Warga KMA Mesir Memperingati Maulid Nabi Bersama Syekh Muhammad Abdhusshamad Muhanna di Tanah Rantau

Oleh: Siti Humaira*
Dokumen Pribadi
Kmamesir.org (9/11/2023) Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir sukses adakan Maulid Nabi Muhammad Saw. bersama Syekh Muhammad Abdhusshamad Muhanna, pada hari senin (6/11) di Meuligoe Aceh, Hayy Tasi’, Madinat Nasr.

Tidak hanya menjadi adat yang dilestarikan di Aceh saja, perayaan Maulid Nabi Muhammad juga merupakan acara tahuhan yang dilaksanakan oleh warga Aceh yang ada di Mesir. Bahkan seluruh umat Islam pada umumnya. Ini menunjukkan betapa cintanya umat hari ini kepada Rasulullah Saw meskipun terpisah jarak dan waktu lebih dari 1400 tahun lamanya.

Bagaimana tidak, bahkan cendikiawan non muslim pun mengakui besarnya pengaruh sosok agung ini terhadap kemajuan peradaban dunia. Seperti yang dilakukan oleh Michael H. Hart, seorang ahli astronomi dan ahli sejarah terkenal asal Amerika Serikat. Ia meletakkan Nabi Muhammad pada urutan pertama dari 100 orang paling berpengaruh sepanjang sejarah dunia yang tercatat dalam bukunya “The 100”. Salah satu alasannya, karena Nabi Muhammad adalah satu-satunya orang yang paling berhasil meraih kesuksesan, baik dalam bidang penyebaran agama maupun segala aspek kehidupan.

Dari sana, kita mendapati bahwa sudah selayaknya Nabi Muhammad Saw menjadi pedoman utama, terlebih kita sebagai umat Islam. Oleh karena itu, diantara tujuan pelaksaan acara maulid ini adalah memperbarui kembali nilai-nilai budi pekerti yang diajarkan Rasulullah dalam menjalani kehidupan. Sebagai presentasi dari makna hadist yang Rasulullah saw sampaikan, “Sungguh aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”.

Hal ini senada dengan tema maulid KMA Mesir kali ini, yaitu “Nibak sifeut nabi na panutan. Nibak maulod KMA na kebersamaan.” Apalagi pada tahun ini, kita berhasil mengundang Syekh Muhammad Muhanna. Beliau merupakan anggota dewan penasihat Grand Syekh Al-Azhar. Hal itu menambah antusias dan semangat warga KMA untuk hadir dan menyukseskan acara, di samping untuk menghangatkan kembali persaudaraan kami sesama mahasiswa rantau di bumi para nabi.

Acara ini diawali dengan pembacaan dalail khairat oleh Tim Dalail Khairat KMA. Selanjutnya, acara diambil alih oleh Departement Pendidikan guna menampilkan prosesi takrim mutafawwiqin dan mutakharrijin. Tercatat pada tahun ini, 13 mahasiswa meraih predikat Mumtaz, 54 mahasiswa mendapat jayyid jiddan, 103 pelajar Aceh yang berhasil menuntaskan studi S1 serta menyandang title Lc. Ini merupakan jumlah yang terus bertambah dari tahun sebelumnya.

Dilanjutkan dengan acara Lauching naskah oleh Sekolah Menulis (SM) KMA, yang berjumlah 18 buku. Seluruhnya berhasil ditulis selama program yang terlaksana di bawah bimbingan Tgk. Muhammad Yusran selaku Kepala Sekolah Menulis KMA tahun 2023.


Usai salat Asar, Tgk. Kamil Baba selaku MC membuka acara dengan pembacaan ayat suci al-Quran oleh Tgk. Akbar Maulana. Selanjutnya, penyampaian kata sambutan yang diawali oleh ketua panitia, Tgk. Muhammad Haikal Bahruddin. Dalam sambutannya, Tgk. Haikal menyampaikan penghormatan dan ucapan terimakasih kepada semua panitia yang berkecimpung dalam pelaksanaan, juga kepada seluruh warga KMA yang mendukung penuh acara Maulid tahun ini. Beliau berharap, semoga kita semua dapat mengambil ibrah dari sosok Nabi Muhammad Saw.

