Adakan Haflatul Khitam di Meuligoe KMA, Syekh Faozi Konate Hadir Sebagai Tamu Utama

Sumber: Dokumen Pribadi

Sejarah baru kembali diukir di rumoeh endatu, Meuligoe KMA Mesir.  Untuk pertama kalinya, Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) mengadakan Haflatul Khitam pada hari Sabtu (18/3) atas selesainya program Beut Ilme Alat (Kajian Ilmu Alat) lanjutan yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan untuk anggota Seulanga (mahasiswa keberangkatan tahun 2021). Menariknya, acara ini dihadiri langsung oleh Syeikh Sidi Faozi Konate, guru panutan dalam menempuh manhaj menguasai ilmu bahasa Arab.

Sejak satu tahun yang lalu, diawali dengan kajian Tuhfatus Saniyah Syarh Matan Ajurrumiyah dalam ilmu nahwu, baik banin maupun banat Seulanga. Dibimbing oleh senior-senior KMA yang mumpuni dalam bidangnya. Kemudian, dilanjutkan dengan kajian kitab al-Inba' bi Syarh Matn al-Bina’, dalam ilmu sharaf. Adapun ilmu mantiq, kitab Idhah al-Mubham min Ma’ani as-Sullam dijadikan sebagai panduan.

Tanpa terasa, serangkaian kegiatan Beut Ilme Alat sebagai jenjang awal yang harus ditempuh thullaabul ilmi rampung dijalani oleh peserta. Bahkan, kajian ini disambut antusias oleh anggota ikhwan, sehingga ikut menyelesaikan kitab Risalah Jam’iyyah dalam ilmu fiqih. Demikian pula, menjadi tangga bagi mereka untuk hadir di kajian masyaikh-masyaikh yang bertutur bahasa Arab fusha. Sebagaimana anggota akhwat saat ini ikut menghadiri beut tauhid, yaitu kitab Kharidah al-Bahiyyah bersama Syeikh Ayyub Al-Jazairiy.

Atas gagasan Tgk. Farhan Sufyan sebagai koordinator Dep. Pendidikan, ‘Beut Ilme Alat Lanjutan’ diselenggarakan guna mengarahkan pelajar untuk mempraktik kembali teori-teori yang didapat pada kajian sebelumnya. Dalam hal ini, kitab Syarh al-Kafrawi ala Matn al-Ajurrumiyah menjadi panduan, atas rekomendasi dari Syeikh Faozi Konate. Kajian ini dibimbing langsung oleh senior KMA yang senantiasa ber-talaqqi kepada beliau secara rutin. Bahkan, Sang Guru yang kerap diberi gelar ‘Sibawaih’ dari Afrika tersebut memberi dukungan penuh agar kelak semakin banyak mahasiswa Azhar yang menempuh manhaj sahih dalam menuntut ilmu bahasa Arab.

Hal ini menjadi penguat tersendiri bagi para penyelenggara, begitu pula para pembimbing kajian. Meskipun kerap kali mereka menerima keluhan dari peserta dalam proses belajar, namun jalan yang ditempuh di bawah doa dan himmah sang guru, niscaya akan sampai pada dermaganya.

Tiba pada puncaknya, Syeikh Faozi bersedia memenuhi undangan dalam acara Haflatul Khitam. Sebagai bentuk menanamkan kembali himmah belajar, beliau dimintai untuk membacakan bab Iradah dari kitab Idzhatun Nasyi’in, karya Syeikh Musthafa Al-Ghalaayiini. Ini menjadi momen yang begitu berharga bagi angkatan Seulanga bahkan semua mahasiswa KMA yang berhadir saat itu.

Acara ini turut didukung dan dihadiri oleh orang tua KMA, majelis syura dan segenap dewan pengurus. Begitupun lembaga-lembaga di bawah Dep. Pendidikan ikut meramaikan dan mengambil istifadah dari acara besar ini. Di antaranya; anggota  Rumoeh Beut, Sahah Aceh, pembina dan ketua madrasah kajian fakultatif dan halaqah quran KMA.  

Pada puku 14:30 waktu Kairo, acara dimulai dan dibuka oleh Tgk. Ikmalul Hadi sebagai pemandu acara. Kemudian, pembacaan ayat suci Al-Quran yang dilantunkan oleh Tgk. Sayed Musyraf. Selanjutnya, penyampaian kata sambutan oleh Tgk. Muhammad Farhan Sufyan selaku koordinator Dept. Pendidikan.

Dalam sambutannya, Tgk. Farhan menceritakan sekilas latar belakang yang meyakinkan beliau untuk mewujudkan acara ini. Bermodalkan 16 orang ikhwan Seulanga yang berhasil menghafal matan Ajurrumiyah dengan sistem halaqah quran, begitu pula akhwat Seulanga yang rampung menyetorkan hafalan bersamaan dengan selesainya kajian. Tgk. Farhan membawa nama-nama tersebut kepada Syeikh Faozi dan menyampaikan kabar gembira itu. Dengan bangga dan merasa takjub, Sang guru berjanji akan hadir ke Meuligoe KMA untuk menyampaikan motivasi kepada para penuntut ilmu.

Sejurus kemudian, tiba waktunya kepada Tgk. Budi Triono, Lc. sebagai ketua KMA untuk menyampaikan sambutan. Dalam kesempatannya, ia mengucapkan apresiasi kepada anggota Seulanga yang berhasil meraih banyak prestasi di bidang ilmiah pada festival KMA yang diadakan beberapa waktu yang lalu. Hal ini menunjukkan, bongkahan semangat anggota Seulanga untuk mengambil andil di setiap bidang, khususnya yang berkenaan dengan kemajuan pendidikan. Semoga hal ini senantiasa dipertahankan supaya tak luput dari dampak positif yang didambakan.

