Imam Zarkasyi dan kitabnya Luqtatul Ajlan

Oleh: Maulizal Akmal*

(Sumber: Pinterest)

Al Imam Badruddin Az Zarkasyi adalah gelar yang diberikan kepadanya. Nama asli beliau Muhammad bin Bahadir bin Abdullah Badruddin Az zarkasyi. Beliau lahir di Mesir pada tahun 745 H, dan juga wafat di Mesir pada tahun 794 H. Imam Az Zarkasyi dikenal sebagai seorang ulama mausu'I (berpengetahuan luas) yang pakar dalam hadits, Tafsir, Ilmu Tafsir, Fiqh, Ushul Fiqh dan Bahasa Arab.

Dari semenjak kecil sang Imam telah tertarik untuk belajar ilmu agama, bahkan beliau tumbuh dewasa dalam keadaan menuntut ilmu. Beliau berguru pada Syekh Jamaluddin Al Isnawi dan Sirajuddin Al Bulqini. Di umurnya yang masih belia, Zarkasyi kecil telah hafal Minhajnya Imam Nawawi, sebuah kitab yang menjadi pegangan dalam fiqh mazhab Syafi'i, sehingga beliau digelari "Al-Minhaji". 

Selain dikenal sebagai seorang alim, Imam Zarkasyi juga masyhur sebagai seorang yang berbudi luhur, bagus ucapan dan perangainya, wara' dan sangat zuhud terhadap dunia, beliau tidak tertipu dengan pernak-pernik dunia dan tak terkelabui di bawah bayang-bayangnya. Seluruh kehidupannya telah dipersembahkan untuk menuntut ilmu. Beliau bahkan tidak bekerja, tidak berdagang dan tidak mencari uang. Karena semua kebutuhan hidupnya dibiayai oleh kerabat-kerabatnya. Pekerjaan Imam Zarkasyi sehari-hari adalah belajar, belajar dan belajar. Jika beliau keluar rumah tidak ada tempat yang beliau kunjungi kecuali toko kitab dan perpustakaan.

Imam Ibnu Hajar Al ‘asqalani mengatakan, bahwa Imam Zarkasyi sangat jarang berada di rumah, beliau lebih sering berada di toko kitab dan menghabiskan waktu seharian di sana. Maka sangat wajar jika beliau memiliki pengetahuan yang sangat luas dan berhasil menulis karya-karya besar hingga banyak digemari oleh segenap ulama dan para "Thalib Ilmi". 

Di antaranya adalah kitab Bahru Al Muhith satu-satunya ensiklopedia ilmu ushul fiqh, kitab Al Burhan salah satu rujukan utama dalam disiplin ilmu Quran, juga kitab khadim Raudhah (penjaga Raudhah) yang beliau tulis untuk menlindungi kitab Raudhah Imam Nawawi dari kritika-kritikan, dan lain-lain .

Kitab Luqtah Al-Ajlan

Jika berbicara mengenai kitab-kitabnya Imam Zarkasyi, maka kitab Luqtatul Ajlan adalah satu hal yang tak boleh terlupakan. Matan unik yang satu ini benar-benar menjadi buah bibir di kalangan para ulama dan guru-guru yang menyukai ilmu aqliyah (ilmu berlogika). Buktinya, pernah suatu ketika seorang guru pesantren di Aceh pernah memposting kitab ini di laman facebooknya, hingga membuat kolom komentar dibanjiri oleh pujian para masyaikh terhadap kitab ini. 

Kemasyhuran kitab ini tentu bukan hanya karena pengarangnya, tapi karena pembahasan di dalamnya memang menawan, rumit tapi asik. Maka tak salah jika para ulama menyematkan Imam Zarkasyi sebagai seorang yang mausu'i, kitab ini lah salah satu buktinya. 
(Sumber: Dokumen pribadi)

Kitab Luqtatul Ajlan wa ballatuz Zam’an adalah sebuah matan yang ditulis oleh Imam Zarkasyi, di dalamnya sang Imam membahas empat disiplin ilmu. Ilmu Kalam dan Usul Fiqh, sebagai rajanya ilmu syariah, serta ilmu Maqulat dan Mantiq sebagai khadim dari dua ilmu yang telah disebutkan. Kemudian, matan ini disyarah oleh Syekh Zakariya Al Ansari, kemudian di komentari (hasyiah) oleh Syekh Yasin Al Hashmy. 

