Mengenal Arab Sebelum Datangnya Islam

Oleh : Muhammad Farhan Sufyan*
 
(Image: taklimislam.wordpress.com)

 
Ketika mendengar nama bangsa yang satu ini, secara spontanitas pikiran kita langsung tertuju kepada sebuah bangsa yang mayoritas penduduknya berpakaian jubah, berjenggot panjang, berpostur tinggi besar dan tentunya beragama Islam. Penggambaran ini ternyata jauh dari kebenaran mutlak. Karena tentu saja ada sebagian orang Arab yang memakai celana jeans (tidak berjubah), tidak menganut agama Islam dan lain sebagainya. Dalam artian tidak sesuai dengan penggambaran awal.


Di sisi lain, ketika membahas bangsa Arab terdahulu, tentu akan berkaitan erat dengan masa Jahiliyah. Zaman yang kerap dikenal sebagai masa kebodohan. Lantas, apakah pengertian tersebut dapat diartikan bahwasanya seluruh bangsa Arab adalah bangsa bodoh yang tidak memiliki kemajuan dan peradaban? Inilah yang menjadi perhatian kita dalam bahasan kali ini.

Pengertian Masa Jahiliyah

Jika merujuk ke berbagai pendapat ulama terdahulu baik secara etimologi maupun terminologi. Pengertian masa Jahiliyah diantaranya :

1. Imam Ath-Thabari

"Masa Jahiliyah adalah suatu zaman yang terdapat banyak kebodohan."

2. Ibnu Mandzur

"Kata 'Jahiliyah' berasal dari kata جهل(jahl) yang berlawanan makna dengan kata علم (ilmu). Dari kata ini kemudian diseraplah kata جهالة , yang memiliki makna yaitu 'mengerjakan suatu perbuatan tanpa didasari ilmu'."

3. Sayyid Mahmud Syukri Al-Alusii Al-Baghdadi

"Masa Jahiliyah adalah masa dimana terdapat sebuah kelompok dan penyair bodoh yang tiada ilmu sama sekali ataupun tidak mau mengikuti dan mengamalkan ilmu yang telah ada".

Adapun dari segi pemakaian kata dalam hadis dan syair-syair Arab terdapat makna sebagai berikut :

1. Syair

الا لا يجهلن احد علينا # فنجهل فوق خهل الجاهلينا

Syair yang diciptakan oleh ‘Umru’ ibn Kultsum merupakan salah satu contoh pemakaian kata 'Jahiliyah' di masa itu yang bermakna “Orang yang tak berakal” (السفهاء مرادف من تلك الكلمة : يجهلن).

2. Hadis

Dalam kitab Buluughul 'Arib, dikatakan bahwa seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata, “Barangsiapa yang berbuat amal buruk maka dia adalah orang yang bodoh selama dia mengetahui bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan kebenaran…”

Setelah menelisik lebih dalam penggunaan dan pemaknaan kata al-jahil, maka tak dapat dihukumi telak akan maknanya yang berlawanan mutlak dengan al-‘ilm. Karena pada dasarnya, orang Jahiliyah itu mengetahui hakikat-hakikat dasar dari ilmu. Akan tetapi, mereka tak mau mengamalkannya. Bahkan jika dilihat dari segi bahasa dan sastra, syair Arab itu sangatlah sempurna. Bukan hanya dari segi makna, akan tetapi kalimatnya juga terkenal rumit dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmu ‘Arudh dan Qawafi.

Pembagian Masa Jahiliyah

Perlu digaris bawahi, beberapa peneliti membagi masa Jahiliyah menjadi dua periode. Periode pertama dan kedua. Untuk masa yang sering dikaji dan dibahas dalam berbagai penelitian itu ialah periode kedua. Masa yang dikenal akan kehebatan para penyair dan keindahan seluk beluk sastra. Dan waktu yang diperkirakan itu hanya berkisar dua abad atau setara 200 tahun sebelum datangnya Islam.
 
 
Sedangkan untuk periode pertama terhitung jauh sebelum masa Jahiliyah itu sendiri atau lebih dikenal di masa kekuasaan Raja Hammurabi. Dia adalah raja keenam dari kerajaan Babilonia yang memerintah pada tahun 1750-1792 SM. Hammurabi juga dikenal sebagai raja yang paling banyak menaklukkan kerajaan lain. Dalam dunia penelitian sejarah, Ia diapresiasi dengan piagam Hammurabi (Codex Hammurabi) yang dibuat pada masanya sebagai bentuk kode resmi (hukum tertulis).
 
