Mulianya Berbaik Sangka Kepada Allah

*Muhammad Mutawalli T.
cdn.successconsciousness.com

Selaku seorang Muslim, sebagian besar hamba Allah Swt. yang disayangi-Nya, ada saja yang masih mengeluh atas kehendak Allah setelah sekian banyak berusaha. Mulai dari keluhan karena doanya merasa tak dikabulkan, berharap kepada-Nya akan tetapi tak sesuai dengan harapan, mengeluh karena merasa Allah tidak adil pada dan berbagai banyak keluhan-keluhan lain. Akibat terus mengeluh seperti itu, tidak jarang banyak yang berhenti berharap serta berdoa kepada Allah Swt. sebagai tanda keputus-asaannya, karena lebih memilih meminta dan berharap kepada sesama manusia. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Hal ini tak lain karena prasangka buruk terhadap Allah Tuhan Semesta Yang Maha Pemberi.

Dari Abu Hurairah ra, ia bersaksi bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

(أنا عند ظن عبدي بي (روه بخاري ومسلم

“Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku .” (HR. Bukhari dan Muslim)

Berkenaan dengan hadits shahih diatas, Al Qadhi ‘Iyadh pernah berkata, “Sebagian ulama mengatakan bahwa maknanya adalah Allah akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan. Allah akan menerima taubat jika ia memang taubat. Allah akan mengabulkan doa jika hamba meminta. Allah akan beri kecukupan jika hamba meminta kecukupan. Ulama lainnya berkata maknanya adalah berharap pada Allah dan meminta ampunannya.” (Syarh Muslim, 17: 2)

Sebagaimana prasangka seorang hamba kepada Tuhan-Nya. Dalam artian jika seorang hamba bertaubat dengan taubat yang amat tulus (taubat nasuha), maka Allah akan menerima taubatnya. Jika seorang hamba yakin doanya akan dikabulkan, maka doanya pula akan mudah diperkenan oleh-Nya. Berbeda kondisi dengan yang sudah berputus asa serta berburuk sangka pada Allah Swt. sejak awal.

Dalam riwayat lain, Jabir berkata bahwa ia pernah mendengar sabda Rasulullah Saw. saat tiga hari sebelum wafat,

(لا يموتن أحدكم إلا وهو يحسن بالله الظن (روه مسالم

“Janganlah salah seorang dari kalian mati melainkan (sebelumnya) harus berbaik sangka pada Allah.” (HR. Muslim)

Saudara-saudara se-agama. Berbaik sangkalah kepada Allah Swt. Itulah yang Rasulullah Saw. wasiatkan dalam hadits ketika Anda mempunyai hajat atau ketika ingin berdoa kepada Allah. Ketika berdoa kepada Allah, haruslah yakin bahwa doa tersebut akan dikabulkan selama memang berusaha menjauhi pantangan yang menghalangi terkabulnya doa seperti memakan-makanan yang haram dan lain sebagainya. Ingatlah bahwa doa dan harapan seorang hamba itu begitu ampuh jika seseorang berbaik sangka kepada Allah.

Allah berfirman:

(وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ (ألغافر :٦٠

“Dan Tuhanmu berfirman : “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu (doamu).” (QS. Al-Ghafir: 60)

Allah Swt. mustahil mengingkari kalam-Nya sendiri, bahkan doa itu sendiri sangat dibutuhkan oleh manusia. Allah Swt. sendiri yang memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berdoa. Hal ini merupakan suatu tanda begitu Maha Dermawan-Nya Allah Swt. 

Ibarat misalnya, dalam suatu daerah yang bernama A. Semua warga di daerah tersebut serba kekurangan bahkan tidak memiliki apa-apa kecuali terdapat seorang milyader yang hartanya itu bisa memenuhi seluruh kebutuhan dan keinginan daerah A. Semua warga dalam daerah A tersebut sudah pasti sangat berharap kebutuhan dan keinginannya terpenuhi dari sebagian harta si milyader tersebut. Seharusnya mereka meminta jika memang ingin harta tersebut diraih, akan tetapi sang milyader tersebut malah mengumumkan bahwa barangsiapa ingin mendapat apa yang seluruh warga butuhkan maka segeralah datang kerumahnya. Sudah pasti seluruh warga akan berbondong-bondong datang serta merta memohon apa yang mereka inginkan. Selain akan mendapatkan apa yang mereka inginkan, pastinya juga mereka senang sekali bahwa sang milyader tersebut mengerti apa yang dibutuhkan dan harapkan.

Jadi, bagaimana dengan Allah Swt. Yang Maha Memiliki Segala-galanya, sedangkan manusia sebagai makhluk-Nya tidak memiliki apa-apa melainkan pemberian dari Allah SWT? Bahkan Allah sendiri memerintahkan pada hamba-hamba-Nya untuk memohon kepada-Nya—yang secara spontan sudah menjadi kebutuhan manusia itu sendiri.

Orang yang mudah berburuk sangka kepada Allah Swt., hatinya akan mudah dihinggapi oleh bisikan-bisikan setan. Berburuk sangka kepada-Nya akan menguras iman anda hingga akibatnya bukan tak mungkin seseorang menjadi syirik karena melepaskan kepercayaan pada ketuhanan Allah Swt. Adalah agenda iblis yang paling utama, maka berburuk sangka kepada Allah Swt. sudah cukup bagi setan untuk melemahkan iman seseorang.

