Politisi Perempuan Sukses Menempa 10 Anaknya Menghafal Al-Quran

*Oleh: Musrifa Saldi

Sumber: ruangkeluarga.id

Jutaan keluarga Indonesia takjub pada sosok menginspirasi yang satu ini, ia biasa dipanggil bu Wiwi, memiliki 10 buah hati dan berhasil ia didik semuanya menjadi anak-anak berprestasi dan para penghafal Al-Quran.

Dra. Wirianingsih, M.Si adalah istri dari Mutammimul Ula yang merupakan mantan anggota DPR RI dari fraksi PKS. Tempat kelahiran Wiwi adalah Jakarta, pada 11 September 1962, ia merupakan lulusan Universitas Padjajaran (1981-1988), UNISBA Bandung (1980-1984), dan PSTTI UI/Pasca Sarjana (2007-2010) di tingkat perguruan tinggi, adapun pendidikan sekolahnya ia tempuh di PERSIS Tg Priok (1968-1973), Miftahun Huda (1970-1975), Yaspi Tg Priok (1974-1976), dan SMAN 13 Tg Priok (1977-1980).

Sejak kecil rumah Wiwi sudah digunakan sebagai tempat pengajian, sehingga ia juga terinspirasi menjadikan rumahnya menjadi tempat mengaji anak-anak dan tetangganya.

Keluarganya termasuk keluarga yang taat beragama. Sedari kecil ia sudah diajarkan akhlak yang baik dan sopan santun, ia juga dilarang memakai rok mini. Walaupuan ayahnya tidak memiliki background sebagai santri, namun ia sangat banyak mendapatkan pelajaran dan teladan dari sang ayah hingga menjadikannya sosok yang memiliki kepribadian luar biasa seperti sekarang. Ayahnya mendapatkan hidayah ketika menikahi ibunya Wiwi. ketika ia berumur sekitar tiga tahun, seperti kebanyakan anak kecil di tengah malam, ia biasa terbangun ke toilet, di saat itu ia sering melihat ayahnya melaksanakan shalat tahajud.

Wiwi mahir membaca Al-Quran langsung di tangan ibunya, ibunya lah yang mengajarinya banyak hal tentang ruhiyah serta mendidiknya menjadi wanita tangguh. Sejak kecil ia sudah menghafal biografi Siti Khadijah dan Aisyah, ia sangat menyukai kedua Ummul Mukminin ini, dari Khadijah ia mempelajari kedermawanan dan kelembutan, sedangkan dari Aisyah ia pelajari kecerdasan dan sifatnya yang kritis.

Ketika berumur tujuh tahun ia sudah menghadiri majelis taklim dan mendengarkan penyampaian dari para da’i dan da’iyah disana. Ia berusaha menerapkan apa saja yang sudah ia pelajari, sebagai seorang muslimah ia paham dan sadar akan banyaknya peran dan tanggung jawab yang mesti diemban, ia berusaha menjadi insan yang bermanfaat untuk umat.

Ia dan suaminya sangat aktif dalam berbagai aktivitas dakwah, sejak muda ia sudah aktif berkontribusi dalam banyak organisasi. Ia merupakan pendiri/ketua Yayasan Citra Insani (2007-2018), pendiri/ketua Aliansi Selamatkan Anak Indonesia (2005-2018), ketua umum PP Persaudaraan Muslimah (SALIMAH) (2005-2010), pendiri/ketua Yayasan Humairo (1996-2018), ketua bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga DPP PKS (2015-2020), ia juga pernah menjadi delegasi RI dalam sidang UNCSW ke-51 di New York, Amerika.

Berprinsip kuat dan memiliki cita-cita yang besar sejak muda adalah kepribadian Wiwi, hal ini semakin didukung sejak ia menikah dengan kang Tamim yang juga memiliki jiwa besar dalam menebar kebaikan baik untuk keluarga maupun umat. Mereka saling mendukung dan melengkapi dalam mendidik dan membesarkan anak-anak mereka. Itulah pentingnya memilih pasangan yang memiliki visi yang sama. Alhasil dari kerjasama keduanya, sekarang jelas di hadapan kita kesepuluh anaknya hadir menginspirasi masyarakat sebagai anak berprestasi dan penghafal Al-Qur’an.

Sumber: www.hidayatullah.com

1. Afzalurahman Assalam

Ia menyelesaikan hafalan Al-Quran pada usia 13 tahun, merupakan lulusan Teknik Geofisika ITB, pernah menjuarai MTQ putra pelajar SMU se-Solo sebagai juara 1, ketua pembinaan majelis taklim salman ITB dan terpilih sebagai peserta Pertamina Youth Programme 2007.

