Menggapai Malam Lailatul Qadar

Oleh: Salsabila Ulfah* 
 
Sumber: www.google.com




Di bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, ibadah yang dikerjakan selama sebulan ini diberi pahala yang berlipat ganda. Selain itu, di bulan ini terdapat malam yang mulia dikenal dengan malam lailatul qadar. Apa itu malam Lailatul Qadar?

Lailatul Qadar terdiri atas dua kata, yaitu lail bermakna malam hari dan qadar yang memiliki arti ketetapan atau takaran. Lailatul Qadar adalah malam yang mulia, dapat didefenisikan sebagai malam ketika Allah Swt. menetapkan perjalanan hidup manusia. Dalil Lailatul Qadar sebagaimana yang telah Allah Swt. sebutkan dalam Al-Qur’an surah al- Qadr ayat 1-5.

Menurut sebagian ulama, Lailatul Qadar biasanya jatuh pada salah satu malam ganjil di 10 terakhir bulan Ramadhan, yaitu antara tanggal 21 23 25 27 29 hijriyah. Hanya Allah Swt. yang mengetahui pasti kapan terjadinya lailatul qadar di malam-malam terakhir Ramadhan.

Ciri-ciri malam Lailatul Qadar : terjadi di akhir bulan, malam yang cerah serta tidak panas maupun dingin, pagi harinya tidak panas atau menyilaukan. Dari Ubay, Rasulullah Saw. bersabda, “Pagi hari dari malam lailatul qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi.” (H.R. Muslim)

Bagaimana cara mencapai malam lailatul qadar?

Sangat dianjurkan untuk setiap muslim agar meraih keberkahan dan kemuliaan pada malam lailatul qadar, hal yang dapat dilakukan adalah dengan cara memperbanyak ibadah. Banyak amalan yang bisa dikerjakan selama malam yang mulia ini, mulai dari shalat, berzikir dan membaca Al-Qur’an. Dengannya Allah swt akan mengampuni dosa-dosa yang terdahulu, sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah saw:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barangsiapa beribadah pada malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.” (HR Al-Bukhari). Perihal makna hadits ini Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani (wafat 852 H) dalam kitabnya Fathul Bari menerangkan:

وَفِي حَدِيْثِ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَعْنَاهُ مَنْ قَامَهُ وَلَوْ لَمْ يُوَافِقْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ حَصَلَ لَهُ ذَلِكَ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَوَافَقَهَا حَصَلَ لَهُ وَهُوَ جَارٍ عَلَى مَا اخْتَارَهُ مِنْ تَفْسِيرِ الْمُوَافَقَةِ بِالْعِلْمِ بِهَا وَهُوَ الَّذِي يَتَرَجَّحُ فِي نَظَرِيْ

Artinya, “Dalam redaksi hadits tersebut maknanya ialah barangsiapa menghidupkan malam Lailatul Qadar dan tidak menemukan Lailatul Qadar, maka akan tetap mendapatkan pahalanya. Dan barangsiapa yang menghidupkan malam ini lantas menemukan Lailatul Qadar, maka juga akan mendapatkan pahala. Inilah kemudian yang berlaku dan dipilih dalam mengartikan maksud ‘mengetahui’ dan yang dipilih menurutpandanganku.”

Baca Juga Berburu Pahala di 10 Terakhir Ramadhan

Doa yang dianjurkan saat malam Lailatul Qadar adalah :

اللهم انك عفو تحب العفو فاعف عني

“Ya Allah, Engkau maha memberikan maaf dan Engkau suka memberi maaf, karenanya maafkanlah aku (hapuslah dosa-dosaku).”

Kami kutip dari perkataan dukturah Fathiyah Mahmud, merupakan dosen jurusan Syari’ah Islamiyah di Universitas al- Azhar. Pada akhir majelis (رمضانيات نسائية) mengangkat tema dengan judul Fadhilah Malam Lailatul Qadar. Beliau sangat menganjurkan untuk memperbanyak membaca doa tersebut.

Semoga Allah Swt. mengizinkan kita untuk memperoleh keberkahan dan ampunanNya pada malam lailatul qadar. Aamiin. []







*Penulis merupakan Mahasiswa tingkat IV Universtas Al-Azhar, Jurusan Syariah Islamiyah

Editor: Muhammad Asyraf Abdullah



Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top