Dedikasi Bahasa Arab Dalam Menyatukan Bangsa dan Bahasa Melayu Kuno

Oleh : Muhammad Farhan Sufyan*
Sumber : www.google.com
Bahasa Arab dikategorikan dalam rumpun bahasa semit yang meliputi bahasa-bahasa kuno dan modern, dipertuturkan lebih dari 200 juta jiwa, terutama di Timur Tengah, Afrika Utara dan Afrika Timur. Contohnya seperti Bahasa Akkadia, Suryani, Ibrani dan lain sebagainya. Jauh sebelum diturunkan Alquran, Bahasa Arab telah berkembang pesat sebagai bahasa yang mengungkapkan kesusastraan pelbagai rasa cita dan kebudayaan masyarakat padang pasir.

Sebelum datangnya Alquran dan diutusnya Rasulullah, bangsa Arab hidup dalam keadaan jahiliyyah, yang berarti mengerjakan suatu perbuatan tanpa didasari ilmu. Bahasa yang digunakan juga masih mempunyai tatanan kosakata yang memiliki makna sesuai keadaan kala itu. Pada periode ini, Bahasa Arab disebut sebagai Bahasa Arab Jahiliyyah. Untuk lebih jelasnya lagi, kita ambil contoh kata الله yang telah maklum oleh bangsa Arab dengan makna tuhan. Akan tetapi, tuhan yang mereka sembah bukanlah sesuai dengan konsep ajaran Islam.

Namun, sesudah diturunkannnya Alquran, bahasa Arab berubah menjadi bahasa Islam. Walaupun pada zahirnya, lafadz-lafadz dan istilah-istilah yang sedia itu dalam bahasa Arab, akan tetapi Alquran telah mengubah konsep asasinya dengan mengangkat makna dasar menjadi makna yang sesuai dengan hakikat Islam. Sebagai misal, kata كَرَمَ yang berubah menjadi makna ‘insan yang bertakwa’, dari makna aslinya ‘mempunyai banyak anak laki-laki dan memenangi banyak peperangan’. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa bahasa Arab ialah bahasa Islam pertama yang nantinya akan mempengaruhi hampir 30 bahasa besar di dunia, termasuk di antaranya bahasa Melayu.

Keadaan tanah air Melayu (Asia tenggara sekarang) di era pra-islam sangat erat kaitannya dengan pengaruh Hindu. Sehingga ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa bahasa Melayu kuno aktif menyerap kosakata dari bahasa Sanskerta. Diketahui pula, penulisan bahasanya waktu itu tidak sebagaimana sekarang dengan bahasa latin, tapi ada istilahnya tulisan Pallawa dan Kawi. Tulisan Melayu kuno pula, hanya berlaku di daerah-daerah tertentu, tidak menjadi bahasa resmi seluruh suku Melayu. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya batu-batu bersurat dengan huruf Pallawa di Kedukan Bukit, Palembang.

Namun semuanya berubah ketika Islam datang. Kehadirannya telah mengundang para pedagang bahkan bangsawan berbangsa Arab dengan bahasanya yang agung untuk menyebarkan ajaran mulia ke alam Melayu. Sehingga seiring berjalannya waktu, Islam menjadi agama yang ramah dan dapat diterima oleh mayoritas bangsa Melayu. Lahirlah peradaban baru, sejarah diciptakan dengan adanya kerajaan-kerajaan besar yang menguasai daerah tertentu. Mulai dari Kerajaan Aceh Darussalam, Kerajaan Malaka, Kerajaan Demak hingga Kerajaan Ternate dan lai-lain.

Dari intensitas yang berterusan, dimulai dari awal masuknya Islam hingga munculnya peradaban. Ada fakta unik yang dapat dibuktikan dengan pengaruh bahasa Arab. Yaitu perannya dalam menyatukan seluruh suku Melayu dengan Bahasa dan tulisan. Ketersinambungan antar kerajaan dan kecerdasan diplomatik kerajaan-kerajaan Melayu tak terlepas dari peran Bahasa Arab. Sumbangsih tersebut telah melahirkan sebuah bahasa baru untuk alam Melayu. Yaitu, Bahasa Jawi. Bahkan menjadi bahasa yang dipelajari oleh dunia. Orientalis pun turun tangan menelitinya. Seumpama sekelas Snouck Hugronje juga turut mempelajarinya. Karena bahasa ialah syarat utama menguasai satu wilayah yang akan ditaklukkan kala itu, yakni Aceh.
Sumber : Facebook Akademi Jawi, Malaysia
Untuk membuktikan lebih lanjut, Bahasa Jawi telah menjadi perantara raja-raja Melayu dengan dunia Eropa. Sultan Hayat Ternate kepada King John III Portugal (1521) dan surat Sultan Iskandar Muda Aceh kepada King James I Inggris (1615) dan surat Sultan Abdul Jalil IV Johor kepada King Louis XV Perancis (1719) yang kesemuanya ditulis dalam huruf Arab-Jawi.