Bangsa Arab dan Silsilah Keturunannya

Jika menggunakan konsep ketuhanan, dalam menelusuri asal-usul manusia, maka sumber kembalinya adalah Nabi Adam 'alaihissalam . Seluruh agama samawi mempercayai bahwa Nabi Adam 'alaihissalam adalah manusia yang pertama kali diciptakan dan hidup di muka bumi ini. Oleh karena itu, dimulai dari Nabi Adam 'alaihissalam, lahirlah keturunan pertama yaitu Habil dan Qabil. Terus menerus hingga masa Nabi Nuh 'alaihissalam. Sejarah mencatat bahwa Nabi Nuh 'alaihissalam memiliki empat putra, yaitu Sam, Ham, Yafits, dan Kan’an.

Ketiga agama samawi juga meyakini adanya banjir besar yang terjadi pada masa Nabi Nuh 'alaihissalam yang meluluh lantakkan seluruh makhluk di penjuru dunia, kecuali orang yang diikutsertakan dalam perahu. Sam, Ham, Yafits termasuk dalam golongan ini, sedangkan Kan’an membangkang dan tenggelam dalam banjir besar itu.

Kemudian seluruh bangsa yang hidup di muka bumi ini silsilah keturunannya kembali kepada tiga anak Nabi Nuh 'alaihissalam yang selamat. Mulai dari Ham yang dikenal sebagai bapaknya orang Ethiopia, Afrika dan lain-lain. Yafits, ayah dari bangsa China, Turki dan lain sebagainya. Sedangkan Sam ialah bapak keturunan dari bangsa Arab, Eropa dan lain seterusnya.

Dari keturunan Sam inilah kemudian merebak dan menyebar berbagai bangsa terbesar saat ini. Salah satunya ialah bangsa Arab. Tempat utama yang menjadi pusat penyebarannya ialah Jazirah Arab dahulu. Keturunan dari Sam dapat diklasifikasikan melalui penuturan bahasanya menggunakan ilmu linguistik sebagai berikut :

1. Bahasa Arab

2. Bahasa Suryani

3. Bahasa Ibrani

4. Bahasa Fenisia

5. Bahasa Asyur

6. Bahasa Amhar

7. Bahasa Akkadia

Penamaan Bangsa Arab

Kata عرب tentunya diambil dari bahasa Arab itu sendiri yang berarti “Jelas”. Karena perkataannya yang jelas, fasih dalam penuturan dan mudah diucapkan.

Sedangkan sebagian peneliti berpendapat bahwa kata عرب bermakna “Penduduk Pedalaman”. Kemudian semakin hari, di saat bangsa Arab mengalami kemajuan peradaban, maka berubahlah kalimat الاعربي بعد الاسلام yang memiliki arti khusus “Tabiat yang keras”, sehingga maknanya pun menjadi berbeda dari sebelumnya.

Klasifikasi Bangsa Arab

Pembagian bangsa Arab ini hanya meliputi waktu dan zaman. Antara bangsa Arab yang telah punah, bangsa Arab yang tersisa, serta bangsa Arab yang baru datang dan bermukim di Jazirah Arab.

1. Bangsa Arab Punah (البائدة)

Yaitu bangsa yang telah ada di masa Nabi Shaleh 'alaihissalam, Nabi Hud 'alaihissalam, dan lain-lain. Contoh : kaum ‘Ad, Tsamud, Madyan, Thasm Jadisy, dan ‘Amalik.

2. Bangsa Arab Pendatang (العاربة)

Yaitu bangsa yang berasal dari keturunan Qahthan bin Ya’arab (قحطانيون) yang konon datang kemudian menyerang bangsa Arab asli, yaitu ‘Adnan. Bangsa Arab ini juga lebih dikenal sebagai bangsa Arab Selatan yang berasal dari Yaman.

3. Bangsa Arab Asli (المستعربة)

Yaitu Penduduk Arab asli yang bersambung silsilah keturunannya dengan Nabi Ismail 'alaihissalam, yaitu ‘Adnan bin Ismail (عدنانيون).

Siapakah orang pertama yang menuturkan bahasa Arab?

Para pakar bahasa berbeda pendapat tentang asal muasal munculnya bahasa Arab. Sebagian mengatakan bahwa yang pertama sekali berbicara menggunakan bahasa Arab ialah bangsa-bangsa Arab yang telah punah tersebut. Sebagian lainnya mengatakan bahwa Qahthan bin Ya’rab yang pertama menuturkannya. Dan sebagian lainnya juga berpendapat, bahwa orang yang pertama berbicara dengan bahasa Arab adalah Nabi Ismail bin Ibrahim 'alaihimassalam. Karena jika diurutkan sesuai nasab, beliau lah bapak dari semua kabilah Arab. Wallahu ‘alam.[]

Sumber :

- العرب قبل الاسلام, دكتور عوض سعد محمود عيسى

- تاريخ الادب الجاهلي, أ.د حنفي محمود و أ.د مصطفى أحمد

- Wikipedia 
 
 
*Penulis merupakan Mahasiswa Fakultas Bahasa Arab Universitas Al-Azhar, Kairo

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top