Ketahuilah saudara-saudara, berharap dan meminta kepada manusia merupakan jalan pintas menuju kesengsaraan. Bukan sedikit bahkan banyak sekali kita lihat realita-realita PHP (Pemberian Harapan Palsu) dalam kehidupan, baik itu dalam dunia romantika pasangan, bisnis, strategi berencana, politik, dan lain-lain. Memang juga terkadang ada yang protes atas apa yang telah Allah rencanakan, seperti keinginan yang tak sesuai dengan permintaan dalam harapannya, datang musibah. Akan tetapi tak selamanya yang buruk bagi Anda itu merupakan hal yang benar-benar buruk. Allah senantiasa menganugerahkan hamba-hamba-Nya dengan hal-hal yang terbaik serta memiliki hikmah bagi yang benar-benar memahaminya. Allah Swt. Maha Tahu atas segala yang akan terjadi di masa depan. Sebagaimana dalam firmannya :

(وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (البقرة : ۲۱٦...

“... Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu yang terbaik bagimu,. Dan boleh jadi kamu menyenangi sesuatu, padahal itu bukanlah yang terbaik bagimu. Allah Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata, “Seluruh kepedihan di dunia ini telah aku rasakan. sesungguhnya di antara semua kepedihan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia.”

Tak terpungkiri, manusia-manusia yang baru saja merasakan kepedihan karena harapannya pada sesama manusia tidak terwujudkan pasti akan menyetujui kalimat-kalimat Ali bin Abi Thalib ra. Tersebut.

Keyakinan kepada Allah Swt. mustahil membuat seorang insan menjadi sengsara, kehilangan kebahagiaan, atau bahkan mati sia-sia. Justru karena berharap kepada manusialah, kesengsaraan dan kehilangan harapan akan siap menghantui Anda. Allah-lah yang membuat manusia dari keadaan penuh putus asa atau kehilangan harapan menjadi lahir kembali harapan baru yang meyakinkan dan terjamin. 

Keyakinan serta berprasangka baik kepada Allah Swt. akan menjadikan iman seseorang terjaga, rezeki terjamin, serta ketenangan dan kebahagiaan hati dapat diraih—yang mana kebahagiaan tersebut tidak akan pernah Anda rasakan kalau bukan karena berprasangka baik kepada Allah Swt. Berprasangka baik kepada-Nya merupakan salah satu ibadah yang sangat mulia. Jikalau Anda sudah terbiasa berprasangka baik kepada Allah Swt. maka akan timbul dari hati Anda rasa malu apabila ingin memohon permintaan dan harapan kepada manusia.

(اِنَّ الَّذِيۡنَ تَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ عِبَادٌ اَمۡثَالُـكُمۡ‌ فَادۡعُوۡهُمۡ فَلۡيَسۡتَجِيۡبُوۡا لَـكُمۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ صٰدِقِيۡنَ (الأعراف :۱۹٤

“Sesungguhnya, berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kalian. Maka, serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar.” (QS. Al-A’raf: 194)

7 Manfaat berbaik sangka kepada Allah Swt Sang Maha Pemberi :

1. Iman selalu bertambah kuat.
2. Segala doa serta permohonan ampunan akan mudah diperkenankan Allah SWT.
3. Orang yang selalu berbaik sangka kepada Allah maka tampak dari wajahnya tampang-tampang yang membahagiakan.
4. Bahagia yang tak pernah dirasakan sebelumnya.
5. Jauh dari nafsu keserakahan.
6. Tidak akan pernah kehilangan harapan hidup.
7. Jauh dari kesengsaraan hidup dan kesempitan hatiز

Bagi yang pernah merasakan pemberian yang terbaik dari Allah Swt. maka patutnya masih banyak lagi manfaat dan hikmah yang ia rasakan. 

Maka dari itu, betapa mulianya ibadah berbaik sangka pada Sang Maha Pemberi. Mulai dari sekarang, perbanyak merenungkan nikmat-nikmat yang telah dikaruniai Allah Swt. mulai yang paling kecil. Sucikanlah hati dan pikiran dari buruk sangka kepada-Nya, karena itu hanya akan membuat harapan Anda tak diperkenankan dan hanya akan membuat sengsara Anda. Akan tetapi jika sebaliknya, selalu berbaik sangka kepada-Nya, niscaya harapan-harapan hidup Anda akan mudah tercapai, ditambah lagi banyak hikmah-hikmah hidup yang akan dirasakan. Hal ini tentunya itu akan menjadi sumber kebahagiaan hidup anda yang tak pernah anda rasakan selama hidup.


Seorang guru saya yang mulia, kandidat doktor Universitas Al-Azhar bidang “Syariah Islamiyah Fiqh Muqaran (Perbandingan Mazhab)”, Al Ustadz H. Awaluzzikri Lc. MA pernah menulis, 

“Ketika Engkau menduga bahwa setelah kesulitan akan datang kemudahan setelah kesempitan akan datang kelapangan, setelah deraian air mata akan datang sebongkah senyuman. Ketahuilah bahwa Engkau telah melakukan ibadah hebat, yaitu berbaik sangka kepada Allah Swt.”

Sekian, mohon maaf atas segala kekurangan dalam artikel ini

Wallahu a’lam.

Referensi :
Al Quran Al Karim, Syamil Quran
Abu Al Husaini Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Quyairy An-Naisabury, Shahih Muslim
Fuad Abdul Baqi, Muhammad, Al-Lu’lu wa Al Marjan (Shahih Bukhari wa muslim)
Dr. Al-Qarni, ‘Aidh, La Tahzan
Imam An-Nawawi, Syarah Shahih Muslim
Abduh Tausikal M.Sc, Muhammad, Sesuai Persangkaan Hamba Pada Allah, Rumaysho.com
Ustadz H. Awaluzzikri Lc. MA, www.konsultasifiqih.org


*Penulis adalah mahasiswa Markaz Syekh Zayed, Kairo.

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top