Mengenal Tengku Masyitoh, Ketua Wihdah Mesir Periode 2018-2019

Visi, misi dan program unggulan Tengku Masyithoh (Image: instagram @temasyitoh) 
Dipercayakan untuk menjadi seorang pemimpin bukanlah perkara mudah. Seorang pemimpin haruslah memiliki pengetahuan yang luas, cukup, serta jiwa yang besar. Kecerdasan intelektual juga tidak memadai tanpa disertai moral dan spiritual yang menjadi kunci kesuksesan dalam memimpin. Ditambah lagi jika seorang pemimpin itu masih berdarah muda dan dari kalangan perempuan, tentu saja emosionalnya sedikit-banyak akan mempengaruhi kepemimpinannya. Selain itu, kewajiban sebagai seorang mahasiswi, seorang kakak, serta seorang yang banyak berkecimpung dalam berbagai macam organisasi juga menjadi acuan untuk bisa me-manage waktu sebaik mungkin. 



Tengku Masyitoh Syahidah Azzahra, yang kerap disapa Tema adalah sosok yang tidak asing lagi di kalangan para Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir), khususnya Masisirwati. Perempuan kelahiran Tanggerang ini telah diembankan suatu amanah besar sejak 5 Maret 2018 lalu. Terpilihnya menjadi ketua Wihdah periode 2018-2019 telah menumbuhkan semangat dirinya untuk belajar menjadi sosok pemimpin.

Baca juga: Tema Pimpin Wihdah 2018/2019

Tema memulai jenjang pendidikannya pada tahun 2003 di SDN 2 Percobaan Malang, dan dilanjutkan di SD YKPP 3. Pada tahun 2009, ia melanjutkan pendidikannya di SMPIT Boarding School Nurul Fikri. Kemudian pada tahun 2012 hingga 2015 ia menjalankan pendidikannya di Ma’had Fatayat Buuts Islami Kairo, Mesir. Dan kini, saat menjabat sebagai ketua Wihdah, Tema sedang menempuh pendidikannya di Universitas Al-Azhar, Tingkat 2 Fakultas Ushuluddin. Memilih untuk melanjutkan SMA di Mesir memang telah direncanakannya sejak awal. Sebab, ini memudahkannya untuk masuk Universitas Al-Azhar.


Tema (berjilbab hijau) berfoto bersama saat melakukan kunjungan ke KBRI Kairo.
(Foto: instagram @temasyitoh)

Hidup 5 tahun di negeri Para Nabi ini adalah waktu yang masih sangat singkat baginya. Sejak November silam, ia memilih untuk tinggal di Dokki bersama adiknya yang sedang menempuh pendidikan kelas 3 SMA di SIC (Sekolah Indonesia Kairo). Dikarenakan waktu UN yang sudah dekat, ditambah banyaknya Bimbel dan try out yang sedang dijalankan adiknya, mereka pun lebih memilih untuk tinggal di sana karena jaraknya dekat dengan SIC.

“Sebelum menjadi ketua Wihdah, sejak lahir aku sudah menjadi seorang kakak. Di mana seorang kakak itu adalah sebuah anugerah tapi juga punya tanggung jawab,” tuturnya kepada website Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir. Dari sinilah Ia terdidik untuk memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. 

Disamping itu, wanita yang berdomisili di Riau ini, juga cukup aktif dalam mengikuti berbagai organisasi. Ia pernah menjabat sebagai ketua keputrian Kelompok Studi Mahasiswa Riau (KSMR) dan Ketua Forum Insan Wihdah (FORDINDA). Kemudian selain aktif dalam kegiatan Pramuka, ia juga ikut terjun dalam kegiatan Keputrian Silat Tapak Suci Mesir. 

Dengan Berbagai prestasi yang luar biasa dan luasnya pengalaman dalam berorganisasi, perempuan kelahiran 20 Juli 1997 ini telah memikat hati para Masisirwati dengan berbagai visi-misi yang sudah Ia rancangkan untuk mengayomi wihdah periode ini. 

