Cahaya di Langit Pemikiran Barat

Oleh: Fahmi Rizki*
Sumber: Instagram @mindz.eye

Betapa banyak ujaran kebencian terhadap Islam terus digoreskan oleh kalangan barat sejak lama. Seorang manusia sesempurna Nabi Muhammad Saw. saja tidak luput dari kritikan mereka. Beliau dituduh sebagai seorang dukun, tukang sihir, dan dihina sebagai orang gila. Namun sebagaimana yang kita ketahui jauh dari itu semua. Beliau adalah Rahmatan lil-'Alamin, pengaruhnya terhadap dunia ini membawa rahmat ke seluruh alam semesta. Bahkan di akhirat kelak hanya beliau yang dapat memberikan syafaat kepada kita semua.

Berbicara tentang autentik ajaran islam, pastinya di kalangan para muslim sangat mudah untuk menerimanya. Lalu bagaimana mungkin mereka para non-muslim menerima bahwa agama Islam itu indah dan meyakinkan bahwa Nabi beragama Islam berakhlak sangat mulia, sedangkan dalam pikiran mereka sudah tertanam kuat prinsip untuk membenci agama ini?

Segala tuduhan dan fitnah itu sudah sejak dulu pula dibantah telak oleh para ulama terdahulu dengan bukti-bukti yang sangat akurat. Namun sayangnya ketika benci sudah tertanam setan makin menguatkan, tuduhan tetap dilontarkan dan terus ada hingga akhir zaman. Walaupun begitu Allah masih tetap memberikan hidayah bagi orang-orang pilihan.

Kalangan barat pada umumnya melihat Islam dan Nabinya itu dengan pandangan yang salah. Akan tetapi suatu hal yang kita rindukan ialah tatkala kalangan dari mereka sendiri yang mengungkapkan kekaguman dan pengakuan terhadap kebenaran Islam dan Nabinya itu. Yang tentunya dapat membuka pemikiran dan menjadi perenungan di tengah-tengah kalangan mereka.


Prof. Dr. Izzuddin Farag, seorang berkebangsaan Mesir menukilkan beberapa pandangan Para Pemikir Barat dalam bukunya "Nabi Islam Dalam Kacamata Pemikiran Barat" yang telah diterjemahkan ke banyak bahasa termasuk bahasa Indonesia. Adapun dari tulisan Dr. Izzuddin akan kami kutip pandangan Para Pemikir Barat dalam tulisan yang singkat ini. Adapun mereka:

  • Pertama, Thomas Carlyle, seorang penulis besar Inggris yang wafat di London pada 1881 M. Dalam bukunya "On Heroes, Hero Worship and The Heroic in History" menolak tuduhan dan fitnah yang mengatakan bahwa ajaran yang dibawakan Nabi Muhammad adalah sebuah kebohongan. 
Ia menuliskan dalam bukunya: "Risalah yang didakwahkan oleh Nabi Muhammad Saw. telah menjadi lentera penerang bagi jutaan manusia selama 14 abad lamanya, maka apakah logis jika ajaran yang dijadikan pijakan hidup dan dibawa mati oleh jutaan orang tersebut hanyalah kebohongan seorang pembohong atau tipuan seorang penipu belaka?" Begitulah ungkapnya membela Baginda Muhammad Saw.

Thomas mengaku mencintai beliau karena kepribadiannya yang jauh dari sifat sombong dan juga tidak bersikap hina. Thomas membenarkan bahwa beliau juga jauh dari sifat keserakahan, ketenaran pribadi, cinta dunia, dan haus akan kekuasaan sebagaimana yang diklaim oleh para pendusta. Thomas menjelaskan tentang Islam, dia menulis: "Dengan Islam, Tuhan telah mengeluarkan bangsa Arab dari kegelapan menuju cahaya, dan dengannya ia menghidupkan bangsa yang mati."

Thomas yang tumbuh di lingkungan keluarga Kristen mengungkapkan kekagumannya: "Dalam Islam terdapat karakter yang menurut saya adalah karakter paling mulia dan agung, yaitu kesetaraan di antara manusia. Ini menunjukkan kelurusan cara pandang dan kebenaran pendapat."

