Eksistensi Sabar Menurut Islam dalam Kitab Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah
Oleh: Deffa Cahyana Harits*
(Image: depokpos.com) |
Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah merupakan kitab karangan dari Imam besar Al-Qusyairi yang membahas tentang kajian-kajian ilmu tasawuf. Secara umum ilmu tasawuf merupakan ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menjernihkan hati, mensucikan jiwa, meningkatkan akhlak mulia, membangun lahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi di dunia dan akhirat.
Kitab ini dijadikan asas oleh beberapa Masyaikhul Azhar untuk para mubtadi'in (pemula) yang ingin mendalami ilmu tasawuf, sehingga tak heran jika kitab ini juga dijadikan rujukan pembelajaran bagi mahasiswa Ushuluddin tingkat I Universitas Al-Azhar.
Imam Qusyairi bernama lengkap Abul Qasim ‘Abdul Karim bin Hawazin bin ‘Abdul Malik bin Talhah bin Muhammad Al-Qusyairi An-Naisaburi Asy-Syaf’i, lahir di kota Ustuwa, Naisabur pada 376 H/986 M. Beliaulah yang mengembalikan tasawuf kepada landasan doktrin Ahlus Sunnah wal Jama’ah setelah sempat dituduh menyimpang dengan perbuatan-perbuatan yang mengandung kufarat. Ia juga dikenal sebagai ulama pembela paham Asy’ariyah dari serangan Mu’tazilah, bahkan pernah dipenjara karena membela paham Asy’ariyah, dan melawan ulama-ulama Mu’tazilah.
Imam Al-Ghazali dalam bukunya An-Nusrah An-Nabawiah mengatakan bahwa mendalami dunia tasawuf itu penting sekali, karena, selain Nabi tidak ada satu pun manusia yang bisa lepas dari penyakit hati seperti riya, dengki, hasad dan sebagainya.
Dalam pandangannya, tasawuflah yang bisa mengobati penyakit hati itu, karena pembahasan ilmu tasawuf tak terlepas pada tiga hal dimana ketiga-tiganya sangat dianjurkan oleh Al-Qur’an Al-karim. Pertama, selalu melakukan kontrol diri, muraqabah dan muhasabah. Kedua, selalu berzikir dan mengingat Allah Swt. Ketiga, menanamkan sifat zuhud, cinta damai, jujur, sabar, syukur, tawakal, dermawan dan ikhlas.
Hakikat Sabar
Di antara hal yang sangat berat untuk diamalkan oleh seorang muslim adalah sabar. Sabar memang tidak mudah, sehingga hanya sedikit orang saja yang bisa sabar saat menghadapi cobaan, sabar ketika melaksanakan perintah-Nya atau sabar untuk tidak bermaksiat kepada-Nya.
Di sisi lain, sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.”
Sabar adalah sesuatu yang sangat penting dalam ajaran Islam. Oleh karenanya, Allah Swt. menjadikan sabar sebagai satu sebab dari berbagai sebab atau faktor mendapatkan pertolongan dan kebersamaan bersama Allah Swt.
Syeikh Abu Ali Ad-Daqqaq berkata, "Orang yang sabar akan mencapai derajat yang tinggi di dunia dan di akhirat, sebab mereka telah mendapat derajat kesertaan di sisi Allah Swt".
Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah: 153)
Pembagian Sabar
Sabar dibagi dalam beberapa macam:
Pertama, sabar terhadap apa yang diupayakan seorang hamba melalui amalan-amalannya “kasbun lil ‘abdi”, seperti sabar dalam menjalankan perintah Allah Swt dan sabar dalam menjauhi larangan-Nya.
Kedua, sabar terhadap apa yang tanpa diupayakan “ma laisa bi kasbin lahu”, seperti kesabaran dalam menjalankan ketentuan Allah Swt yang menimbulkan kesukaran baginya.
Abu Abdullah bin Khafif mengatakan, “Sabar ada tiga macam: sabar orang yang berjuang untuk bersabar (mutashabbir), sabar orang yang sabar (shabir) dan sabarnya orang yang sangat bersabar (shabbar).”
Ketika ditanya tentang sabar, Imam Al-Junayd menjawab: “Sabar adalah meneguk kepahitan tanpa wajah cemberut.”
Abu Muhammad Ahmad Al-Jurairy menjelaskan, “Sabar tidaklah membedakan keadaan bahagia atau menderita, disertai dengan ketenteraman pikiran dalam keduanya. Bersikap sabar adalah mengalami kedamaian ketika menerima cobaan, meskipun dengan adanya kesadaran akan beban penderitaan.” Allah subhanahu wata’ala berfirman ;
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan kaitkanlah dirimu kepada Allah”. (Qs. Ali Imran: 200).
Baca juga: Menyoal Perbedaan, Haruskah?
Sabar memang tak mudah, karenanya Allah memberikan pahala tanpa batas. Sabar itu sulit, karenanya malaikat ucapkan selamat atas kesabaran kita. Sabar itu perlu usaha, karenanya Allah senantiasa bersama orang-orang yang bersabar. Wallahu a'alam.[]
Posting Komentar