Satu Hari Satu Malam bersama Rasulullah Saw.

Oleh: Muhammad Mutawalli Taqiyuddin*

Masjid Nabawi (Foto: Ahmad Mortaja Photography/flickr.com)
Kini, setiap orang lazim mempunyai idola, apakah itu dari kalangan agamais (ulama, dai, ustadz), kalangan atlet (pemain sepakbola, badminton), kalangan pemimpin atau orang-orang yang berpengaruh, kalangan aktor atau artis dan kalangan-kalangan hebat lainnya. Dari setiap individu masyarakat juga tidak sedikit yang ingin bahkan sampai bercita-cita untuk bertemu dengan idolanya walaupun hanya sebatas lima menit, dua menit, bahkan hanya melihat sebentar saja. Bukankah ada sebagian orang-orang yang seperti itu? Tentu ada, bahkan banyak pastinya. 

Untuk bertemu para idola itu sendiri tentunya bukanlah hal yang instan. Tidak sedikit orang yang mengorbankan nyawa dan hartanya hanya karena ingin bertemu atau sekedar melihat idolanya secara langsung. 

Akan tetapi ada satu orang, beliau adalah manusia pilihan dan makhluk terbaik sepanjang masa. Pengaruhnya terhadap perubahan dunia diakui oleh para filsuf, orientalis, bahkan dari kalangan yang tidak mengikutinya sekalipun. 

Namanya merupakan nama yang paling banyak ditulis oleh pena-pena di dunia ini, baik dalam Bahasa Arab, Indonesia, Perancis, Inggris dan bahasa-bahasa lainnya. Walaupun beliau dari daerah dan masa tertentu, akan tetapi saat ini pengaruhnya, bahkan pengikutnya berada di seluruh penjuru dunia, dari Timur sampai Barat. Dari yang pedalaman sampai di kota-kota. Sampai sekarang belum ada manusia yang berpengaruh seperti itu. 

Beliau adalah bapak anti perbudakan, bapak anti rasisme, bapak pemberdayaan hak-hak wanita. Beliau adalah Habibullah, Habib Al-Mujtaba, tak lain dan tak bukan adalah Rasulullah Nabi Muhammad Saw. Al-‘Arabi Al-Hasyimiy. 


Apakah ada manusia lain yang derajatnya lebih tinggi darinya? Adakah tokoh-tokoh lain yang lebih layak diidolakan selain Nabi Muhammad Saw.? 

Jika tadi soal mengorbankan harta dan nyawa hanya karena ingin melihat langsung idola saat ini, maka Rasulullah Saw. lebih layak untuk kita idolakan. Tak perlu mengorbankan nyawa dan harta untuk bersama dengan beliau. Bahkan kita bisa bersama beliau selama satu hari satu malam bahkan setiap hari dalam hidup jika kita mau. Mengapa seperti itu? Karena Rasulullah Saw. sendiri yang ingin selalu bersama umatnya, beliau sangat-sangat rindu dengan umatnya bahkan beliau menyebut umat-umatnya sebagai saudara. Beliau selalu membanggakan umatnya. 

Sekarang yang menjadi pertanyaan kita bersama, apakah kita selaku umatnya tidak ada rasa rindu yang dalam kepada nabi kita? Apakah kita tidak bangga dengan nabi kita sendiri sebagaimana beliau rindu dan bangga dengan umatnya? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing. 

Selalu bersama Rasulullah Saw. 

12 Rabiulawal, merupakan hari kelahiran insan yang mulia ini. Alam semesta gembira akan kehadirannya. Pada saat itu api-api yang disembah oleh kaum Majusi padam seketika. Seluruh orang dari kalangan keluarga dan kerabat-kerabat Bani Hasyim gembira karena kelahiran salah seorang yang mereka tunggu-tunggu. 

Abu Lahab sendiri yang mendustakan dan menghina Nabi Muhammad Saw. saat diangkat menjadi rasul sempat gembira atas kelahiran Muhammad Saw. Pada saat itu juga Abu Lahab membebaskan budaknya yaitu Tsuwaibah saking gembiranya. Maka ada satu riwayat dari para ahli sirah Nabi Muhammad Saw. mengatakan bahwa:

“Dari Abbas bin Abdul Muththalib bermimpi bahwasanya Abu Lahab berkata dirinya diringankan siksaan pada hari senin, yaitu hari kelahiran Rasulullah Saw. karena waktu itu Abu Lahab amat gembira ketika kelahirannya. 

