BUG

Oleh: Tim Phan

(Sumber gambar:fineartamerica.com)

PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan. Gangguan kecemasan membuat sang penyintas, mereka ulang adegan traumatis ini. Otaknya terus saja mengatakan bahwa kejadian itu masih terjadi walaupun itu sudah berlalu. Mentalnya terus saja mengelak bahwa itu sudah terjadi.

“Hei, kau baik-baik saja?” tanya Santos.

“Ya, aku baik.” Adrian membalas.

“Bagaimana terapimu berjalan?”

“Tidak buruk. Rutin.” Adrian menjawab pendek.

“Apakah suara itu masih sering terdengar?” Santos menatap lamat-lamat temannya.

Adrian menatap kosong sejenak. Mengingat apa yang baru saja terjadi semalam. Suara yang dikatakan Santos itu masih ada. Suara itu bagaikan kaset yang terus berulang-ulang diputar.

“Tidak. Aku tidak mendengarnya lagi.” Adrian tentu saja berbohong.

Sejenak, Santos kembali keluar dari apartemen Adrian. Dia mengantarkan makanan.

“Aku harap apa yang terjadi di medan perang tidak menghantuimu lagi kawan. Lihatlah dirimu yang sekarang. Kurus seperti tidak makan berbulan-bulan. Matamu sayup. Rambutmu bahkan banyak yang rontok di sofa sana. Kuharap kau cepat sembuh.” Santos melangkah keluar.

Sudah setahun sejak Adrian kembali dari medan perang. Itu adalah pertama dan terakhir baginya. Apa tugasnya di sana? Menjaga terowongan bawah tanah. Terowongan yang boleh jadi kapan saja akan rubuh terkena ledakan bom. Terowongan yang boleh jadi kapan saja akan berjumpa dengan terowongan musuh. Terus saja dia menggali dan menggali bersama tiga rekannya. Dia bisa mati kapan saja di dalam sana.

Peperangan itu mencapai titik damai. Negara lawan menawarkan gencajatan senjata selama beberapa tahun. Tapi berbeda dengan Adrian. Setiap malam, dia merasakan hal yang sama. Suara galian bawah tanah itu terngiang-ngiang di kepalanya. Suara bom meledak itu memenuhi lubang telinganya.

Itulah yang dirasakannya tepat di momen ini.

Adrian duduk di atas sofa. Mencicipi makanan yang baru saja dibawa Santos.

Srekk...srekk…

Suara itu kembali terdengar. Jantung Adrian berdetak kencang.

“Siapa di sana?” seru Adrian tak terkendali. “Keluar kau bedebah. Jangan sembunyi.” Ruangan 4x4 itu dipenuhi suara Adrian.

Srekk…srekk…

Suara itu terdengar kembali.

Adrian langsung mengambil sendal rumahnya. Itulah senjata yang dia punya saat itu. Dikepalanya, yang ada di tangannya adalah sebilah pisau.

“Keluar kau.” Adrian kembali beseru.

Adegan itu terus saja terulang pada Adrian. Seperti halnya kaset yang terus diputar. Suara, perasaan dan aura ruangan terasa sama setelah berhari-hari lamanya.

Srekk… srekk…syutt…

Mata Adrian menoleh cepat. Dari bawah sofa merangkak dengan cepat makhluk bewarna hitam. Melintasi bawah meja. Adrian dengan sigap menepuk sendalnya ke lantai.

Plak…plak…

Ia mengangkat sendal, menemukan bahwa di lantai sana tidak ada apa-apa. kosong.

“Akan kubunuh kau.” Ia balik berseru.

Adrian duduk di sofanya. Di tangannya sudah siap satu sendal jepit. Tangannya mengatup kedua belah kakinya. Seperti halnya ia sedang merasa dingin. Mata sayupnya terus memerhatikan sekitar. Bersiap kalau-kalau makhluk hitam itu kembali muncul.

Episode itu kembali terulang.

Srekk…srekk…syutt…

Makhluk hitam itu kembali keluar dari bawah sofa. Kali ini ia sudah siap. Melompat cepat. Tangannya sudah terangkat tinggi.

Plak…plak…

“Kena kau, bedebah.” Adrian tertawa.

Diangkatnya sendal jepitnya. Ingin dia melihat apa yang baru saja di pukul.

“Hah?” sontaknya.

Adrian bisa melihat dengan jelas makhluk itu. Bentuknya sangat dia kenali. Setiap seluk beluknya ia temui setiap harinya. Makhluk itu bertangan, berkaki, berkepala. Bedanya sekarang bentuknya sudah remuk.

Makhluk itu adalah Adrian versi yang lebih kecil. Ia menatap lebih dekat. Makhluk itu sudah terlungkup. Tak bernyawa.

Adrian kembali berbalik badan. Sekarang bayangan hitam terlihat memenuhi lantai. Dari atas sana, sendal siat menghantam tubuhnya. Sendal itu lebih besar dari dirinya. Tangan itu lebih besar dari tangannya. Wajah itu sama persis, tapi lebih besar.

Plak…plak…

PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan. Gangguan kecemasan membuatnya, mereka ulang adegan traumatis ini. Otaknya terus saja mengatakan bahwa kejadian itu masih terjadi walaupun itu sudah berlalu. Mentalnya terus saja mengelak bahwa itu sudah terjadi.

 Editor: Annas Muttaqin

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top