Disusul oleh kata sambutan kedua, Tgk. Muhammad Sidqi Lc., selaku ketua KMA. Dengan penuh semangat, Tgk. Sidqi mengapresiasi seluruh rangkaian acara hari ini. Beliau menyebutkan bahwa maulid kali ini mengambil konsep yang lebih fresh, yaitu dengan diadakannya iuran maulid. Ini jauh lebih memudahkan, serta disambut begitu baik oleh warga KMA sendiri. Di samping itu, adanya live streaming via channel You Tube KMA TV, menjadi hal baru yang dibanggakan pula. Tgk. Sidqi Kembali mengapresiasi Tgk. Thariq Nabiliansyah sebagai penanggung jawab dari KMA TV pada tahun ini.

Selanjutnya, Tgk. Thaiburrifqi Ananda, Lc., Dipl. sebagai Koordinator Majelis Syura, menyampaikan sambutannya. Beliau mengingatkan kembali akan urgensitas maulid ini, sebagai sunnah hasanah yang dijaga secara turun temurun oleh warga KMA. Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir, KMA berhasil mengundang masyaikh Al-Azhar. Ini menjadi pintu awal bagi kita, hingga bisa mengundang mereka dan memperkenalkan idenditas kita sebagai pelajar dari Nanggroe Aceh Darussalam.

Sejurus kemudian, tiba waktunya Tgk. Zia Urrahman Lc., sebagai penceramah untuk menyampaikan tausiyah maulid. Dalam mukadimahnya, Tgk. Zia membacakan beberapa ayat Al-Quran dan syair indah yang berkenaan dengan kemuliaan Rasulullah. Selanjutnya, beliau mengajak hadirin menelusuri intisari penting dari sirah Rasulullah. Dalam hal ini, beliau mengambil tema kemanusiaan dengan judul, “Asasu bina`i insaniyyah min maulidi Khairi al-bariyyah”, yang artinya “Pondasi dari tegaknya nilai kemanusiaan yang kita resapi dari peristiwa kelahiran Rasul, sebaik-baik manusia.”

(Tgk. Zia Urrahman saat menyampaikan Taushiah)
Tak asing lagi dari telinga, kisah kelahiran Nabi di kota Makkah pada tahun gajah. Yang mana dengan kehadiran Rasul, kaum Arab kala itu dapat memadamkan adat jahiliyahnya. Namun, jika direfleksikan dengan zaman kita sekarang, ternyata keadaannya lebih miris. Dahulu, apabila orang Arab tidak senang dengan kelahiran anak perempuan, mereka akan menguburnya hidup-hidup. Sedang hari ini, orang kafir itu membunuh anak-anak, orang tua, laki-laki dan perempuan tak bersalah di bawah reruntuhan rumahnya sendiri. Demikianlah kondisi saudara kita di tanah Palestina, yang sampai hari ini tersiksa dengan kezaliman kaum zionis. Semoga Allah Swt segera melapangkan keadaan mereka dan memenangkan umat Islam di atas orang yang zalim.

Hal ini menjadi alasan mengapa kita harus sadar dalam menyikapi krisisnya moral kemanusiaan di atas muka bumi. Betapa kita mengharapkan sosok cahaya penerang, seperti Rasulullah. Cahaya yang tidak hanya secara makna, tapi juga hissi atau hakikatnya cahaya. Dengan kedatangan Nabi, Allah menerangi kebenaran. Maka jika ditilik lebih dalam, sejarah merangkum bahwa di antara orang-orang yang Allah takdirkan melihat cahaya Rasulullah secara langsung adalah ibundanya sendiri, Sayyidah Aminah. Kemudian, ibu susuannya dari Bani Sa’ad, Sayiddah Halimatus Sa’diyyah. Dan penyair jahiliyah, Hasan bin Tsabit, yang diutus untuk mencaci Rasulullah, justru terpukau melihat keindahan cahaya tersebut. Sehingga melantunkan syair pujian kepadanya, yang masyhur hingga hari ini.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita menjadikan Rasulullah sebagai sumber suri tauladan. Dengan senatiasa mempelajari sirahnya dari guru-guru kita yang mewarisi akhlaknya. Bahkan, kepribadian Rasulullah itu diwariskan kepada kita lebih jelas dari sekedar foto. Sosok beliau dinukilkan dengan segala syama`il dan khasha`ish-nya, lantas sampai kepada kita melalui ulama serta ahli bait radhiallahu anhum ajmain.

Sejenak menunggu waktu magrib tiba, Tim Nasyid KMA mulai menarik perhatian dengan lantunan pujian dan shalawat kepada Rasulullah. Yang mana setelah shalat magrib dilaksanakan, tibalah sosok tamu istimewa yang sejak tadi dinantikan. Syekh Muhammad Abdushammad Muhanna datang bersama para khadim, dan disambut oleh guru kita, Syekh Ayyub al-Jazairiy, yang sejak tadi menghadiri. Sontak seluruh hadirin berdiri dan mengumandangkan syair “thala’al badru Alaina”. Sunggu menggetarkan hati, apalagi setelah melihat wajah bersinar Sang Guru besar.