12 Rabiulawal, merupakan momen yang tepat untuk memperbarui rasa cinta dan rindu kepada junjungan alam ini. Jika kita ingin bersama Rasulullah Saw. pada momen baik tersebut, maka bergembiralah dan bacalah selawat untuk beliau. 

Secara garis besar, bentuk pengagungan hari kelahiran Rasulullah Saw. ada tiga macam, antara lain: ‘amaliyyan (praktek), farhan (kegembiraan), dan 'amaliyyan wa farhan (praktek dan kegembiraan). 

Pengagungan hari kelahiran Rasulullah Saw. yang berbentuk ‘amaliyyan adalah dengan mengerjakan sunah Rasulullah Saw. dari pagi, petang hingga malam. Mulai dari bangun tengah malam untuk shalat Tahajud sampai salat Witir di malam hari setelah salat Isya. 

Rasulullah Saw. adalah seorang dokter. Terbukti dari sunahnya yang lebih dikenal dengan Thibbun Nabawi. Di antaranya seperti anjuran bersiwak setiap sebelum shalat lima waktu agar gigi selalu sehat dan nafas tidak bau. Di antarnya ada juga sunah untuk berbekam, berolahraga dan lain sebagainya. Bahkan seorang dokter Muslim yang juga mantan pilot asal Amerika Serikat, Jerry D. Gray menulis satu buku yang berjudul “Rasulullah Saw. is My Doctor”. 

Rasulullah Saw. adalah seorang yang sosial. Lihatlah bagaimana hubungan baiknya dengan para sahabat, orang tua, anak-anak, fakir miskin, dan lain sebagainya. Beliau selalu menolong orang-orang yang sedang kesusahan. Beliau adalah pembebas sistem perbudakan. Beliau juga anti rasisme, terbukti dengan bagaimana dekat dan sayangnya beliau kepada sahabat Bilal bin Rabah. Rasulullah Saw. juga senantiasa melindungi hak-hak perempuan dari kezaliman-kezaliman yang dilakukan oleh kaum Jahiliyah. 

Rasulullah Saw. adalah seorang yang hobi berolahraga. Terbukti dari sunahnya yang menganjurkan agar kita semua berolahraga agar fisik selalu bugar. Beberapa olahraga yang dianjurkan oleh beliau seperti berkuda, memanah, dan berenang. 

Rasulullah Saw. adalah seorang pemimpin teladan yang sangat menjunjung tinggi keadilan. Beliau tidak pernah marah. Selama Islam beliau pimpin selama 23 tahun, tidak ada skandal-skandal internal yang terjadi. Malah yang ingin setia dengan Rasulullah Saw. makin bertambah karena akhlaknya yang mulia. 

Rasulullah Saw. adalah seorang utusan Allah Swt. Beliau membawa risalah ilahi ke muka bumi. beliau datang ke dunia ini sebagai rahmatan lil ‘alamin. Beliau menyampaikan apa-apa saja yang Allah Swt perintahkan dan yang dilarang. Semua hukum-Nya layak dan masuk akal. Beliau mencontohkan bagaimana caranya beribadah dan bagaimana sampai kepada Allah Swt. Selain amalan wajib, banyak amal-amal sunnah yang beliau anjurkan guna menambah amal baik kita. 

Hingga di akhir hayat beliau hanya menyebut “Ummati, ummati...” 

Merupakan salah satu contoh bagaimana pedulinya beliau terhadap umat Islam bahkan umat manusia setelah beliau wafat. Tidak ada satu manusia pun yang patut jadi suri tauladan utama selain Nabi Muhammad Saw. Maka dari itu, seharusnya sebagai umat Rasulullah Saw. selalu melaksanakan semua yang Rasulullah Saw. anjurkan, seperti menjaga kebersihan, bersiwak, olahraga, makan makanan yang sehat serta minum minuman yang sehat. Semua itu adalah beberapa amalan harian Rasulullah Saw. 

Praktek sunah Rasulullah Saw. sangat manjur jika dimulai bertepatan pada tanggal kelahiran beliau. Seakan-akan kita sedang bersama Rasulullah Saw. dan sebaiknya amalan-amalan sunah tersebut tetap dikerjakan di hari-hari lain sampai kita bisa melaksanakannya setiap hari. 

Ada juga pengagungan yang berbentuk farhan, yaitu perasaan senang karena datangnya hari kelahiran Rasulullah Saw. Dengan perasaan senang tersebut sebaiknya diisi dengan majelis-majelis selawat. Bagi yang gembira dengan hari kelahiran Rasulullah Saw. maka hadirilah majelis-majelis selawat ataupun hadir pada perayaan-perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw. yang diisi dengan zikir, selawat bersama, tausiah islami, berbagi dengan para anak yatim dan fakir miskin, serta amal-amal bermanfaat lainnya. Semua bentuk farhan tersebut sangat dianjurkan demi menumbuhkan benih-benih cinta kepada Rasulullah Saw. sehingga kita seakan-akan selalu dengan idola kita. 

