Sejarah Pers Masisir, Selamat Hari Kebebasan Pers Sedunia!

Oleh: Muhammad Dany*
Tgk. Dr. Fakhrul Ghazi saat berkunjung ke KMA 2018 silam
Hari kebebasan pers sedunia dirayakan setiap 3 Mei. Hari ini biasanya diperingati untuk mengenang para jurnalis yang gugur dalam pekerjaannya dan pula menuntut kebebasan pergerakan pers dunia. 

Peringatan kebebasan ini diresmikan oleh organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan PBB (UNESCO) pada tahun 1993, setelah Deklarasi Windhoek pada dua tahun sebelumnya. 

Deklarasi yang bertempat di Afrika ini dilakukan seusai Perang Dingin, mereka ingin memastikan negara-negara Afrika menjadi lebih demokratis khususnya dengan diberi kebebasan pada pergerakan media. Kata “pers” berasal dari bahasa Belanda, dalam bahasa Inggrisnya “press” yang memiliki arti media cetak. 

Pada awalnya pers hanya ditujukan kepada media cetak seperti koran, majalah dan lainnya. Namun seiring berkembangnya zaman pers juga ditujukan ke semua media komunikasi massa baik itu web, radio, tv dan lainnya. 

Dari segi kegiatannya pers merupakan media yang berhubungan dengan masyarakat luas. Kegiatan tersebut terfokus pada kegiatan yang bersifat mencari, mengumpulkan, mengolah, menulis, dan menerbitkannya bedasarkan sumber-sumber terpercaya, baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar atau video. 

Menurut ahli sejarah media cetak pertama terbentuk adalah “king pau” atau “kabar istana” yang berasal dari negeri Cina pada abad ke 8 tepatnya tahun 911 M.
Tgk. Dr. Fakhrul Ghazi dan Tgk. Thaiburrifqi Ananda Hafifuddin, Lc.
Sedangkan di kalangan Masisir media cetak pertama terbentuk adalah Buletin Terobosan. Kemudian disusul oleh Buletin el Asyi pada tanggal 1 januari 1991. el Asyi berhasil menerbitkan edisi pertamanya yang dipimpin oleh Tgk. Fakhrur ghazi, Lc. yang sekarang telah menyelesaikan doktoral dan menjabat sebagi dosen di IAIN Samarinda. 

Buletin ini bermotokan “udep sare, mate syahid” bermakna bahwa kita selaku seorang muslim hanya mempunyai dua pilihan dalam kehidupan fana ini. yang pertama hidup untuk memberi manfaat atau mati syahid. Pada bulan April lalu buletin ini menerbitkan lagi edisi terbarunya yang ke 141 berjudulkan "#savemasisir" yang dipimpin oleh Muhammad Sidqi. 

Sedangkan media berbasis online pertama sejauh pengamatan penulis adalah informatikamesir.net yang terbentuk pada 1993 di bawah naungan Insan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kairo. Saat ini media yang dipimpin oleh Ustad Taufiq sudah merilis 369 tulisan pada webnya informatikamesir.net

Youtube juga merupakan media yang sangat digemari di akhir-akhir tahun ini. Apalagi perkembangan pesatnya di Indonesia. Sejauh pengetahuan penulis, youtube pertama di kalangan Masisir adalah KMA.TV. chanel yang buat tahun 2015 ini sudah memiliki 1000 subcriber lebih. 

Chanel yang dipimpin oleh Tgk. Fikri Aslami ini memuat bermacam video kategori pendidikan dari video tahsin, fikih, akidah, filsafat, dan masih banyak lagi. Selamat Hari Kebebasan Pers Sedunia!




*Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Syariah wal Qanun Universitas Al-Azhar Kairo.

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top