Guru Aini; Kisah Seorang Guru yang Sangat Ingin Muridnya Mengerti dan Seorang Murid yang Sangat Ingin Mengerti

Oleh: Rahmiatul Aini*

Sumber: Mengimla.com
Identitas Buku

Judul: Guru Aini

Pengarang: Andrea Hirata

Penerbit: PT Bentang Pustaka

Kota terbit: Yogyakarta

Tahun Terbit: 2020

Tebal Buku: 336 halaman

Jenis buku: Fiksi

Sinopsis

Andrea Hirata, salah satu penulis terbaik yang dimiliki Indonesia. Penulis asal Belitong ini telah menerima beberapa penghargaan sastra  internasional, bukunya yang fenomenal, Laskar Pelangi telah diterbitkan ke 25 versi bahasa asing dan diedarkan di lebih dari 130 negara.

Guru Aini (Prekuel Novel Orang-Orang Biasa), seperti karya-karyanya yang lain,  mengajak pembaca berpetualang dalam pengalaman-pengalaman kehidupan yang sarat akan pelajaran. Buku ini menceritakan tentang Desi, seorang guru matematika yang sangat idealis, bertekad besar dan pantang menyerah. Mimpinya menjadi guru matematika tidak bisa dipatahkan. Gadis cantik dan cerdas ini walau dibujuk berkali-kali untuk memilih profesi lain tetap saja kokoh pada pendirian, menjadi guru matematika, seperti gurunya Bu Marlis, seseorang yang membuatnya jatuh cinta pada matematika.

Pulau Tanjong Hampar, sebuah pulau antah berantah, di situlah akhirnya dia memulai misinya menjadi Guru Matematika. Berusaha keras mencerdaskan anak-anak daerah terpencil yang sangat anti dengan mata pelajaran satu ini. Berusia 18 tahun, memilih jauh dari keluarga, meninggalkan kemungkinan karir cemerlang dan berpenghasilan bagus di kota. Perjalanan yang kurang lebih memakan waktu seminggu itu dijalaninya dengan penuh semangat, berganti dari satu transportasi umum ke transportasi umum lain, beristirahat di losmen, terombang-ambing di kapal yang memuat segala jenis barang, menaiki bus busuk yang dijejali banyak orang. Sebuah perjalanan jauh yang tidak semua orang bisa taklukkan.

“Pendidikan memerlukan pengorbanan, Bu. Pengorbanan itu nilai tetap, konstan, tak boleh berubah.”

Begitu jawabnya mengakhiri perdebatan dengan ibu dan kepala sekolah yang membujuknya untuk berubah pikiran. Pengorbanan yang ia jalani bukan sebentar, bukan sedikit. Menumbuhkan cinta terhadap matematika di hati anak-anak itu ternyata lebih sulit dari yang ia bayangkan. Bertahun-tahun berusaha keras menemukan anak genius matematika, yang diharapkan menjadi semangat dan pembuka bagi mata anak-anak lain bahwasanya matematika bukan mustahil untuk ditaklukkan.

Sampai suatu hari pencarian itu terjawab di sosok Debut Awaluddin, seorang genius matematika yang sangat cemerlang. Guru Desi sangat semangat mengajarinya, menyediakan meja khusus untuknya di rumah dinasnya. Ternyata kebahagiaan Guru Desi tidak bertahan lama, Debut memilih bergabung bersama anak-anak belakang, sengaja menjawab salah soal-soal yang diberikan. Ia memilih berhenti belajar matematika, guru Desi patah hati.

Sejak kejadian itu, guru Desi berubah menjadi guru yang galak, tegas, dan masih sangat cerdas tentunya. Ia berazam tidak akan mengganti sepatu olahraga putih bergaris-garis merah yang diberikan ayahnya sebelum menemukan seorang anak genius matematika lainnya. Sebelum berhasil membuat anak-anak pelosok itu berteman dengan matematika, sepatu yang sudah lusuh itu akan selalu setia dipakainya.

Pasalnya, itu bukan perkara mudah. Anak-anak ini sangat bebal. Salah satu yang paling bebal dari yang bebal di antara mereka adalah Aini. Jangankan paham matematika, cara menyontek matematika saja dia tidak mengerti.

Di buku ini, kita akan melihat perjuangan Aini si paling bebal matematika bertransformasi menjadi genius matematika. Terdengar mustahil tentu saja. Semua orang meragukannyan bahkan guru Desi ikut ragu, putus asa, dan menyuruh Aini menekuni bidang lain saja.

