Sekularisme dan Pengaruhnya Terhadap Islam
Oleh: Muhammad Farhan*
|
Image by J.P.Moreland |
Islam adalah agama kasih sayang bagi semesta alam. Dalam islam, seluruh kegiatan manusia mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi telah diatur oleh Allah Swt melalui Al-quran dan hadits. Mulai dari perilaku dan sikap seorang manusia yang baik. Mulai dari ketenangan dhahir dan batin. Bahkan tata cara masuk dan keluar kamar mandi.
Islam, adalah agama yang tidak mengikuti zaman. sebaliknya zaman yang akan mengikuti dan berkolaborasi dengan islam. Tidak hanya kegiatan dan aktivitas manusia sehari-hari, bahkan mulai aspek rumah tangga hingga sebuah Negara telah Allah tetapkan aturan dan norma-norma keadilan.
Namun dalam beberapa dekade ini, muncul sebuah pemikiran dan gagasan dari Eropa yang mencetuskan bahwa sebuah negara harus terlepas dari ikatan keagamaan. Dalam makna lain, agama tidak boleh ikut campur dalam politik kenegaraan. Pemikiran tersebut adalah sekularisme.
Pengertian Sekularime
Kata sekular atau sekuler diambil dari bahasa latin, yaitu Saeculum yang memiliki dua segi pemaknaan, waktu dan lokasi. Penjabarannya ialah waktu yang berinisial sekarang sedangkan lokasi mengarah pada makna dunia. Adapun sekularisasi adalah sebuah pemikiran untuk meruntuhkan pengaruh gereja dalam campur aduk pemerintahan dan politik Negara. Pula, sekularisme ialah gerakan yang menyeru kepada kehidupan duniawi tanpa urusan suatu agama.
“Sekularisme,” begitu Sayid Qutub menyatakan, “merupakan pembangunan struktur kehidupan tanpa dasar agama. Karena itu, sekularisme bertentangan dengan islam, bahkan merupakan musuh islam paling berbahaya.”
Akan tetapi, menurut Nurcholish Madjid. Sekulerisme bukanlah ide yang menentang dari akidah islam. Dan juga tidak men-sekulariskan muslim, sebaliknya sekularisasi bersifat untuk menduniawikan hal-hal dunia bagi seorang muslim dan melepaskan kecenderungan untuk meng-ukhrawikan-Nya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian sekularisme berbeda-beda dalam pandangan seorang pemikir dan filosof. Ada yang menafsirkan sekularisasi adalah biang dari kemerosotan kemajuan muslim. Dan adapula yang menafsirkan bahwa sekularisme adalah sebuah pemikiran yang “membedakan” konsep pemikiran seorang muslim, antara duniawi dan ukhrawi. Bukan untuk “memisahkan”.
Sejarah Sekularisme dan Penyebarannya di Eropa
Jika ditelusuri lebih dalam, asal muasal sekularisme berakar dari bumi belahan Eropa. Karena kesalahan-kesalahan fatal yang diterapkan oleh gereja. Salah satunya ialah, menjual tiket surga bagi pemeluknya dengan harga yang sangat mahal. Anehnya, setelah tiket tersebut dibeli. Maka dia akan bebas dari perbuatan dosa bahkan bebas untuk melakukan hal-hal semena lain yang menjerumuskannya berdosa kembali.
Dan tidak hanya itu, Gereja juga menyalahkan beberapa tokoh penemuan seperti Copernicus, Gradano, Galileo dll. Karena penemuan mereka yang bertentangan dengan keyakinan aliran Gereja. Antara fakta dan keyakinan memang selalu terjadi ketidakpahaman. Bahkan hal tersebut semakin memperkuat kebenaran paham sekularisme. Jika dipahami dengan Logika tanpa keyakinan kuat, Fakta akan lebih cenderung dengan kebenaran dengan pembuktian-pembuktiannya. Lain halnya keyakinan aliran gereja, hanya bagi mereka kuat doktrin yang akan tetap bertahan. Apalagi sikap pendeta gereja yang semakin menyimpang. Dengan begitu, ketajaman pengaruh sekularisme semakin runcing dan sangat sesuai diterapkan.
