Manusia; Islam, Evolusi Lamarck dan Darwin

Oleh: Muhammad Mutawalli T.* 

(sumber foto: wikipedia.com)
 Allah Swt. berfirman : 



يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ 

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs. Al-Hujurat [49] : 13).

“Human is Created, not Evoluted” ini merupakan satu kesimpulan sebagai jawaban untuk menolak kepercayaan Teori Evolusi “Charles Darwin”. Teori Evolusi adalah salah satu teori dalam sains yang sudah lama dibantah oleh ratusan ilmuwan. Tulisan ini adalah sebagai “ulangan” beberapa bantahan dari berbagai sudut pandang, salah satunya dari sudut pandang Islam. Perspektif Islam menyatakan bahwa manusia itu diciptakan oleh sang Maha Pencipta. Berbeda dengan prinsip Teori Evolusi yang menyatakan bahwa makhluk hidup mengalami perubahan, pertumbuhan dan perkembangan secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan. Tentu ini merupakan tanda bahwa mereka yang tidak meyakini manusia itu diciptakan berarti tidak percaya adanya pencipta, melainkan proses adanya makhluk hidup ini terjadi dengan sendirinya melalui evolusi. 

Sebelum masuk dalam pandangan Islam mengenai makhluk hidup terutama manusia, terlebih dahulu sedikit kita ketahui bagaimana isi dari Teori Evolusi. 

Humanoid ada tiga: 1) Australopithecus, hidup pada zaman es dan diketahui sebagai manusia purba pertama. 2) Cro-Magnon, manusia pemburu dan peramu. 3) Neandhertal, yang hidup pada zaman pleistosen (2.588.000 hingga 11.500 tahun yang lalu). Saat ini humanoid digunakan sebagai istilah untuk robot-robot yang diprogram menyerupai manusia. 

Jika mundur ke belakang lagi, awalnya human evolution dimulai dari sebuah makhluk yang bernama Haikouichthys (530 juta tahun yang lalu), makhluk ini kalau dicari persamaannya seperti ikan sekarang. Kemudian berevolusi ke satu makhluk yang sudah tumbuh kakinya yaitu Tiktaalik (375 juta tahun yang lalu). Terus berevolusi hingga keluar dari air, menjadi makhluk seperti kadal, dinosaurus, mengecil lagi hingga menjadi kera, kemudian berevolusi menjadi Australophithecus yang dikenal sebagai manusia purba pertama. Kemudian berevolusi lagi menjadi Homo Erectus dan akhirnya hingga sekarang berevolusi menjadi manusia yang ada saat ini dengan sebutan Homo Sapiens (manusia cerdas). 

Pertanyaannya, Apakah ini semua fakta? Tentu tidak, ini hanyalah sebuah teori dengan bukti-bukti yang sama sekali tidak kuat. Secara akal, jika memang kera atau monyet sebelumnya sudah berevolusi, mengapa kera masih ada sampai sekarang? Sedangkan jenis-jenis makhluk di antara yang berevolusi antara kera dan homo sapiens sudah lama punah. Jika memang berevolusi pasti kera sudah lebih awal punah dibanding dengan jenis-jenis manusia purba setelah kera tersebut. 

(sumber foto: detik.com)
Darwin bahkan pernah menyatakan bahwa hubungan antar semua species tersebut berstatus missing links (ada yang tidak berhubungan). 

Teori Evolusi adalah salah satu teori yang dibuktikan keberadaannya dengan penelitian dan penemuan fosil-fosil tengkorak yang mirip dengan manusia saat ini. Pierre-Paul Grasse, seorang ahli zoologi asal Perancis dan merupakan salah satu pendukung Teori Evolusi Lamarck pernah menulis : “Imajinasimu terlalu liar jika kau percaya kita telah berevolusi dari kera hanya karena beberapa temuan tengkorak”. 

Dari pernyataan ini, Teori Evolusi Lamarck dan Teori Evolusi Darwin tampak bertolak belakang walaupun sama-sama menggunakan istilah evolusi. Teori Evolusi Lamarck menggagas bahwa ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunan-keturunannya. Akan tetapi bukan seperti gagasan Teori Evolusi Darwin yang adanya variasi organisme terjadi dengan sendirinya. 

Dan kedua teori ini memanglah hanya teori, tidak sampai kepada derajat fakta. 

