Al-Athfalu Yasaluna Al-Imam (Anak-Anak Bertanya kepada Imam) Part II

Oleh: Dhira Majid*
Sumber: Al-Yaumu As-Sabi'
Wahai Imam!, Ibuku berkata kepadaku: “Jangan bermain dengan temanmu yang non-Muslim. Karena seseorang akan mengikuti agama temannya”. Apakah itu benar?

Wahai anakku, bermain dengan teman non-muslim tidak mengapa dan itu dibolehkan. Jika perbedaan agama menyebabkan ibumu melarang pertemanan ini, maka diskusikanlah terlebih dahulu dengannya.

Apabila bermain dengan teman non-muslim atau muslim dan hal tersebut membuat ibumu marah, maka kamu harus menaati perintah ibumu dan menahan diri untuk tidak berteman dengannya. Hal ini untuk mematuhi perintah ibumu dan menyenangkan hatinya. Ibumu mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Berteman merupakan hal yang mubah (dibolehkan) akan tetapi menaati orang tua merupakan kewajiban.

Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra’: 23).

Sumber: Abdurrahman Abu Bakar
Wahai Imam, teman sekolahku berkata kepadaku: “Pertemanan saya dengan teman non-muslim hukumnya haram.”Apakah itu benar?

Perkataan temanmu tidak benar. Berteman dengan teman non-musim hukumnya boleh, tidak mengapa. Al-Quran menjadikan hubungan antara muslim dan non muslim sebuah kebaikan dan keadilan, bukan dengan cara pengasingan, pengabaian dan permusuhan. Allah Swt berfirman, yang artinya:

Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (Q.S. Mumtahanah: 8).

Sumber: Abdurrahman Abu Bakar
Wahai Imam!, Apa yang akan kita dapatkan di surga? Apakah di surga ada permainan?

Surga tujuan semua manusia, tempat keabadian. Didalamnya terdapat kenikmatan yang tidak dapat dibayangkan oleh akal.

Dari Sahl bin Sa’ad, berkata: “Aku menghadiri majlis Rasulullah Saw, di majelis itu beliau menggambarkan surga hingga selesai, diakhir pembicaraan beliau bersabda : ‘Didalamnya terdapat sesuatu yang belum dilihat oleh mata, dan belum pernah di dengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas dalam hati manusia.’ Setelah itu Rasulullah Saw membaca ayat Alquran yang artinya, “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.(Q.S. Sajadah: 16-17). (H.R. Muslim, 2825).

Dari Abu Sa’id, r.a dan Abu Hurairah, r.a., Rasulullah Saw bersabda: “Tatkala ahli surga masuk ke dalam surga, mereka di seru dengan kata kata: “Kalian akan selalu sehat tidak akan pernah sakit, kalian akan hidup selamanya tidak akan mati, kalian tetap akan muda tidak akan tua, dan kalian akan selalu merasakan kenikmatan tidak akan pernah putus.(H.R. Muslim, 2837).

Dari Abu Hurairah, r.a, Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya derajat salah seorang dari kalian yang paling rendah dari surga adalah derajat di mana (Allah Swt) berkata kepadanya, ‘Berangan-anganlah!, lalu dia berangan-angan. Kemudian Allah Swt bertanya kepadanya, ‘Apakah kamu telah berangan-angan? ‘ Dia menjawab, ‘Ya.’ Lalu Allah berkata kepadanya, ‘Kamu sungguh telah mendapatkan sesuatu yang kamu angan-angankan, dan sesuatu yang semisalnya.’” (H.R. Muslim, 182).

Wahai anakku, di dalam surga terdapat semua yang baik yang diangan-angankan oleh manusia. Di dalam surga kita akan mendapatkan semua mainan yang diinginkan dan yang diangan-angankan. Di surga nanti kamu juga akan disibukkan oleh hal-hal lain yang lebih indah dan lebih baik yaitu melihat Allah Swt dan memuji-Nya, juga menikmati segala kenikmatan yang belum pernah kamu lihat di dunia. Jadi berusalah menjadi ahli surga terlebih dahulu, setelah itu kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan.


Sumber: Abdurrahman Abu Bakar
Wahai Imam!, Anjingku mati, apakah aku bisa melihatnnya disurga?

Surga tujuan semua manusia, tempat keabadian. Didalamnya terdapat kenikmatan yang tidak dapat dibayangkan oleh akal, terdapat segala kebaikan yang diinginkan oleh manusia. Wahai anakku, semua yang kamu inginkan akan kamu dapatkan. Kamu akan disibukkan dengan berbagai kenikmatan yang Allah Swt sediakan kepada penghuninya. Oleh karena itu anakku, berusahalah terlebih dahulu untuk menjadi penghuni surga, sehingga kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.