Pada tahun 1789 M, dibawah kepemimpinan Martin Luther. Muncul gerakan menentang pihak agama dan Gereja di Perancis. Kemenangan berpihak atas Martin, maka Perancis menjadi Negara pertama yang menetapkan sistem Negara tanpa Agama. Setelah itu, muncul berbagai paham yang serupa sekularisme seperti darwinisme, Freudisme, Eksistensialisme bahkan Ateisme yang menganggap bahwa Tuhan telah mati. Tidak hanya di Perancis, segala bentuk pemikiran yang ada kala itu, tersebar keseluruh Eropa. Agama dipinggirkan dari segala bentuk kehidupan. Agama hanya menjadi simbol tanpa pengamalan. Sebaliknya, para saintis semakin giat mempelajari segala konsep-konsep alam dan pemikiran sains modern.
Baca Juga: Menyoal Perbedaan, Haruskah?
Tersebarnya Sekularisasi Dunia Islam
Sejarah penyebaranya tidak hanya menjangkiti Negara-Negara Eropa, paham ini terus berkembang dan memasuki ranah Islam. Pada abad ke-20. Layaknya benalu, sekularisme mulai menjangkiti dan meliliti pohon besar islam. Akar-akarnya tumbuh runcing tertancap dan merampas Negara Islam. Kebencian Eropa terhadap umat islam sangat saklar dan menguat, sebab Islam berangsur-angsur memimpin Dunia. Hanya beberapa dekade kekalahan umat islam.Namun, kembali bangkit dan berkuasa. Perekonomian Eropa semakin terpuruk ketika gereja mengukuhkan berbagai keyakinan-keyakinan yang tak sesuai dan menyudutkan pemeluknya. Masa ini dikenal dengan The Dark Age. Segala aspek kehidupan bernegara berada dibawah pengaruh gereja.
Dengan dasar dendam terhadap umat islam, para pemikir orientalis dari Barat terus menyebarkan berbagai pemikiran mereka. Bagaimana caranya islam harus terpecah-pecah dalam aspek kehidupan bermasyarkat dan Negara. Dengan berbagai persoalan umat, Islam akan hancur dengan dengan sendirinya. Dan juga dengan menghilangkan ruh Islam. Islam akan runtuh dan berantakan.
Turki Utsmaniyyah,salah satu kerajaan yang harus lumpuh dan menjadi Republik Turki dibawah kepemimpinan Kemal Attaturk yang berideologi Sekular. Selama kurang lebih 5 abad sepertiga dunia berada dalam genggaman Turki Utsmaniyyah. Namun luluh lantak dalam beberapa tahun saja.
Segala bentuk usaha mengahapuskan dasar-dasar islam dan khalifah dilakukan oleh Kemal Attaturk. Ideologi secular menjadikannya semakin membara untuk menghilangkan seluruh nilai dasar keislaman. Bahkan sekolah-sekolah madrasah, Masjid-Masjid ditutup. Azan harus menggunakan Bahasa Turki. Agama islam sangat dipojokkan dan dipinggirkan demi kepentingan Sekularisme. Ironisnya, dasar-dasar Negara Republik Turki diganti dengan asas-asas Italia, German, dll.
Bukan hanya aspek Negara, bahkan aksara arab dihilangkannya. Dan untuk muslimah dilarang memakai jilbab. Sungguh kejam. Hak hak seorang muslim dirampas dan dipaksa dengan kediktatorannya. Bahkan sampai sekarang, pengaruh sekularisme telah menjangkiti berbagai Negara muslim lainnya. Algeria, Tunisia dll yang berada dalam jajahan Perancis. Dan juga Indonesia, Malaysia yang berada dalam jajahan Belanda dan Inggris. Hal ini dapat dipastikan dengan melihat adanya Dualisme dalam tata cara kehidupan bermasyarakat dan Negara. Dimana agama selalu dipisahkan dari halnya sains dan campur aduk dalam politik Negara.