Untuk menghadapi tiga perspektif ini antara lain Islam, Evolusi Lamarck, dan Evolusi Darwin. Prof. Dr. Quraisy Shihab, alumni Universitas Al-Azhar spesialis Tafsir dan Ilmu Al-Quran punya jawaban yang begitu bijak. Dalam Channel Youtube anaknya Najwa Shihab, Beliau ditanya siapa yang lebih awal? Nabi Adam As. atau manusia purba? Prof. Quraisy Shihab mencoba menjawab pertanyaan tersebut. 

“Dalam al-Quran ada menceritakan proses kejadian manusia. Namun juga diceritakan bahwa sebelum kejadian manusia (Nabi Adam) ini sudah ada makhluk-makhluk lain,” 

Beliau melanjutkan “Tapi tidak diterangkan apa makhluk-makhluk lain itu. Boleh jadi, makhluk-makhluk lain itu. Boleh jadi, makhluk-makhluk lain itu manusia purba.” 

Menurut beliau, ketika al-Quran berbicara mengenai penciptaan Adam As. yang tertera hanyalah pernyataan bahwa Adam As. itu diciptakan dari tanah, kemudian dihembuskan ruh maka jadilah manusia. Dan ini yang dimaksudkan sebagai manusia modern (homo sapiens). Namun al-Quran tidak menjelaskan apa yang terjadi setelah penciptaan dari tanah dan sebelum ditiupkan ruh. 

Setelah itu beliau menegaskan bahwa jika ada pertanyaan benarkah atau bisa dijadikan faktakah Teori Darwin atau New Darwinism itu? Bisa kita katakan, Islam tidak membahas itu. 

Oleh karenanya, penulis mengambil dua kesimpulan besar terkait Teori Evolusi, terutama teori yang digagas oleh Charles Darwin: 

1. Bisa jadi, manusia yang dimaksudkan dalam al-Quran itu hanyalah homo sapiens. Yaitu manusia normal yang ada dengan fisik, mental dan daya pikir saat ini. Jika manusia purba memang ada yang dibuktikan dengan penemuan fosil dengan segala ciri khasnya, al-Quran tidak menunjuk makhluk-makhluk itu sebagai manusia. 

2. Bisa jadi, makhluk seperti manusia purba adalah makhluk yang secara fisik, mental dan daya pikir berbeda dengan manusia sekarang. Mereka adalah manusia yang memang tidak sampai risalah dakwah. Dalam teori, mereka juga makhluk yang dipercaya memiliki bahasa. Kita tidak tahu apakah bahasa dan kehidupan mereka terbentuk oleh kumpulan akal, budaya dan pemikiran sebagaimana homo sapiens. 

Pelajaran penting yang dapat dipetik dari pembahasan ini adalah terkadang pelajar-pelajar yang ada di sekolah juga belum bisa membedakan antara fakta dan teori. Karena saat ini teori sains yang diajarkan di sekolah disampaikan dengan gaya yang seakan-akan itu fakta. Teori sifatnya masihlah sebuah pendapat yang didukung dengan penelitian, penemuan, dan didukung dengan argumentasi yang ada. Akan tetapi hakikatnya sebuah teori tidak akan sampai ke derajat fakta selama memang belum mencukupi syarat untuk disebut sebagai sebuah fakta. 

Teori Evolusi Darwin bertentangan dengan isi al-Quran sebagai sumber autentik paling atas dalam Islam. Teori Evolusi hanyalah sebuah teori dan al-Quran bukanlah kitab teori melainkan kitab fakta. Manusia tidak berevolusi melainkan diciptakan oleh-Nya. 

Bukan berarti dalam tulisan ini penulis menghina teori yang dikemukakan oleh Charles Darwin, melainkan ini sebagai kritik bahwa sebagai muslim, kita dilarang meyakini Teori Evolusi sebagai sebuah fakta. Selain Teori Evolusi yang dikemukakan, Charles Darwin juga pernah berpendapat bahwa semua makhluk hidup berasal dari air. Pendapat ini boleh kita percayai karena sesuai dengan isi al-Quran yang sudah lebih awal turun ketimbang pendapat Darwin tersebut. Allah Swt. berfirman: 

أَوَ لَمۡ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ كَانَتَا رَتۡقٗا فَفَتَقۡنَٰهُمَاۖ وَجَعَلۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ كُلَّ شَيۡءٍ حَيٍّۚ أَفَلَا يُؤۡمِنُونَ 

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Qs. Al-Anbiya : 30).

Wallahu A’laa wa A’lam 


*Penulis adalah Mahasiswa Tingkat 2 Fakultas Ushuluddin Univrsitas Al-Azhar Kairo. 

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top