Baca juga: Festival KMA 2023 Berakhir, Angkatan Seulanga Raih Juara Umum

Sumber: Dokumen Pribadi


Setelah itu, kata sambutan disampaikan oleh koordinator majelis syura, Tgk. Thaiburrifqi Ananda Lc. Dipl. Ia mengutip dari ibarat yang tertera dalam kitab Idzatun Nasyi’in bab iradah. Yaitu kalam sufiyyah, yang berbunyi “Inna lillahi ‘abdan idzaa araaduu araada..” Allah Swt. memiliki hamba-hamba yang apabila punya kemauan yang kuat, niscaya Allah Swt. berkehendak. Berangkat dari kalimat tersebut, Tgk. Thaiburrifqi menganalogikan suksesnya acara hari ini sebagai bentuk kemauan dan azam Tgk. Farhan dalam menggerakkan dunia pendidikan (jawwul ilmi) di kalangan KMA, maka Allah Swt. mewujudkannya dengan mendatangkan sosok Syeikh Faozi sebagai keberkahan di Meuligoe KMA.

Setelah sekian sambutan yang luar biasa, agenda selanjutnya adalah penyerahan penghargaan ‘Beut Ilme Alat’ kepada peserta yang berhasil meraih nilai terbaik pada ujian akhir setiap materi. Dalam maddah nahwu, Tgk Zulfa Fhonna dan Tgk. Viniyya Lilkhabir dinyatakan sebagai peraih nilai terbanyak. Tgk. Muhammad Zamzami dan Tgk. Intan Quratul ‘Aini sebagai peraih nilai tertinggi dalam ujian ilmu sharaf.

Lantaran waktu shalat asar telah tiba, para hadirin diarahkan untuk melaksanakan shalat berjamaah di Meuligoe. Setelah selesai, pada hadirin bersama-sama membacakan matan al-Ajurrumiyah sembari menunggu ketibaan sang guru yang menjadi tamu utama di hari itu.  

Selepas beberapa menit berlalu, Syeikh Faozi tiba. Diiringi dengan shalawat penyambutan, Syeikh Faozi melangkah begitu gagah menuju tempat duduk yang telah disiapkan. Dengan jubah khas berasal dari Pantai Gading Afrika Barat, yang beliau kenakan saat sidang Magister itu senada dengan kupiah khas Aceh yang dipakai pertama kali untuk menghadiri Haflah Khitam. Kedatangan beliau, kembali membius kami dengan semangat yang membara untuk siap menyimak mutiara-mutiara faidah yang keluar dari lisannya.

Pada kesempatan kali ini, Tgk. Ade Sidratul Aminsyah dipercayai menjadi moderator. Dengan lugas, ia menyampaikan kalimat sambutan kepada Syeikh serta membacakan biografi sebelum masuk ke sesi pembacaan kitab.

Syeikh Faozi hari itu seakan Sibawaih yang kita kenal selama ini. Sebagaimana pada majelis yang diisi oleh Syeikh biasanya, beliau menjelaskan setiap kata dalam kitab setelah dibacakan oleh seorang muqri’. Dengan tutur kata yang rapi dan penuh sastra, syarahan kitab bertambah megah diiringi dengan nasehat-nasehat berkenaan dengan kemuliaan ilmu.

   Sumber: Dokumen Pribadi

 

Dalam penjelasannya, Syeikh memaparkan bahwa bab iradah merupakan sebuah judul besar mengenai sebuah maqalah, yang menjadi bab inti dalam kitab ini, terlebih bagi penuntut ilmu. Yang mana, iradah (kemauan) merupakan penghulunya setiap akhlak. Hal ini senada dengan hadist niat yang ikut tertera di dalam bab ini, sebagai dalil naqli akan pentingnya mengutamakan niat beserta azam yang kuat sebelum melakukan setiap pekerjaan. Dan masih banyak lagi maklumat berharga yang beliau jelaskan seiring dibacakannya setiap paragraf dalam bab tersebut.

Tak terasa, satu jam lebih perhatian kami tenggelam dalam lautan ilmu yang beliau bentangkan. Sang guru pun mencukupkan bacaan dan mempersilakan hadirin untuk memberi pertanyaan. Tak mau buang kesempatan, dengan semangat yang menggebu-gebu, satu persatu peserta silih berganti bertanya dan meminta nasehat dalam belajar. Saat dirasa cukup, maka moderator pun menutup acara dengan khidmat setelah Syeikh Faozi menjawab setiap pertanyaan kemudian mengakhirinya dengan memanjatkan doa.

Kemudian, disusul oleh sesi penyerahan cinderamata dan perfotoan.  Setelah melaksanakan shalat magrib berjamaah, Syeikh Faozi diarahkan ke ruang sekretariat untuk menikmati jamuan makan malam yang telah disediakan.

Demikian, sekilas momentum pada hari yang istimewa di Meuligoe KMA. Kehadiran Syeikh Faozi membakar kembali semangat kami dalam menuntut ilmu. Mengajarkan bahwa kemauan  akan  membawa setiap insan kepada yang dicita-citakan. Kecintaannya kepada ilmu dan para penuntut ilmu terlihat dari kesungguhan setiap beliau mengajar dan lisan yang senantiasa mendoakan muridnya. Allahu yaftah alaik futuhal ‘arifin Kalimat yang kerap kali beliau ucapkan. Semoga Allah Swt. menjaga guru kita dan melimpahkan taufiq serta kefutuhan agar kelak kita diberi kemudahan dalam menempuh jalan para pejuang ilmu.[]

 

Reporter: Siti Humaira Asrah

Editor: Muhamad Asyraf Abdullah

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top