Di dalam surga hanya terdapat hal-hal yang baik dan tidak ada hal-hal yang buruk. Jika kamu menjadi penghuni surga dan ingin melihat anjingmu, maka Allah Swt akan menciptakannya untukmu dalam bentuk yang terbaik dan terindah untuk di lihat. Allah Swt berfirman yang artinya:

Ganjaran di negeri akhirat itu di antaranya berupa surga-surga ‘Adn yang mereka masuki, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Di dalam surga-surga itu mereka mendapatkan segala apa yang mereka inginkan. Demikian Allah Swt memberi balasan kepada orang yang bertakwa dengan sepenuh hati.(Q.S. An-Nahl: 31).

Sumber: Abdurrahman Abu Bakar
Wahai Imam, Apakah aku akan bertemu orang-orang yang aku cintai seperti keluargaku dan temanku di surga?

Surga adalah tujuan semua orang, untuk mendapatkannya diperlukan kesungguhan dan ketekunan dalam ketaatan kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw. Jika kamu, keluargamu, dan temanmmu merupakan penghuni surga maka kamu akan melihat mereka di surga, saling mengunjungi dan saling menikmati kenikmatan yang ada di dalam surga. Allah Swt berfirman, yang artinya:

Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.(Q.S. Al-Waqiah: 15-16).

Jadi, bersungguh-sungguhlah menaati Allah Swt dan Rasul-Nya sehingga kita bisa menjadi penghuni surga dan berjumpa dengan orang-orang yang kita cintai.

Sumber: Abdurrahman Abu Bakar
Wahai Imam, Ibuku selau berkata kepadaku: “Kebersihan sebagain dari pada iman”. Apakah jika aku mencuci tangan dan wajahku aku akan mendapatkan pahala?.”

Islam menjadikan kebersihan dan kesucian sebagian dari iman. Rasulullah Saw bersabda: “kebersihan adalah syarat dari iman. (H.R. Muslim, 223).

Hadis ini menegaskan kepedulian Islam terhadap kebersihan. Jika mencuci wajah dan tangan dengan tujuan menjaga kebersihan dan kesucian maka hal itu merupakan bagian dari pada iman dan akan mendapatkan pahala di sisi Allah Swt.

Sumber: Abdurrahman Abu Bakar
Wahai Imam, bagaimana saya bisa mengalahkan godaan Syaitan?

Syaitan bertekad untuk menumbuhkan permusuhan antara manusia dengan manusia yang lainnya. Menjauhkan manusia dari segala kebaikan melalui bisikan dan godaannya. Allah Swt berfirman yang artinya:

Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.(Q.S. Shaad: 83)

Sorang muslim harus mencari sebab-sebab yang dapat melindungi dirinya dari godaan Syaitan. Ada beberapa cara yang diajarkan oleh syariat untuk melindungi manusia di godaan syaitan, di antaranya,

1. Minta perlindungan kepada Allah Swt

Allah Swt berfirman, yang artinya:

Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.(Q.S. Al-A’raf: 200).

2. Membaca Al-Muawwidzatain yaitu surat Al-Falaq dan An-Nass

Rasullullah Saw berkata kepada salah seorang sahabatnya: “Maukah aku beritahu kepadamu sesuatu yang paling baik digunakan untuk berlindung?”, sahabatnya menjawab: “Iya wahai Rasulullah Saw.” Beliau pun berkata: “Yaitu qul a’uzubirabbil falaq dan qul a’uzubirabbinnas(H.R. Ahmad, 15448).

Rasulullah Saw juga meminta perlindunngan melalui dua surat ini setiap malam ketika ingin tidur. Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang membaca kedua surat tersebut bersama surat al-ikhlas tiga kali di sore hari dan di pagi hari niscaya itu akan mencukupinya.

3. Membaca ayat kursi di pagi hari, sore hari, setelah shalat, dan sebelum tidur.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw bersabda: “Jika kamu hendak beranjak ke tempat tidur maka bacalah ayat kursi, niscaya Allah Swt akan senantiasa menjagamu dan syaitan tidak akan mendekatimu hingga pagi.(H.R. Bukhari, 3275).

4. Membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah

Rasulullah Saw: “Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah pada malam hari, niscaya kedua ayat itu akan mencukupinya.(HR. Bukhari, 4008).

*Penulis merupakan Mahasiswa Tingkat 2 Jurusan Syari'ah Islamiyyah, Fakultas Dirasat Islamiyyah wa Al-'Arabiyyah, Universitas Al-Azhar, Kairo

Editor: Muhammad Arief Munandar

Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top