  • Kedua, datang dari seorang penulis dan filsuf besar Inggris, Bernard Shaw. Ia termasuk salah satu pemikir dan filsuf terkemuka dunia. Pandangannya terhadap sesuatu dapat berpengaruh besar, sehingga dengan mudah dapat diyakini seutuhnya dan dipercayai sebagai kebenaran dan ketetapan dalam kapasitas yang besar. 
Bernard dalam tulisannya memuliakan Nabi Saw., ia berkata: "Saya senantiasa memberikan perhatian sangat tinggi terhadap agama Muhammad karena vitalitasnya yang luar biasa. Dia (Islam) adalah agama satu-satunya yang mengesankan saya bahwa dia mampu bertahan dalam berbagai tahap perkembangan kehidupan yang berbeda-beda, di mana ia mampu menjadi sebuah agama yang menarik di setiap masa dan tempat."
 
Di sisi lain, ia mengungkapkan keburukan yang dilakukan oleh para musuh Islam. Bernard Shaw menulis: "Para pendeta abad pertengahan telah menggambarkan Islam dengan warna-warna gelap, bisa jadi karena kebodohan atau karena fanatisme yang buruk, namun pada kenyataannya, itu karena kebencian terhadap Muhammad serta kebencian terhadap agamanya, mereka menganggapnya sebagai musuh bagi Kristus. Saya telah mempelajarinya sebagai tokoh besar, saya temukan bahwa dia sangat jauh untuk dikatakan memusuhi kristus, bahkan seharusnya dia disebut sebagai 'Penyelamat Kemanusiaan'."

  • Ketiga, pandangan seorang Orientalis Prancis, Emile Dermenghem terhadap Nabi Islam. Ia menulis sebuah buku tentang berbagai sisi dan fase kehidupan Nabi Muhammad. Dalam buku "Nabi Islam Dalam Pemikiran Barat" karya Dr. Izzuddin Farag ini mengutip beberapa paragraf dari tema judul "Rasulullah" di mana Emile berkata:
"Dan kesaksian terbaik bagi para Nabi itu adalah apa yang mereka wariskan, yaitu: Kenyamanan pikiran, ketenangan hati, kebulatan tekad, dan kesabaran dalam menghadapi setiap kesulitan beserta pulihnya akhlak yang sakit dan lemah.
 
Telah datang seorang Nabi Islam yang mengajak orang-orang yang berilmu agar mengetahui apa yang mereka katakan, dan meluruskan jalan menyimpang yang di dalamnya orang-orang bijak tersesat. Cukup kami tunjukkan bahwa Nabi Islam telah muncul pada masa yang sangat gelap dalam sejarah, pada waktu di mana peradaban-peradaban mengalami kekacauan dan keretakan."

  • Keempat, pandangan dari Ronald Victor Bodley. Dia adalah seorang Perwira Amerika yang tinggal bersama orang-orang Arab dan mempelajari kehidupan khusus mereka. Sehingga membuatnya tertarik untuk mengkaji secara mendalam kehidupan Nabi mereka. Dari situ ia terdorong untuk menulis sebuah buku tentang kehidupan Nabi Islam dan tanda-tanda keagungannya.
  • Kelima, pandangan Washington Irving, seorang sastrawan Amerika. Kegemarannya terhadap sastra dan menulis membuahkan buku yang terkenal berjudul "Life of Muhammad" (Kehidupan Muhammad). Ia mengkaji Nabi Muhammad Saw. dari berbagai sisinya. Irving mengaku kagum atas toleransi Nabi terhadap musuh dan penentangnya setelah penaklukkan kota Makkah. 
Washington Irving dalam tulisannya berkata: “Kemenangan-kemenangannya dalam peperangan dan dalam kancah perpolitikan tidak membuatnya sombong dan bangga, tidak ada dalam jiwanya sikap egoism dan keinginan-keinginan pribadi yang tak terkendali, akan tetapi Nabi dengan semua ini, tetap zuhud dan rendah hati sama seperti masa-masa awal kehidupannya.” 
 
