Jangan Acuhkan Dia

Oleh: Fida Afifah*
(Image: Dokumentasi Pribadi) 

Bulan mulia yang penuh keberkahan telah tiba. Ya, Itulah bulan Ramadhan. Hati mukmin mana yang tak berbahagia? Masih adakah yang mengacuhkan kedatangannya? Bulan dimana setiap detiknya sungguh berarti. 

Jika ada seseorang yang masih terbesit didalam hatinya, walau sebesar zarrah pun, perasaan keberatan dan tidak bergembira dengan datangnya bulan kemuliaan ini, mungkin karena beratnya menjalankan ibadah puasa, shalat tarawih dan berbagai amalan khusus lainnya di bulan Ramadhan, maka sungguh pasti ada yang salah dengan hatinya. 

Oleh karena itu, segera tanyakanlah pada hati. Introspeksikan hati, sebesar apakah sudah kebahagiaan yang kita rasakan dengan datangnya bulan yang paling mulia ini. 

Rasulullah Saw. bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka...” (HR. Ahmad) 

Saat ini kita telah memasuki bulan Ramadhan. Bulan dimana ampunan maghfirah Allah yang luasnya tiada terkira. Rahmat Allah yang sungguh berlimpah ruah. Pintu-pintu surga dibukakan, pintu-pintu neraka ditutup, para syaitan dibelenggu, seluruh doa-doa pun akan diijabah. Segala amalan saleh yang walau hal paling kecil pun dilipatgandakan pahalanya. Sungguh sangat merugilah orang yang menyia-nyiakan sedetik saja di bulan Ramadhan. 

Di dalam sebuah hadis dikatakan, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari & Muslim) 

Sebelum bertemu bulan Ramadhan, kita sudah melewati bulan Rajab dan Sya’ban. Dua bulan tersebut adalah bulan yang juga sangat mulia dengan berbagai keutamaannya. Dan itu juga sebagai tanda peringatan bahwa akan datang bulan yang lebih mulia lagi dari dua bulan sebelumnya. 

Sebagaimana kata pepatah, “tak kenal maka tak sayang”. Pada bulan Rajab dan Sya’ban, seharusnya kita sudah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya layaknya pasukan yang akan bertempur ke medan perang. 

Yaitu dengan mengenali apa itu bulan Ramadhan dan berbagai keutamaan-keutamaan di dalamya. Mempersiapkan bekal ilmu, melatih diri dalam meningkatkan berbagai amalan-amalan saleh mulai dari wajib hingga sunnah serta melatih diri menjauhi berbagai kemaksiatan dan dosa. 

Baik itu dosa pandangan mata dari melihat hal-hal yang diharamkan Allah, lisan yang mungkin sering membicarakan keburukan orang lain ataupun menyakiti hati orang lain, telinga yang masih sering mendengarkan hal-hal yang tidak bemanfaat, bahkan hati yang masih sering merasa dengki, iri, sombong, ujub dan segala yang menyebabkan hati kita lalai dari mengingat Allah. 

Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 183, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” 

Jika kita mentadaburi firman Allah, disini terdapat satu ibadah khusus yang diwajibkan bagi para hamba-Nya, yaitu berpuasa. Bukan ibadah lainnya seperti bersedekah, shalat, umrah ataupun yang lainnya. 

Apalagi ketika disambung pada ayat selanjutnya pada surah Al-Baqarah ayat 184, “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk kepada manusia dan penjelasan mengenai petunjuk-petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)…” 

Dari sini, terdapat hikmah besar tersembunyi yang hanya akan dimengerti oleh orang-orang yang mau mentadaburi makna di setiap huruf-huruf Al-Quran. Karena ayat kewajiban berpuasa disandingkan dengan ayat setelah nya yang diawali dengan kata Ramadhan. 

Beberapa Keistimewaannya:

1) Puasa adalah sebuah ibadah yang memiliki keistimewaan yang sangat besar. diantaranya yaitu, Allah sendiri yang akan langsung membalas pahalanya. Sebagaimana yang dikatakan di dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda;

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah taala berfirman (yang artinya) “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabb-nya. Sungguh bau orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.(HR. Bukhari & Muslim). 

2) Bagi orang yang berpuasa memiliki pintu surga khusus bernama “Ar-Rayyan” yang tidak akan dimasuki kecuali oleh orang-orang yang berpuasa ikhlas karena Allah Taala.

Sebagaimana dalam hadis disebutkan, “Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa di hari kiamat masuk dari pintu itu. Tidak dibolehkan seorang pun memasukinya selain mereka. Lalu dikatakan, ‘Dimana orang-orang yang berpuasa? Mereka pun bangkit, tidak ada seorang pun yang masuk kecuali dari mereka. Ketika mereka telah masuk, (pintunya) ditutup dan tidak seorang pun masuk lagi.” (HR. Bukhari & Muslim). 

3) Mustajabnya doa bagi orang yang berpuasa sebagaimana di dalam hadis, “Ada 3 doa yang tidak tertolak : doa pemimpin yang adil, doa orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi.” 

Imam An-Nawawi menjelaskan, “Dianjurkan bagi orang yang berpuasa untuk berdoa sepanjang waktu puasanya (selama ia berpuasa) dengan doa-doa yang sangat penting bagi urusan akhirat dan dunianya, bagi dirinya, bagi orang yang dicintai dan untuk kaum muslimin.” 

Dan pada ayat terakhir surat Al-Baqarah ayat 183, Allah menutup dengan berfirman, “Agar kamu bertakwa.” Sadarkah kita, bahwa dalam makna ayat tersebut terdapat sebuah pengharapan yang mana Allah taala memberikan kita peluang besar untuk dapat mencapai derajat orang yang bertakwa. 

Cinta itu butuh pembuktian. Maka, jika kita benar-benar serius mencintai Allah, buktikanlah dengan selalu menaati perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Ikutilah segala petunjuk Rasulullah Saw. dengan megikuti segala ibadah yang dituntunkan dan dicontohkan kepada kita. 

Selain itu juga ini adalah bulan dimana Al-Quran diturunkan. Beribu keberkahan terlimpah pada bulan ini. Ditambah lagi ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadr

Maka, masih adakah dalam diri kita yang tidak ingin memanfaatkan waktu sebulan yang begitu singkat ini? Jadikanlah Ramadhan ini bulan yang penuh makna. Bulan yang menjadikan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik dan bertakwa. 

Karena bisa jadi ini adalah Ramadhan terakhir kita. Di mana para ahli kubur pun berharap dapat memperoleh hanya sedetik saja keberkahannya. Jangan kita menjadi orang yang menyesal dan termasuk menjadi orang yang celaka karena tidak mendapatkan ampunan dan rahmat Allah. Na’uzubillahi min dzalik.[]

*Penulis merupakan mahasiswi tingkat 2 Universitas Al-Azhar, Mesir.

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top