Tips Umrah Backpaker ala Traveller Hijrah

**Wawancara Azriandri
(Image : Google)


Ini kali keberapa Broe Azri Umrah?



Baru kali pertama. Sebelumnya masih berencana saja dan mengumpulkan informasi.



Perasaananya bagaimana saat umrah ala Backpaker?



Seru, asik, sangat menyenangkan, dan menjadi tantangan tersendiri bagi kita sebagai mahasiswa. Karena umrah backpaker ini pihak travel hanya menyediakan tiket pesawat dan visa saja. Selebihnya seperti hotel, guide dan makan harus kita cari sendiri sesampai di Tanah Suci.


Seru banget kayaknya ya? Menurut Broe Azri yang perlu dipersiapkan bagi yang nantinya ingin Umrah Backpaker?



Seru banget. Ya kalau mau lebih aman boleh bawa rice coocker, pemanas air, beras dan sedikit bahan dapur jika punya skil memasak. Karena kita tidak tinggal dihotel, namun tinggal di Dar (rumah kos) dengan patungan 50 riyal yang tidak menyediakan makanan, yang ada hanya dapur dan kompor. Tapi kalau tidak mau ribet dengan semua itu, kita bisa cari kawan yang bawa jamaah (guide), baik dari Mesir ataupun dari indonesia. Tujuannya adalah agar bisa numpang makan di hotel, semakin banyak kawan semakin banyak juga tempat kita makan gratis dengan menu yang luar biasa tanpa perlu buang waktu untuk memasak, seperti yang kami lakukan setiap harinya.


Kendala yang Broe rasakan saat Umrah Backpaker apa?



Kendalanya ya karena baru pengalaman pertama, kami tidak membawa persiapan apa-apa. "Allah mengundang kami ke Rumah-Nya maka Allah lah yang akan memberi kami makanan, tempat tinggal dan rezeki selama disini" . Itulah keyakinan kami selama disini. Tapi yang paling penting dibawa itu hati yang bersih dan niat yang lurus. Jadi ya kalau dilihat sih tidak ada kendala, kerumah Allah kok takut kendala.


Azriandri sang Traveller Hijrah


Oh ya Broe. Di sana nanti bisa tidak ibadah sambil kerja? Bagi tipsnya donk!



Kalau mau bekerja bisa, ada banyak pekerjaan yang bisa kita lakukan disini. Apalagi kita sebagai mahasiswa yang punya keahlian dalam bahasa Arab memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan orang-orang Arab. Tapi hal yang paling penting juga adalah kita punya kenalan dengan orang-orang travel, atau yang sudah biasa jadi guide. Efeknya adalah jika tidak punya kenalan sama sekali, pekerjaan yang sebenarnya banyak bisa kita lakukan itu nggak akan pernah sampai ke kita. 


Trus pekerjaan apa lagi yang bisa dilakukan?

Ya di sana banyak yang membutuhkan pendorong untuk mendorong jamaah dengan kursi roda melaksanakan rukun-rukun umrah, trus ada yang butuh pembimbing jamaah (guide), dan banyak deh pokoknya, seperti; antar jemput jamaah ke bandara, pemandu ziarah mekkah, pemandu ziarah madinah, ceck in hotel, handling, dan sebagainyalah. Pokoknya banyak. Tapi perlu diingat, semua itu selain kita mesti punya kawan/link, kita juga mesti d bekali pengalaman. Pihak travel nggak sembarang memberikan jamaahnya ke kita tanpa pengalaman. Biasanya kalau masih pertama itu kira cuman bisa bantu mendorong jamaah dengan kursi roda, kalau mau jadi guide atau yang lain, kita mesti belajar dulu paling tidak kita pernah ikut bareng jamaah ketika ziarah ke tempat-tempat bersejarah.

Oh i see Broe. Saran tempat ziarah bagi yang sudah selesai melalukan rukun umrah.

Setelah kita selesaikan semua rukun-rukun umrah, yang pertama kita cari adalah tempat penginapan (kosan), untuk beristirahat dan menyimpan barang-barang kita, biasanya kalau di Mekkah ada di daerah Misfalah yang harganya lumayan bersahabat dengan kantong mahasiswa, kalau di madinah biasanya di daerah Suq Banggali. Setelah beristirahat membereskan semuanya, lagi-lagi mencari kawan yang jadi guide, selain bisa ziarah gratis kita jga bisa belajar bagaimana menjadi pemandu jamaah ketika ziarah, tempat-tempat yang kunjungi di mekkah biasanya hudaibiyah, musium, Haramain, musium arab kuno, musium kiswah, thaif, jabal nur, jabal tsur, jabal rahmah, peternakan unta, mina, ma'la, maulid rasul, ziarah arab pedalaman. Setelah ziarah mekkah sekitar 3 atau 4 hari biasanya kita kalau ikut jamaah itu, jamaah akan ke madinah, dalam perjalanan ke madinah singgah di Jeddah ziarah ke masjid qishah, kornesy, bakso mang oedin, sesampai dimadinah kita ziarah ke masjid nabawi, raudhah, makam rasulullah,pemakaman baqi', jabal uhud, masjid bilal, masjid quba, masjid qiblatain, kebun kurma, masjid sab'ah, masjid jum'ah, musium Al-Quran, dan tempat-tempat ziarah lainnya, setelah jamaah bertolak ke indonesia kita boleh kembali ke mekkah boleh menetap di madinah, dan jika ada yang membutuhkan guide kita juga udah siap.

Pengalaman terakhir donk Broe Azri.

Pengalaman saya ya, setelah menyelesaikan umrah, membadalkan umrah untuk keluarga yang sudah tiada, saya memilih langsung ke Madinah sebelum ziarah kota Mekkah, karena malu rasanya sudah sampai ke negeri Rasulullah saw tapi tidak bersegera untuk menziarahi baginda rasul saw. Kemudian mulai cari jamaah ziarah ke tempat-tempat bersejarah di madinah setelah beberapa hari ziarah ke rasulullah saw juga Raudhahnya. Kemudian ziarah Mekkahnya ketika kembali dari Madinah.

*
Mahasiswa tingkat I Dirasat al-Islamiyyah, Universitas Al-Azhar.

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top