  • Keenam, datang seorang Ateis Rusia, Count Leo Tolstoy. Dia adalah seorang tentara, lalu bekerja untuk mereformasi komunitas sosial. Filsuf Rusia yang juga seorang penulis terkenal ini tatkala melihat ada penganut agama lain yang sewenang-wenang terhadap agama Islam, maka ia akan membela kebenaran sehingga tergerak hatinya untuk menulis secara singkat tentang Nabi Islam dan sebagian sejarah Hidupnya. 
Leo Tolstoy berkata: "Muhammad tidak mengatakan bahwa dirinya adalah satu-satunya Nabi Allah, namun ia juga meyakini kenabian Musa dan Isa, ia mengatakan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak dipaksa untuk meninggalkan agama mereka.
 
Di antara keutamaan agama Islam adalah mewasiatkan untuk berbuat baik kepada orang Kristen dan Yahudi serta pemuka agama mereka, Islam telah memerintahkan agar menjaga hubungan sebaik-baiknya dengan mereka, bahkan telah membolehkan pemeluknya untuk menikah dengan penganut agama lain (ahli kitab), dan tidaklah tertutup bagi siapapun yang memiliki pandangan tajam, akan adanya toleransi yang luhur ini.”
 
Dalam perkataannya yang lain menegaskan bahwa Nabi Muhammad Saw. sangat pantas untuk diagungkan dan dihormati. Seorang pemikir Islam di kala itu Muhammad Abduh mengapresiasi pemikiran Filsuf Rusia ini, ia menulis surat kepadanya: "Wahai orang yang bijak dan mulia, Monsieur Tolstoy, kami tidak mengenal pribadi Anda, tetapi kami tidak terhalang untuk mengenali spirit Anda. Sinar pemikiran Anda memancar kepada kami dan matahari pandangan Anda bersinar di cakrawala kami hingga jiwa-jiwa orang bijak dan jiwa Anda menyatu secara harmoni." Begitulah beberapa potongan kata yang ia tulis.

  • Ketujuh, pemikir terakhir ini datang dari India, Mahatma Gandhi. Dia adalah seorang tokoh, penulis dan pemikir besar India. Ghandi pernah menghadiri acara perayaan Rasulullah di kota Pune India dan memberikan pidato legendarisnya yang berisi kekaguman terhadap Nabi Islam, risalah dan keagungannya, ia berkata: 
"Nabi agung Muhammad adalah seorang yang fakir dan zuhud terhadap kenikmatan dunia, pada saat di mana ia mampu untuk menjadi orang yang kaya-raya jika berkenan. Saya telah menitikkan air mata saat membaca sejarah hidupnya. Bagaimana mungkin seorang pencari kebenaran semacam saya tidak menundukkan kepala di hadapan di hadapan tokoh ini, yang mana ia tidak berbuat baik kecuali untuk kemaslahatan kemanusiaan seluruhnya."
 
Termotivasi dari Nabi Muhammad Saw. untuk tidak membedakan kemaslahatan kemanusiaan. Mahatma Gandhi seorang pemimpin agama yang berpengaruh besar terhadap pengikutnya, merasa iba terhadap kehidupan orang-orang Dalit, yaitu mereka yang dikenal sebagai kaum tak berkasta. Gandhi mengajarkan kepada para pemeluk Hindu bahwasanya kasta orang-orang Dalit itu tidaklah najis seperti yang mereka yakini.

Sumber: Dokumen pribadi


Kehidupan Nabi Islam dan risalahnya tidak hanya membuat kagum, akan tetapi dapat mengubah pandangan pemikir mereka sehingga dapat berpengaruh bagi para pengikutnya. Para penghina dan pembenci Islam akan selalu ada, walau begitu tetap ada yang menjaga dan membelanya, baik itu pembelaan dari kaum muslim, maupun pembelaan dan pengakuan kebenaran dari mereka yang non-muslim. Pandangan-pandangan di atas adalah bukti bahwa Islam itu adalah Rahmatan lil-'Alamin dan terjauhi dari fitnah dan tuduhan yang keji.[]


*Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar - Kairo.
Editor: Syafri Al Hafidzullah

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top