Jamuan Syair Cinta Imam Bushiri Kepada Rasulullah

Oleh : Taufiqurrahman Samsul Qamal*
Sumber : Dokumen Pribadi 

Nama Imam Bushiri tentu tidak asing di telinga kita para perindu Rasulullah. Sebuah syair yang berisi pujian-pujian pada rasulullah, pesan moral dan nilai spiritual yang terkandung di dalamnya sangatlah indah, yang sering kita bacakan saat memperingati maulid Nabi, majelis ilmu dan bahkan rutinitas harian.

Shalawat burdah atau yang dikenal juga dengan qasidah burdah adalah karangan dari Imam Al-Bushiri, (610-695H/ 1213-1296 M). Nama lengkapnya adalah Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid al-Bushiri. Beliau keturunan berber yang lahir di Dallas, Maroko dan dibesarkan di Bushir, Mesir. Imam Bushiri kecil dididik oleh ayahnya sendiri dalam mempelajari Al-Quran dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Selanjutnya belajar pada ulama-ulama besar pada zamannya. Di antara gurunya adalah seorang waliyullah, Imam Hasan Asy-Syadzili pendiri thariqah Asy-Syadziliyah. Setelah Imam Asy-Syadzili wafat beliau kemudian berguru pada murid sekaligus penerus imam Asy-Syadzili yaitu Abu Abbas Al-Mursi. Rahimahullah alaihim.

Setelah memperdalam ilmu agama dan kesusastraan Arab. Beliau akhirnya menjadi seorang sastrawan dan penyair yang ulung. Kemahirannya di bidang sastra ini melebihi para penyair yang ada pada zamannya.

Pada suatu ketika Imam Al-Bushiri jatuh sakit yang membuatnya lumpuh, sehingga beliau tidak dapat bangun dari tempat tidur. Maka dibuatlah untaian syair-syair yang berisi pujian kepada Rasulullah dengan maksud memohon syafa’atnya. Suatu ketika saat beliau mengarang shalawat burdah harus berhenti di kalimat, 
"فمبلغ العلم فيه انه بشر" 

Beliau sama sekali tidak bisa melanjutkan penggalan kalimat syair tersebut. Hingga akhirnya Imam Al-Bushiri bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Dalam mimpinya beliau membacakan syair itu sampai pada kalimat
"فمبلغ العلم فيه انه بشر" 

Beliau kembali terdiam dan tidak bisa melanjutkan. Kemudian Nabi bersabda “Bacalah”. Imam Al-Bushiri pun menjawab bahwa beliau tidak bisa melanjutkan potongan syair tersebut. Lalu, Nabi bersabda ;
 "وانه خير خلق الله كلهم"

Imam Al-Bushiri pun menambahkan lanjutan syair yang disabdakan Nabi pada karangannya. Setelah itu rasulullah mengusap wajah Imam al-Bushiri dan melepaskan jubahnya serta  mengenakannya ke tubuh Imam Al-Bushiri, dan saat beliau bangun dari mimpinya, seketika itu juga beliau sembuh dari penyakitnya.

Kemudian syair agung yang terdiri dari 160 bait ini diberi nama dengan Burdah Imam Bushiri. Burdah yang bermakna selimut, karena dalam mimpi tersebut Rasulullah Saw melepaskan jubahnya dan menyelimuti pada Imam Al-Bushiri. Imam Al-Bushiri juga diberi gelar “Sayyidul Maddah” yang berarti pemimpin para pemuji Rasulullah Saw, sebab shalawat burdah karyanya mengandung nilai sastra yang tinggi dalam memuji Rasulullah Saw.

Imam Al-Bushiri wafat pada tahun 694 H/1294 pada umur 87 tahun dan dimakamkan di dekat makam gurunya Abu Abbas Al-Mursi di Iskandaria, Mesir.[]

*Penulis merupakan mahasiswa fakultas Syariah Islamiyyah, Universitas Al-Azhar, Kairo.

Editor : Muhammad Farhan Sufyan














Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top