Lebih menariknya lagi, setelah dikaji lebih mendalam ternyata bahasa Melayu tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan bahasa Arab. Ini jelas bila ditinjau dari teori linguistik, bahkan kedudukan tanah airnya juga sangat jauh dari tempat asalnya Bahasa Arab. Namun didapati terdapatnya pengaruh dan kesan langsung terhadap bahasa Melayu, lebih-lebih lagi dalam bahasa persuratan yang menggunakan huruf arab, yang dinamakan sendiri oleh bangsa Melayu dengan nama ‘Bahasa Jawi’.

Keluasan dan sifat yang merangkum oleh bahasa Jawi ini dapat dibuktikan dengan penemuan-penemuan naskhah Jawi yang berada di Aceh, di sebelah barat Kepulauan Melayu hingga Ternate, di sebelah timur kepulauan Melayu. Selain penggunaan bahasa Jawi yang meliputi daerah yang begitu meluas. Dapat ditemukan juga, keseragaman dalam penuturan dan ejaan bahasanya seperti yang kita lihat dalam kitab-kitab, syaiir dan hikayat dari abad ke-15 hingga pertengahan abad 20.


Tidak hanya bangsa Melayu, keberadaan Bahasa Arab dan ajaran Islamnya telah mendatangkan minat besar oleh bangsa selain Arab dalam pembaharuan bahasa. Kemasukan istilah serta makna yang menuruti paham Alquran serta pelbagai disiplin keilmuan ke dalam sesuatu bahasa, telah mendorong penggunaan sistem Nahwu bahasa Arab untuk bahasa setempat.

Contohnya dalam bahasa Turki, kita dapati kitab Diwan Lughat al-Turk yang ditulis oleh Mahmud ibn al-Husein (464H/1072M – 469H/1077M). Ada karya, Sihah al-‘Ajam yang dikarang oleh Hindu Syah Nahjawani (900H/1494M) menggunakan kaidah leksiografi Arab untuk bahasa Parsi. Abul Hayyan al-Gharnati juga menuliskan satu buku yang mengurai bahasa Ethophia dan Mongolia mengikuti kaidah Nahwu bahasa Arab. Dalam bahasa Jawi sendiri, kita dapati Raja Ali Haji (1873 M) dalam kitabnya, Bustan al-Katibin Lis-Sibyan al-Muta’allimin dan Kitab Pengetahuan Bahasa.

Pengaruh huruf Arab dan penggunaannya ke berbagai bahasa-bahasa Islam terus berlangsung. Ini disebabkan penyuratan atau penulisan bahasa pada lembaran kertas merupakan salah satu cabang bagi ilmu bahasa. Disebabkan huruf Arab ini juga digunakan dalam Alquran, maka ia dijadikan huruf resmi bagi bahasa dan persuratan bangsa-bangsa Muslimin.

Pemetaan penggunaan huruf Arab hampir mencapai satu pertiga dunia dahulunya. Ini menunjukkan bahwa huruf yang berpunca daripada Alquran telah mencapai tahap universal. Antara bahasa-bahasa besar Islam yang sepenuhnya menggunakan huruf Arab hingga kini ialah bahasa Persia dan Urdu, sementara bahasa Turki, Melayu-Jawi dan Swahili pernah menggunakan huruf Arab secara menyeluruh sebelum diganti dengan resmi dengan tulisan latin. Semuanya, dapat dibuktikan dengan disandarkannya pada manuskrip-manuskrip yang telah diwarisi oleh khazanah persuratan bahasa bangsa-bangsa Muslimin.[]


*Penulis merupakan mahasiswa tingkat IV, fakultas bahasa Arab dan sastra, Universitas Al-Azhar. 

Editor : Muhammad Asyraf Abdullah. 





Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top