“Wihdah sebagai sentral kegiatan mahasiswi di Mesir yang dinamis, kreatif, serta menjunjung tinggi nilai Azhari." Itulah visinya. Demikian juga misi yang Tema rencanakan bagi wihdah kali ini pun cukup menarik dan bermakna, diantaranya: Bersinergi untuk membangun Wihdah lebih baik dan meningkatkan solidaritas, memperkokoh jati diri muslimah Azhary, meningkatkan wawasan intelektual mahasiswi, menjadi wadah pengembangan minat dan bakat mahasiswi dari berbagai lini, serta Wihdah sebagai pembelajaran syi’ar Islam. 

Saat ditanya alasan atau tujuan untuk menjadi ketua Wihdah, dengan tersenyum Ia menjawab, “Insyaa Allah lillahi ta’ala untuk berkhidmat, karena bagi saya, menjadi ketua Wihdah adalah wadah pembelajaran untuk kita bagaimana berkhidmat di Indonesia. Selain itu, ada visi misi yang ingin aku perjuangkan di Wihdah. Semoga dengan menjadi ketua Wihdah, visi dan misi ini bisa terealisasikan dan bermanfaat di kalangan mahasiswi Al Azhar." 

Siang itu, 14 Maret 2018, setelah pelantikan Dewan Pengurus Wihdah periode 2018-2019 tepatnya di Keluarga Mahasiswa Jambi (KMJ), Tema menuturkan, “Ketika saya terpilih menjadi ketua wihdah, Ini menjadi titik awal dari sebuah perjuangan dari cita-cita yang ingin saya capai. Hal ini membuktikan bahwa tugas dan amanah ini telah dipercayakan kepada saya, maka saya harus menjalankannya dengan sebaik-baiknya dan seikhlas-ikhlasnya." 

Bersama pengurus Wihdah masa bakti 2018-2019 (Foto: instagram @temasyitoh)
Amanah menjadi seorang pemimpin, khususnya sebagai seorang wanita bukanlah hal yang biasa. Karena pada hakikatnya, laki-lakilah yang lebih berkompeten untuk itu. Tapi ini tidaklah menjadi penghalang bagi seorang wanita untuk dapat juga belajar menjadi pemimpin diantara kaum wanita juga. 

Bagi Tema, Wihdah adalah sarana yang tepat untuk dapat merealisasikan bakat kepemimpinan wanita di kalangan para Masisirwati dengan belajar untuk bisa menjadi wanita yang bermanfaat untuk ummahat generasi mendatang, baik dalam segi keagamaan maupun ketika kembali ke tanah air. “Khairunnas anfa’uhum linnas" ucap Tema dengan mengutip sebuah hadist sebagai motto hidupnya. 

Tema juga menyampaikan pesan kepada para mahasiswi di Mesir, “Gunakanlah waktu selama dimesir ini dengan sebaik-baiknya, untuk pengembangan diri kita sebagai perempuan nanti di masa mendatang. Karena, bagaimana kualitas generasi mendatang itu bergantung dengan pengembangan diri perempuan masa kini. Jadi, dimanapun kamu berkiprah di Mesir ini, apakah itu dimedia, talaqqi, kuliah atau di berbagai organisasi, belajarlah dalam mengatur waktu, agar pengembangan diri kita disini dapat kita tebarkan manfaatnya untuk umat Islam khususnya Indonesia.”

Baca juga: Wihdah gelar Acara Solidaritas Untuk Anak Yatim dan Para Lansia

Website KMA Mesir juga mengajak berbincang Rahmah Rasyidah, Ketua Wihdah Kabinet Balance periode 2016-2017, selaku sosok yang mengenal Tema sebagai salah satu anggotanya saat itu, Ia mengungkapkan, “Tema adalah sosok yang tegas, punya visi misi sendiri, kreatif, dan juga bertanggung jawab. Jadi, ketika kita memberikannya sebuah amanah, maka dia pun bisa membaca amanahnya itu sendiri. Jadi saya tidak ragu jika dia yang memegang Wihdah. Meskipun baru kuliah ditingkat dua, tapi dia sudah lama di Mesir. Dari pengalaman pun dia sudah punya, jadi dia mampu menampung aspirasi dari yang paling bawah sampai mahasiswi.”[]

Fida Afifah

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top