Al-Athfalu Yasaluna Al-Imam (Anak-Anak Bertanya Kepada Imam) Part 1

Oleh: Dhira Majid*
Sumber: Al-Yaum As-Sabi'
Wahai Imam, Dimana Allah Swt?

Imam : “Allah Swt ada dan tidak dibatasi oleh waktu dan ruang. Karena Allah Swt lah yang menciptakan waktu dan ruang. Allah Swt tidak memerlukan kepada keduanya.”

Anak-Anak : “Kalau begitu, dimana Allah Swt sebelum ruang diciptakan?

Imam : “Adanya Allah Swt tidak memerlukan kepada tempat. Karena sesuatu yang memerlukan kepada tempat adalah materi sedangkan Allah Swt bukan materi. Allah Swt tidak dapat di lihat oleh mata manusia dan apapun yang terlintas dalam pikiranmu tentang Allah Swt, maka Allah Swt bukanlah demikian. Sebagaimaan perkataan Ibnu Abbas, r.a: “Pikirkanlah segala sesuatu tapi jangan memikirkan tentang zat Allah Swt.” (H.R. Ibnu Batthah dalam Kitab Al-Ibanah dan Al-Baihaqi dalam Kitab Al-Asma’ wa Ash-Shifaat).

Sumber: Abdurrahman  Abu Bakar
Wahai Imam, Siapakah yang Menciptakan Allah Swt?

Pertanyaan ini muncul di benak sebagian orang dewasa dan anak-anak, baik yang mu’min atau yang lainnya.

Permasalahan Iman kepada Allah Swt yang telah menciptakan segala sesuatu adalah meyakini bahwa Allah Swt-lah yang pertama dan tidak ada apapun sebelum-Nya. Allah Swt ada dengan Zat-Nya dan tidak membutuhkan seorangpun untuk menciptakan-Nya. Allah Swt bukanlah makhluk yang diciptakan wahai anakku, selama Allah Swt bukan makhluk maka tidak pantas kita bertanya siapa yang menciptakan-Nya.

Pertanyaan seperti ini sering muncul dalam pikiran manusia. Rasulullah Saw menunjukkan dan membimbing kita untuk berhenti menanyakan hal tersebut serta berlindung kepada Allah Swt dari godaan syaitan. Rasulullah Saw bersabda,

Syaitan akan mendatangi salah seorang dari kalian dan berkata: “Siapakah yang menciptakan demikian? Siapakah yang menciptakan demikian?. Sehingga dia bertanya: “Siapakah yang menciptakkan Tuhanmu?” Maka apabila sampai demikian, maka hendaklah berlindung kepada Allah Swt dan menghentikannya.” (HR. Bukhari, 3276).

Sumber: Pinterest
Wahai Imam, Apakah Ibuku yang sudah Meninggal dapat Melihatku?

Semoga Allah Swt memberikan rahmat dan ampunan kepada ibumu. Ketika kamu mengunjungi maqam ibumu, berikanlah salam kepadanya dan katakanlah “Wahai fulan, aku anakmu”. Ibumu akan menjawab salammu walaupun kamu tidak mendengarnya dan juga mengetahui kunjunganmu. Dalam hadis Ibnu Abbas beliau berkata, Rasulullah Saw bersabda:

Tidaklah seorang pun yang melewati kuburan saudaranya yang mukmin dan memberikan salam kepadanya melainkan dia (ahli kubur) mengetahuinya dan menjawab salamnya.” (Al-Istidzkaar, 1/185).

Sebagaimana yang diriwayatkan dari Rasulullah Saw, bahwa beliau menyapa mayyit di dalam kubur, kemudian berkata kepada para sahabatnya: ”Pendengaran kalian tidak lebih baik dari mereka”, maksudnya mereka (orang meninggal) dapat mendengar sebagaimana orang yang masih hidup.

Ada beberapa riwayat mengatakan bahwa mayyit mengetahui orang yang mengunjunginya dan mereka merasa senang akan kunjungan tersebut. Ibnu Abi Ad-Dunya berkata dalam kitab “Al-Kubur”, diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah, r.a, beliau berkata, Rasulullah Saw bersabda:

Tidaklah seorangpun yang berkunjung ke kubur saudaranya, lalu dia duduk disampingnya kecuali saudaranya akan merasa senang atas kehadirannya dan menjawab (salamnya) hingga dia berdiri (untuk pulang)

Sumber: Pinterest
Wahai Imam!, Apakah benar, syaitan makan bersamaku jika aku makan dengan tangan kiri atau ketika aku tidak menyebut nama Allah Swt sebelum makan?

Salah satu pengajaran yang ditekankan oleh Rasulullah Saw adalah menyebut nama Allah Swt sebelum makan, dan makan dengan tangan kanan. Telah menjadi sebuah ketetapan dalam mengikuti petunjuk Rasulullah Saw meskipun kita tidak mengetahui hikmahnya ada kebaikan dan keberkahan di dalamnya.

Telah diriwayatkan, bahwa ada seorang laki-laiki sedang makan bersama Nabi Saw, dan ketika suapan terakhir ia berkata “Bismillahi awwaluhu wa akhiruhu”. Nabi Saw bersabda: “Setan terus makan bersamanya hingga ia mengucapkan (bismillahi awwaluhu wa akhiruhu). Dan di dalam riwayat lain disebutkan: ”Setan terus makan bersamanya, ketika ia menyebut Nama Allah Swt dia (setan) memuntahkan apa yang ada di dalam perutnya.” (H.R. Ahmad dalam Musnadnya [18963], dan Abu Dawud di dalam Sunannya [3768]).