Imam zarkasyi benar-benar menuangkan pembahasan yang gharib (langka) dalam kitab ini, bahkan pembahasan di dalamnya nyaris tidak didapatkan di kitab-kitab besar lain. Seperti halnya tentang Usul Fiqh, beliau menguraikan semua dalil yang menjadi pondasi agama Islam,hingga berjumlah dua puluh delapan dalil, baik itu yang muttafaq alaihi (disepakati) atau yang mukhtalaf alaihi (diperselisihkan)
Contoh lain seperti pembahasan tentang sumber pengetahuan, segala perkara yang mustahil terjadi, macam-macam alat pancaindera baik lahir maupun batin dan cara kinerjanya, seperti apa ilmu komunikasi dalam islam, bagaimana cara berpikir yang benar untuk menghasilkan sebuah kebenaran, dan masih banyak lagi.

Kitab ini benar-benar seperti kebun yang dipenuhi oleh beragam pepohonan, ada pohon Jati dari hutan Hujan Tropis, ada pohon cemara dari hutan Taiga, seakan setiap pohon di dalamnya mewakili setiap hutan di dunia. Inilah salah satu hal yang mendorong Maha guru Syeh Zakariya Al Anshary untuk mensyarah kitab ini terlepas dari banyaknya permintaan dari penuntut ilmu saat itu. 

Syekh Zakariya Al Ansary tak habis-habianya memuji kitab ini, beliau berujar bahwa kitab ini sungguh diisi dengan nukilan-nukilan yang ajib, permasalahan langka yang jarang diketahui orang, isinya sangat indah, lafaznya sangat singkat tapi ilmunya sangat padat. Ini pengakuan ulama sekelas Syekhul Islam Zakaria Al Ansari, bisa dibayangkan betapa berkelas kitab ini.

Dan di antara kelebihan kitab ini adalah disetiap pembahasan Imam Zarkasyi selalu menukilkan pendapat dari tokoh-tokoh dan kelompok-kelompok hebat dan dari kitab-kitab kelas tinggi, seperti kitab Mathali ', Thawali', Mustashfa, Al Mankhul dll. Di sinilah kita akan merasa takjub saat membacanya, karena di dalamnya kita akan menjumpai adu argument antara Asya'irah dan Mu'tazliah atau antara Asya’irah dan falasifah, di lain tempat kita juga akan menjumpai bantahan Imam Fakhruddin Ar Razi terhadap Ibnu Sina, atau saling lempar argumen antara Nashiruddin Baar Thai dan Imam Fakhruddin Baar Razi, ada juga bentrokan antara Izzuddin Ibnu Abdisslam dan Imam Haramain, abu bakar al bakilani versus mu'tazilah, bahkan juga hadir tokoh-tokoh lain, seperti Imam Al Ghazali, Abu Yusuf, Al Muzani, Abu Ishaq Al Isfirayayni, Al Muktarih, Abu Bakar Ad Daqqaq, Al Ka’bi, Abu Ishaq Al Maruzi, Ibnu Labban dan sosok-sosok besar lainnya yang bahkan namanya tak pernah kita dengar. 

Namun demikian, sekalipun Kualitas kitab ini tak diragukan lagi dan mendapat pujian banyak dari para ulama, para ulama tetap mengakui bahwa karya emas Imam Zarkasyi ini masih belum sempurna dibedah, bahkan syarah syeh zakariya dan hasyiyah syekh yasin masih terbilang sangat singkat, hanya menjelaskan poin pentingnya saja dan tidak terlalu mendetail. Tentunya, ini menjadi "PR" bagi penggiat ilmu untuk menuntaskannya dengan baik.

Sejatinya, kitab yang satu ini dijamin akan membuka pikiran kita dan merubah cara pandang kita terhadap agama islam, bahwa agama islam tidak melulu tentang cara membersihkan najis, agama Islam tidak selalu membahas tentang hukum talak. Namun, dalam Islam juga ada tokoh-tokoh hebat dan pemikir hebat. Pemikiran-pemikiran mereka inilah yang telah mempertahankan peradaban Islam selama 13 abad lebih. Dan dunia pemikiran dalam Islam lebih luas dan kaya dari pemikiran luar Islam , Seharusnya karya-karya emas mereka lah yang harus kita gemari, kita telusuri, kita kuasai dan kita kenalkan kembali pada dunia, agar dunia tahu bahwa Islam memiliki harta karun yang bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi umat manusia di era post modern ini.

*Penulis adalah mahasiswa tingkat II fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar.
Editor: Annas Muttaqin




Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top