2. Faris Jihady Hanifah

Menghafal Al-Quran pada usia 10 tahun dengan predikat mumtaz, menempuh S1 di LIPIA Jakarta dan S2 di King Saud University, pernah meraih juara 1 musabaqah tahfiz yang diadakan kerajaan saudi di Jakarta, juga menjuarai olimpiade IPS. Saat ini ia merupakan pembina LTQ Muyassarah, sebuah lembaga yang didirikan oleh bu Wirianingsih.

3. Maryam Qanitat

Menghafal Al-Quran pada usia 16 tahun, menempuh S1 nya di fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo, saat ini merupakan salah satu guru di LTQ muyassarah.

4. Scientia Afifah Taibah

Menghafal 29 juz sejak SMA, kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum UI, pernah menjadi pelajar teladan di SMP dan sebagai juara 3 lomba murattal Al-Quran tingkat SMA se-Jakarta Selatan.

5. Ahmad Rasikh Ilmi

Menghafal Al-Quran, merupakan lulusan terbaik SMPIT Al-Kahfi Bogor, juara 1 Kompetisi English Club Al-kahfi.

6. Ismail Ghulam Halim

Menghafal Al-Quran, pernah menjuarai lomba pidato bahasa arab SMP se-Jawa Barat, dan juara umum berturut-turut di SMPIT Al-Kahfi.

7. Yusuf Zaim Hakim

Menghafal Al-Quran. selain sebagai juara kelas, ia juga juara harapan 1 olimpiade fisika dan finalis kompetisi tingkat kabupaten Bogor. Pendidikan S1 nya ditempuh di University of Warsaw, Polandia, jurusan chemistry.

8. Muhammad Saihul Basyir

Ia sudah menghafal Al-Quran 30 juz pada saat masih kelas 6 SD. Banyak sekali perlombaan dalam bidang Al-Quran yang dimenangkannya baik tingkat nasional maupun internasional. Sanad hafalannya bersambung kepada pemegang sanad tertinggi dunia saat ini.

9. Hadi Sabila Rosyad

Menghafal Al-Quran. Ia pernah menjuarai lomba baca puisi sebagai juara 1. Ia merupakan Duta Quran ke Palestina pada tahun 2012.

10. Himmaty Muyassarah

Ia juga menghafal Al-Quran. Dan baru-baru ini mendapatkan beasiswa di The University of Edinburgh, Skotlandia.


Menurut Wiwi sangat disayangkan sekali kalau masih ada yang menganggap tugas mendidik dan mengasuh anak hanyalah tugas seorang ibu, sedangkan ayah cukup membanting tulang di luar rumah mencari nafkah. Kesuksesan anak adalah hasil kerjasama ibu dan ayah. Bagi keduanya anak merupakan masa depan keluarga dan bangsa.

Sebuah keteladanan terpancar dari keluarga ini. Menebarkan pengaruh positif kepada sesama anggota keluarga dan orang sekitar. Semua yang berhasil dicapai tentunya tidak semudah yang kita bayangkan, banyak ujian dan tantangan yang terus dihadapi, apalagi bu Wiwi bukanlah perempuan yang hanya duduk di rumah tanpa kesibukan, ia merupakan anggota DPR yang pastinya juga memiliki banyak kesibukan di luar rumah. 

Melalui peran orangtua, pengalaman remajanya, serta lingkungan, bu Wiwi tumbuh menjadi pribadi yang bisa dibilang memiliki psikologis yang unik. Ia mampu menghadapi seluruh pengaruh dengan berbekal ilmu agama, ia selalu mengingat the power of Allah dan mukjizat Al-Quran.

Berbagai penghargaan diterima oleh Wirianingsih, nominasi “ibu favorit” dan “ibu teladan” pernah ia peroleh dari Majalah Ummi, nominasi sebagai keluarga teladan dari DPD PKS Depok, dan mendapatkan anugerah KPPI award “Politisi Perempuan Berdedikasi” dari KPPI.

Bu Wiwi memberi pesan untuk para muslimah: “Jika menginginkan anak-anak kita cerdas, mulailah dengan menjadikan diri kita sebagai ibu yang cerdas. Menjadi ibu yang cerdas merupakan cita-cita bagi seorang perempuan yang memahami arti kehidupan. 

Waktu yang tersedia bagi kehidupan seseorang sudah dijatah oleh sang Maha Pencipta. Tidak lebih dan tidak kurang. Maka penting bagi kita menata waktu sebaik-baiknya agar tidak ada yang terlewat dalam kehidupan.

Semua hendaknya diniatkan untuk semata mengabdi kepada-Nya. Artinya, jadikan setiap waktu ‘gaul kita’ dengan siapapun hendaknya berkualitas tinggi, termasuk berinteraksi dengan anak-anak kita. Tugas seorang ibu sebenarnya hanyalah ‘menghantarkan’ agar anak memiliki kemampuan untuk mengarungi samudra kehidupan yang terbentang luas dengan segala tantangan dan peluangnya.”

Penulis merupakan Mahasiswi tingkat III Fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar, Kairo.

Editor: Rahmiatul Aini


Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top