Namun Aini bersikeras, dia ingin menjadi dokter dan menyembuhkan Ayahnya yang sedang sakit. Tak peduli hujan ataupun badai, setiap hari di waktu dan menit yang sama Aini sudah berdiri di depan rumah guru Desi, minta diajari matematika. Dampratan dan ucapan-ucapan keras guru Desi tidak membuatnya mundur, malah membuatnya semakin ingin maju. Semua materi yang diajarkan masuk telinga kanan keluar telinga kiri, benar-benar tidak ada harapan. Sampai suatu hari keajaiban itu terjadi. Suatu hari perjuangan yang seperti tak berujung itu menemukan titik terang. Aini mulai menemukan celah untuk memahami matematika.

Sosok pelajar seperti Aini membuat kita sadar bahwasanya tidak ada yang tidak mungkin selama tekad yang dimilik seorang pelajar begitu kuat. Sesulit apapun  jalan yang ditempuh dalam menuntut ilmu tidak seharusnya membuat kita menyerah. Ilmu itu digali dan dicari, ia tidak serta merta mendatangi.

Guru Desi berhasil menyelesaikan misinya, setelah Aini, makin banyak murid lain mendatangi rumahnya untuk belajar matematika. Sepatu legendaris itupun akhirnya diganti dengan sepatu baru. Guru seperti Desi merupakan sosok guru yang sangat dibutuhkan Indonesia. Idealisme yang dipegang guru Desi sangat jarang ditemukan di masyarakat kita. Guru yang tidak mudah menyerah. Tidak terbayangkan lompatan sebesar apa yang bisa terjadi pada pendidikan Indonesia jika semangat semua guru seperti semangat guru Desi.

“… Setiap murid mengerti dengan cara yang berbeda, setiap ilmu memancing pengertian setiap murid dengan cara berbeda pula. Ada guru yang mengajari muridnya dengan mengajarinya langsung bermain piano, ada yang diajari mengetuk dulu, ada yang diajarkan dengan mendengar dulu, ada yang disarankan berhenti belajar musik, disarankan belajar main pingpong saja. Kurasa guru yang baik adalah guru yang dapat memacu kecerdasan muridnya. Guru yang lebih baik adalah guru yang dapat menemukan kecerdasan muridnya. Guru terbaik adalah guru yang tak kenal lelah mencari cara agar muridnya mengerti!”

Di samping itu, penulis juga tidak luput menyentil pemerintah agar lebih memerhatikan para tenaga pendidik ini. Masih banyak kasus guru yang bertahun-tahun hanya menjadi guru honorer dan digaji sangat sedikit. Idealisme mudah luntur ketika ia berhadapan dengan realita. Maka, peran pemerintah sangat dibutuhkan di sini.

Kelebihan

Gaya bahasa yang unik dan khas Andrea Hirata membuat buku ini menjadi lebih menarik. Logat melayu yang kental, diselipi sindiran-sindiran yang dibalut dengan jenaka serta kata-kata motivasi yang tidak menggurui. Mudah dipahami, tidak membosankan, dan sarat akan pelajaran hidup yang berarti.

Latar dan penokohannya juga masih sama dengan karya-karya Andrea Hirata yang lain. Membuat kita melihat pendidikan dan kehidupan dari sudut pandang anak-anak pelosok. Penggambaran tokoh Aini menurut saya sangat spesial, perjuangannya belajar dari nol, dari tidak mengerti apa-apa menjadi sosok murid yang paling cemerlang. Ini bisa membangkitkan semangat dan memberi harapan bagi para pelajar yang baru memulai belajar dan yang sedang putus asa memahami suatu ilmu.

Buku ini sangat disarankan untuk dibaca oleh para pelajar maupun pengajar. Mengingatkan kembali nasehat lama “man jadda wajada” dan membuat kita memahaminya dengan cara yang berbeda.

Kekurangan

Bagi yang tidak mengerti, ketika pembahasan materi matematika dipaparkan mungkin akan sedikit terasa membosankan. Terutama ketika penulis menceritakan tentang Debut Awaluddin mengajari anaknya lalu Bu Desi mengajari Aini. Namun, porsinya juga tidak berlebihan, jadi tidak terlalu mengganggu. Akan tetapi bagi yang mengerti, ini mungkin malah menjadi seru. Atmosfer belajar matematika yang digambarkan penulis akan lebih bisa dirasa.[]

Editor: Ali Akbar Alfata                   

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top