungguli tokoh besar Muslim lainya seperti Raja Salman bin Abdul Aziz, Raja Abdullah bin Al-Husein, Ayatullah Ali Khameini, Recep Tayyib Erdogan dan tokoh besar Muslim lainnya.

Maret 2010, Syaikh Ahmad Thayyib menduduki posisi agung Grand Syekh Al-Azhar menggantikan almarhum Syekh Muhammad Said Thanthawi. Posisi ini merupakan posisi pimpinan tertinggi institusi Al-Azhar. Dan sejak 2014 hingga sekarang, beliau dipercaya memimpin Majelis Hukama’ al-Muslimin, organisasi perkumpulan ulama independen dari seluruh dunia, berhaluan moderat, dan bertujuan mengukuhkan perdamaian di dunia Islam.


Syekh Ahmad Thayyib dikenal sebagai ulama moderat yang selalu menyerukan perdamaian dan persatuan di seluruh dunia. Dalam forum-forum internasional beliau sangat tegas mengkritisi segala bentuk penjajahan, terutama penjajahan Israel terhadap rakyat Palestina. Syekh Ahmad Thayyib juga kerap menyinggung permasalahan takfirisme, ekstrimisme, terorisme yang mencoreng citra Islam di mata dunia. Melalui Al-Azhar, beliau selalu menekankan misi Islam sebagai pembawa rahmatan lil ‘alamin.

Pada akhir tahun 2016 misalnya, dalam Konferensi Internasional Ahlussunnah wal Jamaah di Chechnya, Syekh Ahmad Thayyib beserta ratusan ulama lainnya dari seluruh dunia mendefinisikan Sunni adalah Muslim yang beraqidah Asy’ari atau Maturidi, pengikut salah satu dari mazhab fikih (Hanafi, Syafi’i, Maliki atau Hanbali), dan pengikut tasawuf Imam Ghazali atau Imam Junaid Al-Baghdadi. Pada Konferensi Internasional tersebut Syekh Ahmad Thayyib beserta perwakilan ulama Sunni seluruh dunia juga mengambil sikap tegas terhadap permasalahan takfirisme dan terorisme yang sangat merusak nilai kemanusiaan dan nilai-nilai Islam.[]

Farhan Jihadi

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top