9 Tahapan yang Baik dalam Memperbaiki Bacaan Al-Quran

Oleh: Azriandri


Apa yang membedakan saat membaca Al-Quran sebagai kalamullah dengan buku-buku yang lain. Hakikatnya membaca Al-Quran itu berpahala. Namun cukupkah membaca Al-Quran tanpa memperhatikan cara baca yang benar. Nah berikut jika anda belum terlalu lancar membaca Al-Quran dan tips memperbaiki bacaannya agar benar dan indah.

Pertama. Setiap pembelajar Al-Quran harus menyempurnakan harakat atau baris huruf hijaiyyah, dalam bahasa arab disebut Itmam al-harakah. Dengan kategorinya adalah: 
  • Memperbaiki serta memperhatikan bentuk baris dari setiap huruf. 
  • Mempelajari dan memahami bagaimana cara pegucapkan setiap harakat; fathah, kasrah dan dhammah dengan sempurna. 
  • Membiasakan untuk membaca dengan sempurna setiap harakat, fathah(baris atas), dhammah (baris atas bengkok), kasrah ( baris bawah). Teruskan sampai terbiasa dan tidak lagi sering tertukar dan terbolak-balik antar harakat.

Kedua. Memperbaiki makharijul huruf atau tempat keluar huruf. Dengan step yang dilalui adalah:
  • Mengetahui serta memahami makhraj setiap huruf. 
  • Meperhatikan serta membiasakan untuk mengucapkan dan mengeluarkan huruf pada makhrajnya (tempat keluarnya) masing-masing.
  • Membedakan setiap huruf yang makhrajnya berdekatan seperti; tsa(ث) dan dza (ذ), sin (س) dan shad(ص), kaf(ك) dan qaf (ق). 
  • Pastikan bisa mengucapkan setiap huruf dengan sempurna dan bisa membedakan huruf-huruf yang makhrajnya berdekatan. 

Ketiga. Memperbaiki sifat-sifat huruf. Ini dilakukan dengan cara:
  • Memperhatikan dan mempelajari makna dari setiap sifat huruf; tebal, tipis, rakhawah, syiddah, isti'la, istifal, dll. 
  • Membiasakan untuk menerapkan setiap sifat pada masing-masing huruf dengan sempurna. 
  • Membedakan setiap huruf yang memiliki kedekatan pada sifat seperti zaii (ز), sin (س) dan shad (ص) yang sama-sama memiliki sifat ash-shafir. 
  • Membiasakan untuk membaca dan memberikan hak semua huruf dengan sempurna, serta tidak tertukar dan terbolak-balik seperti dzal (ذ) dan dha (ظ) karena kedua huruf ini berdekatan pada makhraj tetapi berbeda pada sifat-sifatnya. 
  • Memperhatikan tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis) pada setiap huruf, karena tafkhim dan tarqiq dapat memengaruhi makna. 
  • Mempelajari sifat-sifat tazyiniyah (penyempurnaan sifat-sifat huruf).


Keempat. Mempelajari setiap mad dalam Al-Quran. Ini biasanya dijalani dengan model berikut:
  • Memahami dan mempelajari makna dan pembagian mad. 
  • Mengetahui ukuran panjang setiap mad. 
  • Bisa membedakan cara membaca jika dua mad bertemu dalam satu waktu. 


Kelima. Mempelajari hukum-hukum tajwid secara umum seperti izdhar, ikhfa, idgham iqlab, dll. 
  • Mempelajari dan memahami setiap hukum dengan baik dan benar. 
  • Mengetahui makna setiap hukum dengan sempurna. 
  • Membiasakan untuk membaca dengan menerapkan setiap hukum sesuai dengan kaidah masing-masing.


Keenam. Mempelajari azminatul ghunan (masa atau ukuran panjang dengung). Dan juga memperhatikan hal-hal berikut:
  • Setiap ghunnah (dengung) masa atau ukuran panjangnya tidak sama. 
  • Ada ghunnah akmal (paling panjang atau sangat sempurna),  kaamil (sempurna  atau lebih pendek dari akmal), naaqish (kurang sempurna atau lebih pendek dari kaamil), anqash (sangat tidak sempurna atau lebih pendek dari naaqish0. 
  • Biasakan membaca dengan membedakan ukuran dengung setiap hukum, ukuran dengung pada ikhfa yang berbeda dengan ukuran dengung pada idgham, dll. 

Ketujuh. Mempelajari dan memahami waqaf (tempat berhenti) dan ibtida' tempat memulai kembali). Prosesnya adalah:
  • Memperhatikan macam-macam waqaf dan ibtida'. 
  • fokus bagaimana cara berhenti dan memulai bacaan dengan baik dan benar sebagaimana diajarkan oleh para ulama. Karna kalau berhenti atau mulai sembrangan terkadang bisa mengubah arti dari Al-Quran. 


Kedelapan. Memperhatikan adab-adab dalam membaca Al-Quran. 
  • Kita juga perlu mengetahui dan memperhatikan adab-adab membaca Al-Quran, seperti memperkecil atau menurunkan suara ketika ada kalimat-kalimat untuk Allah swt misalnya pada kalimat : 
    قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا ۗ سُبْحَانَهُ



  • Mengetahui bagaimana caranya memulai bacaan jika tiba-tiba berhenti baik, sengaja atau tidak, apakah di mulai dengan bismillah lagi atau langsung di teruskan.
  • Memperhatikan adab-adab diluar bacaan seperti bersuci, menghadap kiblat, dll.


Kesembilan. Belajar dengan bertalaqqi (membaca langsung di depan syaikh atau guru yang mahir dalam Al-Quran). Jangan belajar dan mempraktekkan setiap hukum sendiri tanpa bimbingan guru, karena ilmu tajwid ini adalah ilmu praktek, dan begitulah Rasulullah saw mengambil dari malaikat Jibril, begitu pula para sahabat mengambil dari lisan Rasulullah saw begitu juga para ulama hingga sampai kepada kita. Maka dari itu, tidak akan pernah berhasil jika kita hanya mempelajari secara teori saja.

Setelah semua tahap ini kita dilalui, insyaAllah kita akan mendapatkan kenikmatan dalam membaca Al-Quran atau bahkan kecanduan. Tentu semua ini tidak mudah, butuh kepada usaha dan pengorbanan yang luar biasa. Jika guru atau syaikh kita sudah mengakui bacaan Al-Quran kita baik dan benar barulah mencari ijazah atau sanad Al-Quran yang bersambung sampai kepada Rasulullah, saw, janganlah menjadi pemburu sanad, bacaan Al-Quran belum jelas, ilmu tajwid belum paham sudah ingin punya ijazah atau sanad. Menjadi pewaris ilmu tidak sebercanda itu. 

Untuk Al-Quran, berikan ia cinta yang luar biasa, insya allah semuanya akan allah mudahkan. Semoga Allah jadikan kita semua pencinta Al-Quran yang akan menjadi penyelamat bagi kita di dunia dan akhirat. []

*Mahasiswa tingkat 1 Dirasat al-Islamiyyah, Universitas Al-Azhar Mesir. Murid langsung Syeih Abd al-Qadil al-Djibouti.

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top