Rumah Kos Ibu Mira (Part 1)


Sumber: Jasa Arsitek Bogor

“Mbak Klara berhak tau.” 
Lo gak ngerti, Yu!” 

“Mbak dengerin aku ya, ranting itu bisa tumbuh bercabang. Tapi akarnya itu tetap sama, Mbak. Klara harus kembali ke ibunya.” 

*** 

Ayu, namanya. Gadis cantik berusia 23 tahun asal Bogor. Ia bekerja di salah satu media jurnalistik. Sekarang ia tinggal di kos. 

Enggeh, Bu.” 

“Ini Ayu lagi siapin makanan buat buka puasa.” Dia memang sedang menggoreng tempe. 

Ora kroso, wes enam bulan kamu di sana, Nduk.”

“Jangan lupa, lebaran nanti kamu pulang toh.” Ucap ibunya Ayu di sebrang telepon. 

“Belum tau, Bu. Tapi nanti Ayu kabari lagi, kok.” 

“Oh… Dah mulai betah nih tinggal ning Jakarta.” 

“Ya, kalau itu betah ndak betah, Bu…,” 

“Di sini tuh rasanya sudah kayak hotel, orang tiap masuk pintu langsung tutup pintu kamar.” sambungnya. 

*** 

Azan maghrib berkumandang. Ayu menyegerakan berbuka puasa. 

“Kamu gak pernah dengar apa kata Ibu!” 

“Gak usah atur-atur Klara, Bu!” 

“Ini semua demi kebaikan kamu!” 

“Emangnya kenapa sih, Bu?” 

“Sudah Ibu bilang berkali-kali!” 

“Aku udah bukan anak kecil lagi, Bu!” 

“Dasar keras kepala!” 

Tampaknya Ibu Mira bertengkar dengan anaknya, Klara. Klara adalah anak satu-satunya Ibu Mira. Ia berpendidikan tinggi, sekarang sedang bekerja di perusahan besar. Namun sikapnya yang belakangan ini mulai berubah hingga menyebabkan Bu Mira mulai sering jatuh sakit. 

Ayu pun penasaran apa yang terjadi, ia pun mendekati sumber suara. Klep… Suara pintu dibuka oleh Klara yang langsung pergi. Sontak Ayu pun kaget ketahuan. Klara hanya menatap sekilas. 

Lah kamu ngapain di sini?” tanya Bu Mira. 

“Anu Bu, tadi saya dengar ada ribut-ribut di sini,” 

“Sudah, pergi-pergi,” ucap Bu Mira sambil mengangkat tangannya. 

“Oh ya, Ayu…” 

“Iya, Bu.” 

“Uang kos bulan ini, jangan lupa.” Kata Bu Mira sambil tersenyum. 

*** 

Kini Ayu tengah bersiap-siap menuju tempat kerjanya. 

“Itu pasti si Melvi, padahal Ibu juga bakalan gak lupa, tapi masih aja di inget-ingetin terus. ” ujar Bu  Mira saat Ayu melihat kertas memo di atas meja yang diselipkan pada botol obat. 

“Ya bagus toh, Bu. Itu artinya Mbak Melvi sayang sama Ibu.” 

“Iya, tapi gak segitunya juga kali….” 

Melvi, anak kost Bu Mira juga. Ia terkenal agak sedikit cuek dan super sibuk. Tapi ia juga sering membelanjakan jajanan buat Bu Mira. Asalnya dari Jakarta. Sekarang sedang membuka usaha bisnis. 

“Saya permisi dulu ya, Bu.” tiba-tiba teleponnya berdering. 

*** 

“Iya, Bu. Ini Ayu baru mau berangkat ke kantor,” 

Piye Nduk? Lebaran jadi pulang? 

“Iya, Bu. Jadi,” 

Yowes, langsung tuku tiket yo… Ojo ditundo-tundo, nanti kehabisan.” 

Enggeh, Bu.” 

Begitulah percakapan Ayu dan Ibunya yang di kampung halaman. Ibunya terus menantikan kapan anaknya pulang. Ayu hanya bisa menjawab apa adanya. 

*** 

“Klara! Mau kemana kamu?!” 

Keributan terjadi lagi. Kali ini Klara pergi sambil menenteng koper. Ia tak peduli dengan keadaan ibunya. 

“Klara…!” 

Toeeet… Suara klakson mobil menjemput Klara. Ibunya tak bisa berbuat apa-apa. Klara pun pergi begitu saja. Bu Mira sedih, pasrah. 

Kini sudah maghrib. Ayu mendekati pintu kamar Bu Mira. 

“Bu… Buka puasa…” ucap Ayu sambil membuka pintu kamar. Ia sedikit tercengang melihat Mbak Melvi mengelus bahu Bu Mira. 

“Ayu, sebentar dulu, ya.” ujar Mbak Melvi mendekati Ayu sambil mengajaknya keluar dari pintu kamar. 

***

“Gitu deh, ceritanya. Sekarang, Bu Mira kebingungan ngadapin si Klara.” Tutur Melvi kepada Ayu saat duduk di dapur. 

“Jadi sekarang itu Mbak Klara kabur sama pacarnya?” Tanya Ayu dengan khas logat sundanya. 

“Ya mana gue tau di mana dia sekarang.” Kesel Melvi. 

“Dia emang gitu, keras kepala, dan susah dibilangin. Bu Mira tuh gak suka sama pacarnya. Menururt Ibu, pacarnya itu gak tau sopan santun, sikapnya juga kurang hormat sama orang tua. Ditambah lagi, Ibu sudah sakit.” Sambungnya. 

“Ibu sakit apa?” 

“Diabetes.” 

“Parah?” tanyanya lagi. 

“Lumayan kalau lagi kambuh, harus dipantau makannya. Gue gak mau kehilangan orang terdekat gue, gara-gara itu gue kehilangan mereka.” 

“Maksudnya?” 

“Hmmmm… Dulu, Ibu gue meninggal karena penyakit yang sama. Gue jadi gak tega ninggalin Bu Mira sendirian di sini. Sepi juga kan di sini.” Jawab Melvi. 

“Oalah, Mbak, Mbak… Gak usah kayak lebaran, hari biasa aja di sini kayak gak ada penghuninya.” Cetus Ayu.

Baca Juga: Rumah Kos Ibu Mira (Part 2)

Trus? Lo sendiri lebaran ke mana? Pulang kampung?” 

“Iya rencana, Mbak.”

***

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top