Kali ini, Tgk. Muhammad Gia Lc., ditunjuk menjadi moderator. Dengan bahasa arabnya yang lugas, Tgk. Gia menertibkan setiap sesi acara. Dimulai dengan pembacaan Burdah Imam Bushiri fasal sepuluh, disusul dengan pembacaan kitab Maulid al-Muhammady. Kemudian, penyerahan ijazah maulid secara langsung oleh Syeikh Muhammad Muhanna kepada hadirin. Pada sesi selanjutnya, Tgk. Gia memohon izin kepada Syekh untuk memperkenalkan sejarah singkat tentang Keluarga Mahasiswa Aceh. Lantas membacakan biografri Syekh Muhanna, guna memperkenalkan sosok hebat ini kepada hadirin. Beliau merupakan ulama al-Azhar bermazhab fiqih Syaifi’i, dan bertarikat Syadzili.

Tiba waktunya penyampaian mau’izhah dari Syekh Muhanna, Sang Guru memulai petuahnya dengan pujian dan ucapan syukur, serta salam penghormatan kepada Rasulullah dan ahli bait. Begitu pula, salam penghormatan kepada seluruh pelajar. Beliau menuturkan sanjungan kepada penuntut ilmu, yang menghargai ilmu serta ulama. Yang mana, ilmu itu tidak pernah terpisah dari adab, bahkan ilmu hakikatnya merupakan adab.

Dok. KMA
Selanjutnya, beliau mengungkapkan bahwa agenda ini merupakan upaya menghidupkan kembali momen kelahiran Rasulullah. Dan sebaik-baik perilaku kita dalam merayakannya adalah dengan menghidupkan kembali sunnah Rasulullah Saw. Dari perkataannya, perbuatannya dan ahwal (keadaan) Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Adapun perkataan Rasulullah, itu menjadi syariat bagi kita. Perbuatannya, adalah thariqah dan ahwalnya adalah haqiqah. Maka, syariat itu dengan menyembah Allah. Thariqah dengan meniatkan segala amal hanya untuk Allah, sedang haqiqah adalah memberi kesaksian akan Dzat Allah Swt.

Sebagai sosok ulama yang ahli dalam bidang tasawuf, maka kalam lembut yang disampaikan Syekh Muhanna tak jauh dari pembahasan akhlak, terlebih ini bersangukutan dengan Rasulullah sebagai pedoman. Sang guru juga menasehati para muslimah hari ini, agar menjadikan Rasulullah sebagai panutan, dengan meneladani akhlak istri-istri Rasulullah dan para sahabiyat untuk menciptakan karakter Muslimah sesungguhnya. Jangan sampai terpengaruh dengan pemikiran-pemikiran ekstrim yang disorakkan pada zaman sekarang.

Pada akhir sesi, Syekh Muhanna dimintai untuk membacakan doa, guna memberkahi majelis. Dengan doa yang menyejukkan hati dan pikiran, Syekh Muhanna meminta kepada Allah agar kita senantiasa diberikan adab dan akhlak yang diajarkan Rasululah. Tak lupa, beliau mendoakan saudara muslim, kelak Allah Swt memenangkang dan mengangkat segala musibah yang ada. Doa tersebut diaminkan oleh seluruh jamaah. Diakhiri dengan salam tahiyat kepada Rasulullah, para sahabat dan ahli bait.

Setelah sesi doa dirampungkan, saatnya penyerahan cindera mata dan prosesi perfotoan bersama Syekh Muhanna. Kemudian, rombongan syekh pun diarahkan ke ruang sekret, untuk menyicipi hidangan maulid. Para panitia juga membagikan nasi kotak sebagai konsumsi hadirin dengan kuah sie beulangong khas masakan Aceh, kotak konsumsi juga dilengkapi menu yang beragam. Cukup memanjakan lidah pelajar rantau yang jauh dari tanah air.

Semoga dengan acara maulid ini, kita semua semakin bersemangat mempelajari akhlak Nabi dan mengamalkanya dalam kehidupan sehari-hari. Semakin optimis menghidupkan sunah Rasulullah, demi menciptakan umat manusia yang beradab, khususnya umat muslim yang berkarakter kuat.[]

*Penulis adalah mahasiswi Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Kairo. Mesir


Editor: Muhammad Arief Munandar




Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top