Dengan ini, dapat ditinjau bahwa ideology Islam tidak akan pernah bersatu dengan Ideology Sekularisme. Islam agama yang sempurna dan lengkap. Dari semenjak zaman Nubuwwah hingga Zaman kerajaan Islam tak pernah memisahkan hak campur Agama dalam urusan Negara. Islam tak pernah mengikuti zaman. Sebaliknya zaman yang mengikuti Islam. Jika dipaksakan Islam mengikuti zaman, maka sama halnya yang akan terjadi di berbagai Negara Muslim saat ini. Perpecahan dan kemunduran akan selalu berpihak pada aturan tersebut.[]
Tersebarnya Sekularisasi Dunia Islam
Sejarah penyebaranya tidak hanya menjangkiti Negara-Negara Eropa, paham ini terus berkembang dan memasuki ranah Islam. Pada abad ke-20. Layaknya benalu, sekularisme mulai menjangkiti dan meliliti pohon besar islam. Akar-akarnya tumbuh runcing tertancap dan merampas Negara Islam. Kebencian Eropa terhadap umat islam sangat saklar dan menguat, sebab Islam berangsur-angsur memimpin Dunia. Hanya beberapa dekade kekalahan umat islam.Namun, kembali bangkit dan berkuasa. Perekonomian Eropa semakin terpuruk ketika gereja mengukuhkan berbagai keyakinan-keyakinan yang tak sesuai dan menyudutkan pemeluknya. Masa ini dikenal dengan The Dark Age. Segala aspek kehidupan bernegara berada dibawah pengaruh gereja.
Dengan dasar dendam terhadap umat islam, para pemikir orientalis dari Barat terus menyebarkan berbagai pemikiran mereka. Bagaimana caranya islam harus terpecah-pecah dalam aspek kehidupan bermasyarkat dan Negara. Dengan berbagai persoalan umat, Islam akan hancur dengan dengan sendirinya. Dan juga dengan menghilangkan ruh Islam. Islam akan runtuh dan berantakan.
Turki Utsmaniyyah,salah satu kerajaan yang harus lumpuh dan menjadi Republik Turki dibawah kepemimpinan Kemal Attaturk yang berideologi Sekular. Selama kurang lebih 5 abad sepertiga dunia berada dalam genggaman Turki Utsmaniyyah. Namun luluh lantak dalam beberapa tahun saja.
Segala bentuk usaha mengahapuskan dasar-dasar islam dan khalifah dilakukan oleh Kemal Attaturk. Ideologi secular menjadikannya semakin membara untuk menghilangkan seluruh nilai dasar keislaman. Bahkan sekolah-sekolah madrasah, Masjid-Masjid ditutup. Azan harus menggunakan Bahasa Turki. Agama islam sangat dipojokkan dan dipinggirkan demi kepentingan Sekularisme. Ironisnya, dasar-dasar Negara Republik Turki diganti dengan asas-asas Italia, German, dll.
Bukan hanya aspek Negara, bahkan aksara arab dihilangkannya. Dan untuk muslimah dilarang memakai jilbab. Sungguh kejam. Hak hak seorang muslim dirampas dan dipaksa dengan kediktatorannya. Bahkan sampai sekarang, pengaruh sekularisme telah menjangkiti berbagai Negara muslim lainnya. Algeria, Tunisia dll yang berada dalam jajahan Perancis. Dan juga Indonesia, Malaysia yang berada dalam jajahan Belanda dan Inggris. Hal ini dapat dipastikan dengan melihat adanya Dualisme dalam tata cara kehidupan bermasyarakat dan Negara. Dimana agama selalu dipisahkan dari halnya sains dan campur aduk dalam politik Negara.
Dengan ini, dapat ditinjau bahwa ideology Islam tidak akan pernah bersatu dengan Ideology Sekularisme. Islam agama yang sempurna dan lengkap. Dari semenjak zaman Nubuwwah hingga Zaman kerajaan Islam tak pernah memisahkan hak campur Agama dalam urusan Negara. Islam tak pernah mengikuti zaman. Sebaliknya zaman yang mengikuti Islam. Jika dipaksakan Islam mengikuti zaman, maka sama halnya yang akan terjadi di berbagai Negara Muslim saat ini. Perpecahan dan kemunduran akan selalu berpihak pada aturan tersebut.[]
*Penulis merupakan Mahasiswa Persiapan Bahasa di Daur Al-lughah, Universitas Al-Azhar Mesir.
Posting Komentar