Dari bentuk farhan juga, kita dapat menghadirkan Rasulullah Saw. dalam rumah. Sama sekali bukan hal yang sulit. Caranya dengan selalu bersalawat dan membahas keutamaan-keutamaan Rasulullah Saw. lewat sejarah hidupnya dalam Sirah Nabawiyah. Apapun pembicaraan dalam rumah, kaitkan pembicaraan tersebut dengan Rasulullah Saw. dan para sahabat-sahabatnya. 

Ditambah dengan satu bentuk lagi yaitu ‘amaliyan wa farhan, yaitu dengan kita melaksanakan dua bentuk tersebut. Konsisten melaksanakan sunah Rasulullah Saw, akan tetapi di samping itu juga merasa rindu dan cinta terhadap beliau dengan selalu bersalawat kepada beliau. Bahkan tak hanya pada saat maulid saja, akan tetapi bisa setiap hari baik dalamrumah maupun di luar rumah. Di rumah kita menghadirkan Rasulullah Saw dan di luar rumah pun kita selalu bersama Rasulullah Saw. Maka dari itu sangat baik jika kita mampu melaksanakan ‘amaliyan wa farhan sebagai wujud nyata cinta kita kepada Rasulullah Saw. 

Pada tanggal 12 Rabiulawal 1440 H dini hari. Bertepatan di Masjid Sayyidina Hussein, Cairo, Mesir. Peringatan Maulid Rasulullah Saw. dihadiri oleh seseorang dari kalangan sufi sekaligus ahlul bait, beliau adalah Habib Ali Al-Jifri Hafizhahullah. Dalam majelis tersebut beliau memberikan dua pesan penting, yang pertama beliau menghimbau kepada kita umat Muhammad Saw. agar mulai malam ini, besok dan seterusnya untuk tidak pernah meninggalkan salat sunah Witir sebagaimana amalan tersebut merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan oleh nabi kita. Dan yang kedua beliau berpesan agar kita selalu bersalawat kepada Rasullah Saw. sebagaimana malam ini. Berselawatlah seakan-akan Rasulullah Saw. di samping kita, beliau selalu ada dalam hidup kita hingga akhir hayat. 

Pesan yang pertama adalah cinta kepada Rasulullah Saw. dalam bentuk ‘amaliyyan, dan pesan kedua berbentuk farhan. Maka dari itu, sangat dianjurkan kecintaan kita kepada Rasulullah Saw. dibuktikan dengan dua bentuk secara bersamaan, yaitu dengan mengamalkan sunah Rasulullah Saw. dan senantiasa selalu berselawat dengan rasa penuh cinta dan rindu kepadanya. Dengan melaksanakan itu semua berarti kita sudah melaksanakan perintah Allah Swt. yaitu mencintai dan setia mengikuti utusan-Nya Nabi Muhammad Saw. 

Oleh karena itu di era modern ini, teknologi dan kemajuan peradaban sama sekali bukan alasan untuk tidak ingat kepada Rasulullah Saw. Jika bukan karena usaha beliau, umat islam bahkan dunia tidak akan sampai seperti ini. Dunia akan tetap gelap suram dengan berbagai kebiasaan dan norma biadabnya. Sebagaiamana Rasulullah Saw. membawa alam ini dari kegelapan menuju alam yang terang-berderang, dari yang buta ilmu pengetahuan menjadi zaman yang berilmu pengetahuan. Semua itu sama sekali tak terlepas dari peran Rasulullah Saw. dan para sahabat-sahabatnya. 


Sekarang ini bukanlah zaman yang mengharuskan kita berdebat apakah maulid itu boleh atau tidak. Para ulama mutaqaddimin dan muta’akhkhirin sudah lama membahas itu semua. Bagi yang tidak setuju diadakannya perayaan maulid maka tidak perlu rayakan. Bagi yang setuju diadakan perayaan maulid maka laksanakan. Intinya adalah bagaiamana kita sebagai seorang umat senantiasa menghadirkan Rasulullah Saw. dalam hidup kita. Rasulullah Saw. tentunya memilki harapan agar umatnya yaitu umat muslim jangan sampai terpecah belah. Maka dari itu marilah kita selalu bersatu pada tali Allah Swt. agar kita bahagia dunia dan akhirat. 

*Mahasiswa tingkat satu Jurusan Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo.

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top