Ahmad Fikri Terpilih Sebagai Panglima Sanggar Aneuk Nanggroe
Sumber: Dok. KMA |
Tujuan diadakan reuni sanggar ini adalah untuk memperkuat tali silaturahmi antar anggota sanggar dan terus mempertahankan budaya Aceh yang sudah berkembang. Sanggar yang masih aktif dipraktikkan dan ditampilkan dalam berbagai acara, di antaranya adalah: nasyid, tari Rapai Geleng, tari Ratoh Jaroe, tari Saman Gayo, Didong, akustik, khat dan tilawah. Yang terbaru dari Departemen Kesenian tahun ini adanya sanggar seni lukis.
Acara ini dibuka dengan penampilan pembacaan tilawah yang dilantunkan oleh para qari Keluarga Mahasiswa Aceh, di antaranya: Rijalul Haq, Ahmad Fikri, Muhammad Aufa Alwan dan Zawil Kiram. Kemudian acara dilanjutkan dengan ucapan kata-kata sambutan oleh ketua panitia, Tgk. Muazzir Sidqi. Dalam acara ini sesama anggota saling men-sharing kegiatan sanggar oleh masing-masing tim.
Regenerasi anggota sanggar jangan sampai terputus, itu merupakan salah satu sebab elemen sanggar sempat mati suri, ucap Tgk. Muammar Qhadafi, Lc. sebagai ketua sanggar periode 2021-2022. Setelah mendengar beberapa nasehat dari para senior, acara dilanjutkan dengan pemilihan ketua sanggar baru. Terdapat dua kandidat yang diusulkan oleh anggota sanggar, yaitu: Ahmad Fikri dengan jumlah suara terbesar 33 dan Muhammad Dany dengan sebanyak 13 suara. Dengan keputusan yang resmi terpilihlah Ahmad Fikri sebagai panglima sanggar Aneuk Nanggroe periode 2022-2023.
Selamat kepada Tgk. Ahmad Fikri yang telah terpilih sebagai Ketua Sanggar di periode ini dan terima kasih kepada Tgk. Muammar Qhadafi, Lc. atas dedikasi selama satu tahun menjabat. Harapan dari para senior untuk seluruh anggota agar terus memberikan apresiasi penuh terhadap sanggar dan tetap menjaga apa yang sudah diwariskan sebelumnya.
"Saya ingin berterima kasih kepada rekan-rekan semua yang telah mempercayai hamba ini untuk memimpin sanggar selama setahun ke depan. Ya walaupun sebenarnya saya menganggap diri ini masih kurang layak. 'Ala kulli hal berhubung kita sebagai warga KMA yang ketika ditunjuk harus siap, maka saya sangat mengharapkan support, bantuan dan masukan dari rakan-rakan semua untuk sanggar kita bersama agar semakin baik lagi ke depannya. Semoga kita dapat terus menjaga warisan seni dan budaya yang telah diwariskan oleh indatu dan ureung tuha kita di Aceh maupun KMA secara khusus," ungkap pria asal Sabang tersebut.
Acara diakhiri dengan menyantap Mie Caluk yang merupakan makanan khas Aceh dan agenda foto bersama untuk mengabadikan kenangan.[]
Reporter: Salsabila Ulfah
Editor: Syafri Al Hafidzullah
Posting Komentar