Ada yang menafsirkan hadis ini dengan maksud hilangnya keberkahan tanpa membaca bismillah sebelum makan atau makan dengan tangan kiri. Adapun orang yang menggunakan tangan kiri pada semua pekerjaannya karena tidak mampu menggunakan tangan kanan, maka hal tersebut diperbolehkan selama dia telah berusaha menggunakan tangan kanan namun tidak mampu.

Foto: Abdurrahman Abu Bakar
Mengapa Allah Swt menciptakan sebagian manusia dengan kekurangan?

Allah Swt menciptakan makhluk-Nya dengan keberagaman dan perberbedaan. Allah Swt tidak menciptakan makhluk-Nya tanpa perbedaaan. Dia menciptakan tinggi dan pendek, putih dan hitam, gemuk dan kurus, bertangan kanan dan bertangan kiri, dan semua itu menunjukkan kekuasaan dan keagungan ciptaan-Nya. Allah Swt menciptakan makhluk-Nya dengan wujud atau sifat tertentu.

Makhluk yang Allah Swt ciptakan dengan bentuk dan sifat yang khusus, sedangkan manusia menganggap hal tersebut dengan sebuah kekurangan dan tidak menerima kekurangan tersebut. Itu merupakan ujian dari Allah Swt.

Allah menguji hamba-Nya, apakah hamba-Nya dapat bersabar dan menerima ciptaan Allah Swt yang kurang tersebut? Apakah ia bisa hidup serta bisa menjalankan tugas yang telah Allah Swt perintahkan kepadanya? Apakah ia berputus asa dan marah atas ciptaan Allah Swt dan pemberian-Nya?. Jika demikian, maka ia gagal dalam ujiannya.

Foto: Abdurrahman Abu Bakar
Wahai Imam!, Apakah Allah mencintaiku?

Ya, Allah Swt mencintaimu wahai anakku dan selalu melindungimu. Allah Swt memerintahkan orang-orang disekitarmu untuk menjagamu dan tidak menyakitimu. Menyediakan apa yang kamu butuhkan sampai kamu dewasa dan bisa melindungi dirimu sendiri.

Salah satu cinta Allah Swt kepada anak-anak adalah mengasihani penduduk bumi, dan menghapus siksa kepada mereka kerena kehadiran anak-anak. Rasulullah Saw bersabda:

Jika tidak ada bayi yang disusui, hewan yang digembalakan, dan hamba-hamba Allah yang ruku’(shalat), niscaya siksa ditimpakan kepada mereka dengan siksa yang tiada henti-hentinya.”(HR. Bazaar/8146).

Hadis di atas menunjukkan bolehnya minta hujan kepada Allah Swt melalui perantara mereka. Jika meminta hujan melalui mereka diperbolehkan sebagaimana dalam hadis, maka bertawasul dengan mereka juga diperbolehkan. Jika anak-anak menjadi sebab cepat terkabulkannya doa, maka Allah Swt mencintai anak-anak dan menyayangi hamba-hamba-Nya karena kehadiran anak-anak di antara mereka.

Allah Swt juga mencintai semua hamba-hamba-Nya tanpa terkecuali. Allah Swt menjaga dan melindungi hamba-Nya kecuali mereka yang menjauhkan dirinya dari rahmat Allah Swt karena melakukan perbuatan buruk, menzhalimi orang lain, durhaka, dan sombong di muka bumi. Allah Swt tidak menyukai orang-orang seperi itu. Begitu pula Allah Swt tidak menahan pemberian rezeki kepada hamba-Nya, dan tidak menjauhkan dari rahmat-Nya selama hamba-Nya kembali dan bertaubat kepada Allah Swt.

Foto: Abdurrahman Abu Bakar
Wahai Imam!, Bagaimana caranya agar Allah mencintaiku?

Allah Swt berfirman:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S Al-Imran:31).

Ayat ini menunjukkan bahwa cinta Allah Swt hadir dengan cara taat kepada Allah Swt dan Rasul-Nya. Rasulullah Saw bersabda:

Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain, dan sebaik-baik amal adalah kebahagian yang engkau masukkan ke dalam diri seorang muslim. Atau menghilangkan suatu kesulitan atau melunasi hutang atau menghilangkan kelaparan, dan sesungguhnya aku berjalan bersama seorang saudaraku untuk menunaikan suatu kebutuhan lebih aku sukai dari pada beriktikaf di mesjid ini (Mesjid Madinah) selama satu bulan. Dan barangsiapa yang menghentikan amarahnya, maka Allah Swt akan menutupi kekurangannya. Dan barangsiapa yang menahan amarahnya padahal dirinya sanggup untuk melakukannya maka Allah Swt akan memenuhi hatinya dengan harapan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang berjalan bersama saudaranya untuk (menunaikan) suatu keperluan sehingga tertunaikan (keperluan) itu maka Allah Swt akan meneguhkan kakinya pada hari tidak bergemingnya kaki-kaki (hari pergitungan)." (H.R. At-Thabrani dalam Kitab Mu’jam Al-Ausath).

Singkatnya wahai anakku, jika kamu mencintai Allah Swt, Rasul dan orang-orang shalih. Maka tunaikanlah perintah dan ketaatanmu, berbuat baik kepada kedua orangtua, memberi manfaat kepada orang lain, menjauhi orang-orang yang merugikanmu, bersabar terhadap mereka, serta menjauhi maksiat dan kemungkaran maka Allah Swt akan mencintaimu. 

Bersambung...

*Penulis merupakan mahasiswi tingkat 2 Jurusan Syari'ah Islamiyyah, Fakultas Dirasat Islamiyah wa Al-Arabiyah, Universitas Al-Azhar, Kairo

Editor: Muhammad Arief Munandar

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top